21

886 53 6
                                    

Mata Ken memanas. Semakin memanas. Tapi bukan Niken namanya jika tak sanggup menyeka air mata itu.
"lo ngomong apa sih? " Ken tergalak.

" Ken ini bukan lelucon" tatap Dev membuat Ken tersedak.

Air mata tak lagi terbendung. Ditundukkan kepala nya menatap sepatu hitamnya yang sudah mulai memudar.

Jika engkau tak mampu menanam kenangan indah dihati seseorang, jangan pernah menggores luka tak terlupakan.

Setelah mereda "Kita masih bisa temen kan?" tanya Ken tersenyum menis melihatkan behel berwarna peraknya.

Keduanya saling menatap.

Memang sulit. Tak ada yang bisa mengerti keadaan. Bahkan hal terbaik pun kini menjadi hal terburuk.

Ken belum bisa menerima kenyataan bahwa Dev hanya menarik ulurnya.

===chocolate===

Matahari mulai menenggelamkan tubuhnya. Seakan tutup mata atas semua yang terjadi kepada dua insan yang sedari tadi terdiam.

"Udah sore, mau gue antar balik? " tanya Dev tiba-tiba setelah menegakkan badannya yang sedari tadi menyender di dinding.

" gue bawa mobil" jawab Ken datar lalu berjalan mengikuti Dev yang mulai berjalan di depannya.

Ken sangat ingat, saat Dev ingin mengantar Ken pulang tapi malah dia yang harus mengantar Dev.

Apa mungkin terulang.

Berjalan bersama terpaan angin yang kini sungguh menyejukkan. Sekolah sudah sangat sepi, hanya ada beberapa siswa yang mungkin memiliki jadwal eskul basket dan futsal.

Sesampainya di parkiran Dev langsung menaiki motornya dan berlalu meninggalkan Ken.

Ditatapnya datar punggung lelaki yang beranjak menjauh darinya. Lalu ia menginjak pedal gas sekencang-kencangnya. Seakan ingin sekali ia membelah jalanan yang sangat ramai dan mengahancurkan seisinya.

===chocolate===

Hallo apa kabar? Jangan lupa vomment yaa. Rasanya pengen cepet-cepet nyelesaiin karena ada satu cerita yang udah gasabar buat di post.

Ini gaada apa-apanya kok cuman tulisan abstrak dari seorang pelajar ckck.

ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang