CHAPTER XII

Mulai dari awal
                                    

Seketika gue berfikir. Kira-kira, gue masih suka gak ya sama dia?

"Sal." Nah, ini. Dia menyebut nama gue. Seingat-ingat gue, terakhir dia nyebut itu saat smp dulu.

"Tolak Rangga. Jangan terima dia." Tatapan Bayu meneduh. Otak gue berantakan, capek buat berfikir kali ini. Dia tiba-tiba seperti ini? Apa maksudnya Tuhaaan?

"Kenapa?" Gue menelan saliva bulat-bulat. Berusaha meyakinkan diri sendiri kalo gue bisa melontarkan beberapa kata yang menyakitkan.

"Kenapa gue gak boleh nerima Rangga?" Sambung gue, "Semua orang berhak bahagia."

"Dan sejak kapan elo mulai perduli sama gue?"

Author POV

"Dan sejak kapan elo mulai perduli sama gue?" Salsa melontarkan pertanyaannya. Namun Bayu hanya diam. Air wajahnya sangat sukar ditebak. Salsa telah menduganya, Bayu mungkin sedang tidak dalam kesadarannya.

"Gue mau balik. Elo juga harus balik. Gue gak mau bermasalah sama Jasmine." Salsa berbalik tanpa menunggu persetujuan dari Bayu. Pria itu jengah, ia tak mau Salsa kembali ke acara itu.

GREP!

Tangan kekar itu kembali menahan pergelangan tangan Salsa. Salsa berbalik lagi, kali ini wajahnya terlihat kesal.

"Please. Jangan tinggalin gue. Sal."

Rahang Salsa nyaris saja copot saking terkejutnya dengan apa yang baru saja didengarnya. Mimpi apa dia semalam? Bayu memohon?

"Maaf."

Belum saja Salsa bertanya, Bayu sudah lebih dulu menariknya. Menarik tubuh mungilnya itu untuk berada dalam dekapannya. Jika saja bisa, Salsa ingin pingsan karena terlalu banyak mendapat kejadian mengejutkan hari ini. Apaagi sekarang, adegan yang selalu menjadi khayalannya setiap sebelum tidur kini menjadi kenyataan. ia bahkan nyaris mengabaikan keberadaan jantungnya karena terlalu mati rasa.

Bayu seakan tak perduli. Bahkan sangat tidak perduli jika Salsa tak membalas perlakuannya. Ia menekan kepala wanita itu dengan telapak tangannya. Meminimkan pergerakan jika saja wanita itu memberontak. Ia belum mau mengakhirinya. Belum.

Salsa hanya tak tau. Entah sudah berapa kali Bayu mengutuk dirinya sendiri didalam hatinya. Menyesalkan apa yang telah dia perbuat. Menyesalkan tentang apa yang telah dia lakukan selama ini. Ia yakin, Salsa pasti tak menerima perlakuan ini.

"Lepasin." Lirih Salsa. Bayu diam, kemudian merenggangkan dekapannya. Salsa dengan segera menghindar dari dekapan Bayu. Wanita itu menatapnya nanar.

"Gue cuma gak mau elo balik ke sana." Bayu membuka suara. Salsa mengalihkan pandangannya. Bayu menyadarinya, tubuh wanita itu bergetar.

"Jangan terima Rangga. Please." Salsa tetap diam. Mengunci mulutnya rapat-rapat. Ia sedang menyadarkan dirinya sendiri.

"Ini permintaan pertama gue. Dan gue harap, elo belum terlalu jauh menaruh perasaan ke Rangga." Kali ini Salsa menoleh. Ia melihat Bayu dengan tatapannya yang bertanya-tanya.

"Demi gue, bisa kan?"

Oke, sal, sekarang elo udah sukses ngebuat gue berfikir se-egois ini

ΠΠΠΠΠΠΠΠ

Entah sudah berapa kali Salsa mendengus hari ini. Sejak dari parkiran, mulutnya tak habis berkomat-kamit sendiri. Gimana enggak, dari ujung koridor hingga sampai ruang kelasnya, tak sedikit para siswa yang melihatnya dengan tatapan aneh. Bahkan ada yang sampai berbisik-bisik. Ini semua karena ulah dua idiot kemarin, Salsa memijat kepalanya yang terasa pening. Tidurnya tidak nyenyak semalaman.

Ia berhenti tepat didepan kelasnya ketika mendengar sayup-sayup ocehan seorang wanita yang menggema hingga keluar kelas.

"Bayu! Jawab dong, Elo bawa kemana si Salsa kemarin??"

"Dan kenapa elo ninju si Rangga? Ada apa sih sebenernya?!"

"Inget ya! Jangan deketin Salsa, urusin aja pacar lo!"

"Satu lagi! Jangan kasi Salsa harapan palsu apapun!"

Salsa melangkahkan kakinya hati-hati ketika memasuki kelas. Semua siswa menoleh, terutama sekumpulan cewek yang sedang menatap seorang cowok dengan tatapan yang cukup tajam. Salsa menghembuskan nafas beratnya, ia kemudian menduduki bangkunya. Ia enggan melihat beberapa cowok yang sejak kemarin membuatnya pusing.

"Sal? Elo gak papa kan?" Ketiga cewek itu dengan segera menghampiri Salsa. Salsa tersenyum.

"Gak papa kok." Jawabnya riang, keningnya lalu mengkerut "serius banget sih mukanya?" Salsa berusaha melontarkan candaannya. Ia terkekeh.

"Kenapa hp lo gak aktif tadi malem Sal? Kenapa elo ngilang? Kita khawatir setengah mampus tau gak." Tanya Pinka. Helen dan Eriska mengangguk, menadakan jika mereka juga ingin bertanya seperti itu padanya.

"Hp gue kan lowbat guys, gak ngilang kok. Gue pulang kan." Jawab Salsa, ia tersenyum.

"Elo pulang sama siapa?" Pertanyaan Eriska tergantung, matanya melihat wajah Bayu yang sedang asyik membaca buku, "sama cowok php akut itu?" Eriska menunjuk Bayu dengan dagunya.

"Engga, gue pulang sendiri" jawab Salsa. Tentu saja ia berbohong. Setelah kejadian semalam, mana tega Bayu membiarkan wanita itu pulang sendirian.

"Tapi Bayu gak balik ke sekolah, dia juga gak minta maaf sama Rangga." Salsa terdiam mendengar perkataan Pinka. Sejak tadi, Rangga dan Bayu tidak pernah saling menyapa. Seperti ada perang dingin antara mereka berdua. Sebuah lebam menghiasi sudut bibir kiri milik Rangga.

Namun Salsa enggan menoleh kebelakang,menatap kedua pria itu. Sebenarnya ia khawatir tentang kondisi Rangga. Dan dia juga sebenarnya masih penasaran setengah mati pada Bayu. Banyak hal yang tidak dijelaskan oleh pria itu, hingga membuat otak Salsa rasanya mau pecah memikirkan kejadian semalem.

Namun yang dia ingat, sebelum Bayu mengantarnya pulang semalam. Ia mengiyakan permintaan pria itu. Yah, dengan bodohnya ia mengiyakan permintaannya.

Ia baru tersadar jika Bayu sangat egois. Dirinya juga berhak bahagia, dan Bayu tak bisa mencegahnya untuk dekat dengan siapapun.

Salsa menghela nafas panjang, sekarang apa yang harus ia lakukan?

Ia mencintai Bayu, tapi disisi lain, ia ingin bahagia. Ia ingin merasakan cinta yang sesungguhnya dari orang yang memiliki cinta untuknya.

Haruskah ia menerima Rangga dan mengabaikan Bayu kali ini?


BRAK!!

Salsa tercekat. Mejanya digebrak secara tiba-tiba oleh seorang wanita yang kini tengah menatapnya dengan tajam. Salsa menelan salivanya sendiri.

Baiklah, gue lebih gak suka masalah yang satu ini



Mengejutkan kah chapter kali ini? Maap ya belum bisa bikin si Salsa jadian sama Rangga, soalnya masih ada si Bayu mwihihi^^ fast update, karena kebetulan lagi muncul inspirasi, kalo kelamaan di post ntr lupa lagi. Nah bagi yang pernah bertanya-tanya siapa sih visualnya Bayu. Aku udh nemuin nih, *nunjuk atas* semoga pemikiran kita bisa sama ya hehe^^ oke, setelah baca, aku berharap dengan sangat untuk voment nya. Jangan jadi silent readers plis:"3 atau kalo gak mau review di vote aja gapapa kok:3 okelah. See you di chapter selanjutnya, kejutan menunggu^^

Give Me a FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang