CHAPTER XII

915 50 7
                                    


Maaf untuk typo yang bertebaran, happy reading^^

Hening

Ketika musik itu berhenti mengalun dan Rangga menghentikan nyanyiannya, seketika saja suasana hening mendominasi acara itu

Mereka penasaran dengan apa yang akan dilakukan Rangga selanjutnya----termasuk gue juga penasaran

"Sal," Rangga memanggil lirih nama gue, ia tersenyum. Tersirat dari wajahnya jika dia gugup. Ia masih mengarahkan mic pada mulutnya

"Elo mau gak, jadi pacar gue?"

DEG!

DEG!

DEG!

Gue menatap Rangga gak percaya. Jantung gue?

Kenapa dia berdetak lebih cepat?

Bukannya, gue gak punya perasaan buat Rangga?

Tapi kenapa?

Biasanya dia akan berdetak seperti ini ketika pandangan gue hanya tertuju untuk Bayu

"Emm, gue...."

BUGH!!!

Gue tercekat. Dan untuk beberapa detik gue menahan nafas karena kagetnya. Jantung gue seakan berhenti berdetak ketika melihat tragedi mengejutkan tepat didepan gue. Dan mungkin kekagetan Itu berlaku untuk semua siswa yang sejak tadi memusatkan pandangannya kearah sini. Sebuah punggung lebar kini tengah membelakangi gue. Menghalangi pandangan yang sedari tadi tertaut antara gue dan Rangga. Gue mengintip dari punggung pria yang memunggungi gue itu. Rangga tersungkur, pria itu memegang sudut bibirnya yang berdarah karena terkena tinjuan.

"Brengsek!!"

Sebuah kata umpatan keluar dari mulut pria yang meninju Rangga tanpa permisi itu. Pria itu menoleh kearah gue, wajahnya merah padam. Tatapannya mengarah langsung kearah gue yang seakan-akan ingin melahap gue sekarang juga. Oke, kali ini gue gak bisa berfikir jernih dan gak biaa memikirkan apapun karena secara tiba-tiba pria itu telah menarik tangan gue dan membawa gue pergi menjauhi acara tadi. Membiarkan Rangga tetap pada posisinya.

Apa yang salah dengan Bayu?

Kenapa dia ngelakuin ini?

ΠΠΠΠΠΠΠΠ

"Bay, elo mau bawa gue ke mana?" Dengan sekuat tenaga gue berusaha untuk melepaskan genggaman ni cowok yang sepertinya ingin memutuskan seluruh urat gue. Tapi sepertinya, pertanyaan gue samasekali gak ngebuat Bayu bergeming.

"Bay! Stop!!" Gue akhirnya berseru. Suatu hal yang gak pernah gue lakuin ke Bayu. Catatan, gue gak pernah deket sama Bayu.

Kali ini Bayu berhenti, dia membalikkan badannya dan menatap gue, pandangannya gak segarang tadi

"Lepasin! Gue harus balik ke sekolah sekarang!" Gue berusaha bertindak tegas. Meskipun gue suka sama ni cowok, gue tetep gak bisa mentotelir sikap seenaknya dia tadi yang membawa gue kabur. Sementara gue belum samasekali menjawab pertanyaan Rangga tadi.

"Jangan deketin Rangga, jangan berhubungan sama dia."

What?? Gue bener-bener gak bisa ngerti jalan pikiran ni cowok! Siapa dia yang seenak jidat ngelarang gue? Siapa? Dia yang selama ini ngacuhin gue?

Gue menghempaskan tangannya kasar dari pergelangan tangan gue. Sukses, gue berhasil melepaskan genggamannya.

"Apa perduli elo? Suka-suka gue buat deket sama siapa aja!" Wohooo, gue sekarang punya beberapa kemajuan. Sejak kapan gue bisa ngomong dengan nada tinggi ke Bayu?

Give Me a FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang