Mereka bertiga sedikit tercengang. Seperti yang ada di cerita--Akahito adalah prajurit monster yang ingin menguasai seluruh dunia. Tapi disini, gambaran menampilkan Akahito berpenampilan layaknya seorang bangsawan, dengan pakaian khas bangsawan dengan rambut merah cukup panjang yang begitu lembut. Wajahnya bersinar layaknya matahari dan senyumannya yang memikat.

"Akahito Tampaann!!!!" Kaget Akari.

"Bukannya Akahito itu adalah monster?" Tanya Ren.

Hana sedikit pusing menerima pertanyaan dari mereka berdua.

"Kekuatannya belum pulih sebelumnya. Wujudnya sebagai manusia hanyalah sementara. Jika kekuatannya sudah pulih sepenuhnya...-"

"Apa yang akan terjadi selanjutnya?" Tanya Akari.

"Aku tidak yakin. Tapi kekuatan Akahito sangatlah berbeda. Dia sangat kuat.
Dia bisa saja menghabisi satu serikat dengan satu serangan saja."

"Satu serikat ya?" Gumam Ren dengan memegang dagu dengan tangan kanannya.

"Hana-chan..." panggil Akari.

"Ada apa?"

"Jangan lupa besok ajari kami untuk menjadi Penyihir sekaligus menjadi Pasukan Mistis yang hebat!
Mohon bantuannya!
Kau bisa percayakan itu semua kepada kami!" Akari menunduk hormat.

Kedua pipi Hana memerah seketika.

"Jangan lupa! Hana-chan!" Akari tersenyum.

"Baik!" Hana membalas senyum.

"Yare-yare (Ya ampun).. dramatis sekali kalian berdua ini..
Sebentar.." keluh Ren. Dia tak terlalu suka dengan adegan seperti itu.

Ren mengambil ponsel yang ada di saku celana kanannya. Ponsel sudah berada di genggamannya. Dia benar-benar tidak sadar jika tadi sudah menghubungi Author [Mystical Savior] selama lima jam lamanya waktu melawan monster yang mirip Hulk tersebut.

Dia mengecek sisa pulsanya.

400.000. Itulah sisa pulsanya saat ini. Dia tidak begitu terkejut jika sisa pulsanya masih sangat banyak. Wajar saja jika mempunyai sebanyak itu karena dia jarang menguhubungi seseorang di handphonenya itu.

"400.000 ribu ya? Hmm.."

"Ada apa, Ren-san?" Tanya Hasekura dengan lembut.

"Tidak.. tidak.. aku hanya ingin mengecek sisa pulsaku saja. Karena waktu pertarungan tadi aku sudah menghubungi si Author selama lima jam dan belum sempat aku untuk mengeceknya," jelas Ren.

"Begitu 'ya?"

"Puu..pulsamu banyak sekali.." kaget Akari.

"Ini sudah biasa. Tapi yang aku inginkan saat ini adalah diskon besar-besaran di mall," jawab Ren.

"A-pa kau tidak mengenalku seutuhnya?" tanya Akari

"Kenal.  Kau kan Akari."

"Bagaimana bisa dia lebih kaya dariku!!!!" Akari gelisah. Dia tak terima jika Ren lebih kaya darinya. Karena pulsa yang dimiliki Ren sangat banyak. Meskipun Akari juga merupakan anak kaya, tapi dia tak pernah membeli pulsa hingga sebesar itu.

"Kenapa kau ini?" Tanya Ren dengan muka datar.

"Baiklah! Jangan lupa untuk besok, ya!" Hana mencoba mengingatkan kepada mereka yang masih ribut.

Selama kurang lebih empat puluh menit di kediaman Hana, mereka bertiga memutuskan untuk kembali ke dunia manusia karena disana mereka juga melakukan kehidupan seperti biasanya.

Sudah berdandan cantik, rambut diuraikan dengan pakaian khas ala kerajaan. Mizuo akhirnya keluar dari kamar. Alangkah kagetnya jika ruang tamu sudah sangat sepi dan hanya ada Hana yang sedang menutup buku yang jatuh di tanah.

Mizuo menggaruk rambutnya bingung. Kemana mereka semua?

"Ke..kemana mereka bertiga?" Tanya Mizuo.

"Apa kau tadi tidak dengar jika ada suara mereka yang gaduh disini?" Balas Hana yang sibuk membaca buku tersebut.

"Uhh.. aku tidak mendengarnya sama sekali.." jawab Mizuo.

"Mereka sudah kembali.."

"Tidaaakk!!! Padahal aku ingin terlihat cantik di mata Ren yang tampan!!!" Teriak Mizuo dengan perasaan menyesal.

Keesokan harinya, sesuai dengan perjanjian kemarin. Mereka bertiga siang ini akan menuju ke Serikat dimana seluruh penghuninya adalah penyihir. [Serikat Sgemoru] yang akan menjadi tujuan pertama mereka.

Tujuan Hana kali ini adalah untuk memperkenalkan mereka bertiga kepada penyihir yang tinggal disana. Tidak lupa untuk berlatih dengan keras untuk menjadi penyihir yang kuat.

Letaknya memang tidak cukup jauh, jika berjalan kaki mungkin saja membutuhkan waktu yang lama serta menguras tenaga yang banyak. Maka dari itu, Hana mengambil beberapa sapu--sapu terbang yang akan menjadi kendaraan mereka disini.

Sebenarnya sapu ini juga dikhususkan untuk penyihir dan bukan untuk penduduk biasa. Tapi untuk mereka bertiga adalah pengecualian, karena mereka sudah termasuk bagian dari penyihir baru.

Mereka bertiga memandang takjub sapu yang cukup lebat itu. Hana menyuruh mereka bertiga untuk segera menaiki sapu tersebut. Tidak ada penjelasan yang cukup banyak dari Hana.

"Hey bisa kau jelaskan bagaimana cara menggunakannya?" Tanya Ren lesu. Dia tampak tidak bersemangat hari ini. Seperti biasanya.

"Biar aku yang akan memberikan perintah nanti. Sekarang kau tetap naiki sapu itu."

"Ok," balas Ren singkat.

"Baiklah.. ayo kita pergi ke Sgemoru!" Perintah Hana.

Sapu itu dengan perlahan mulai terbang ke atas. Akari sepertinya takut dengan ketinggian, dia hanya bisa memejamkan kedua matanya dan tidak berani melihat apa yang ada dibawahnya.

"Seseorang... tolong aku....!!" rintih Akari.

"Jangan takut, Akari!"

"Mama..!! Papa!!" takut Akari sekali lagi."

"Dasar cengeng," gumam Ren sambil menatap Akari datar.

Mystical SaviorWhere stories live. Discover now