3. 밤편지 [A Mail For Night]

Start from the beginning
                                    

Donghae lagi-lagi hanya terdiam, menundukkan kepalanya. Semenjak kecil, ia tidak pernah berani melawan Lee Dong Wook, seorang pengusaha ambisius dan juga cukup keji karena berani menempuh jalan hitam sekalipun agar ia dapat mengembangkan sayap perusahaannya. Dan sialnya, pria ambisius itu notabene ayah kandung Lee Donghae. Yang tentu, menaruh harapan tinggi pada Donghae agar pemuda itu dapat meneruskan hasil jerih payahnya.

"Berikan saja itu pada Dong Hwa hyung nanti, Appa.. Atau bahkan Jeno. Dia menyukai hal-hal semacam ini."

"Kau anak laki-lakiku yang paling aku percayai! Tentu kaulah yang harus memegang perusahaan terbesar milikku ini."

"Tapi.."

"Aniyo! Aku tidak menerima bantahan siapapun. Bulan depan, berangkat ke Inggris! Aku sudah mengurus segalanya disana." Donghae membelalakkan matanya, "Bulan depan?" bisiknya tak percaya. [Tidak!]

"Musik adalah segalanya untukku, Appa! Aku tidak tahu harus bagaimana tanpa itu!" protes Donghae putus asa. Dong Wook mendecih, "Kenapa kau harus mewarisi darah seni sialan itu dari Ibumu, huh? Ckck.. wanita tak berguna. Untuk apa dia melahirkan anak semacam ini?" ucapnya keji tanpa memikirkan perasaan orang lain yang mendengarnya.

Donghae menahan kepalan tangannya yang sudah siap melayang kapanpun. Ia merasakan darahnya mendidih, mendengar hal buruk tentang Ibunya meluncur begitu saja dari mulut seseorang. Yang lebih parahnya adalah ayah kandungnya yang juga pastinya suami dari ibunya tersebut.

Srekk...

Dong Wook menyobek kertas pendaftaran masuk universitas itu secara sadis di depan mata Donghae, "See? Tidak ada yang dapat kau harapkan lagi, Lee Donghae.." bisiknya dalam, kemudian berlalu, membanting pintu kamar kerja itu. [Kau lihat?]

Pemuda itu ambruk ke bawah, mengumpulkan sobekan-sobekan kecil kertas itu. Air matanya menggenang di pelupuk, segalanya terasa kabur. Pemuda itu berusaha mati-matian menahan isakannya. Seketika, dia merindukan mendiang ibunya. Seseorang yang pertama kali mengenalkannya kepada sesuatu bernama musik. Satu hal yang otomatis membuat Donghae tenang.

Apa ada yang salah dengan menekuni bidang musik? Apa hal itu begitu buruk?

Mainkan lagu ini sebanyak 10 kali dan kau akan merasa tenang. Ibu pasti berada di sisimu kala kau selesai memainkan lagu ini, eoh?

Tertatih, Donghae menghampiri piano hitam yang terletak di ujung kamar kerja itu. Ia mulai memejamkan matanya sementara jarinya mulai menari sendiri, sudah terlalu hafal akan setiap rangkaian not lagu ini. Through The Night karya Lee Ji Eun atau biasa dikenal IU. Yang merupakan ibu kandungnya. Salah satu solois terkemuka di Korea. Yang sayangnya, terjebak dengan lelaki buas dan ganas bernama Lee Dong Wook.

Sudah menjadi rahasia umum jikalau tewasnya Ji Eun dalam kecelakaan lalu lintas maut di Gangnam sekitar 2 tahun yang lalu, tepat pada tanggal ini, memang kejahatan yang direncanakan oleh suaminya sendiri, Dong Wook. Sadis? Memang. Lalu apa alasannya Ji Eun harus ada dalam skenario mengerikan itu?

Karena Dong Wook ingin menikah dengan In Na, istrinya saat ini, ibu kandung dari Lee Jeno. Sebuah alasan sederhana dengan akibat sangat mengerikan.

Air mata Donghae sudah tidak dapat ditahan lagi. Seiring berjalannya lagu, semakin deras aliran air matanya. Ia masih dapat merasakan kehadiran Ji Eun disini, masih bisa merasakan jejak hangat di tangannya, dimana Ji Eun biasa membimbingnya menggerakkan jemari di atas tuts.

"Tidak peduli seberapa berat masalah yang kamu hadapi, lagu ini akan membantumu, Hae.. Eomma yakin sekali. Jadi, ingat pesan eomma oke?" Ji Eun menatap Donghae, anak bungsunya ini penuh kasih sayang. Donghae kecil mengangguk. [Ibu]

Rewrite Stars; Yoona x DonghaeWhere stories live. Discover now