14

970 66 3
                                    

"kok sepi?" tanya Ken, mencoba mencari suara tetapi nihil. Dev hanya diam dan memasuki rumahnya tanpa bersuara.

"ayo masuk" ajak Dev setelah membukakan pintu rumahnya.

Ken berjalan mengikuti Dev dan duduk di kursi ruang tamu rumah Dev setelah dipersilahkan.

"kok sepi? " tanya Ken lagi.

" Gatau deh" jawab Dev sambil meletakkan air minum untuk gadis di depannya.

Setelah beberapa lama keduanya dalam keheningan. Tiba tiba terdengar suara lelaki berteriak. Keras.

Keduanya terkejut.

"Siapa Dev? " tanya Ken cemas.

" Bukan siapa-siapa, gue anter lo pulang sekarang" jawab Dev sambil sedikit menarik tangan Ken.

"Dev. Itu siapa? " tanya Ken. Ken tau pasti ada sesuatu yang ditutupi.

" Dev? " tanya nya lagi

" Adek gue Ken. Lo puas! " Teriaknya dan pergi menaiki anak tangga. Sepertinya mencoba untuk menyuruh lelaki yang berteriak tadi untuk diam.

" Dev" panggil Ken. Ia bingung kenapa Dev sangat marah. Ini pertama kali Ken melihat Dev marah.

Ken mengikuti langkah Dev. Dilihatnya seorang lelaki bertubuh kurus sedang berdiri dengan coklat di genggamannya. Ada seorang wanita disana, sepertinya seorang suster yang merawat pria tersebut.

Dilihatnya Dev masuk ke kamar. "Dev" panggilnya lagi. Ken ikut masuk ke kamarnya. Mengikuti langkah Dev.

"Dev maafin gue" Ken berjalan keluar kamar Dev, mungkin Dev tidak ingin diganggu.

"Ken" panggil Dev diikuti dengan tatapan Ken. "duduk sini" suruh Dev sambil meneput-nepuk kasur disebelahnya.

"maafin gue ya Dev" kata Ken setelah duduk disebelah Dev.

"Gapapa"
"jadi yang tadi adek lo? Kenapa?"tanya Ken ragu.

"Autis. Sejak lahir"
"kenapa lo gabilang ke gue? Kenapa lo tadi marah?" kali ini ken melontarkan pertanyaan. Ken rasa memiliki saudara upnormal itu suatu hal yang biasa.

"gaada gunanya lo tau. Kenapa gue marah? Gue juga gatau. Gue cuman gamau ada yang tau karena dulu di sd gue sering di bully karna punya adek upnormal". Jelas Dev kepada wanita yang kini sedang menatapnya.

"itu kan sd" tatap Ken heran.

"iya gue malu aja"

"yaudah"
Keduanya kembali terdiam.

===CHOCOLATE===

Ditengah keheningan, Ken mencoba mengeluarkan suara.

"mama lo mana? " tanya Ken karena sudah 3 jam Ken duduk di ruang tamu rumah Dev ia tak melihat ibu Dev.

" Kerja"
"oh pulangnya jam brapa?"
" gatau deh, mama kerja di luar kota, pulangnya juga paling sekali sampai dua kali sebulan" jelas Dev kepada Ken.

Ken hanya ber oh ria. Jujur Ken kecewa karena tujuannya kerumah Dev hanya ingin bertemu ibu Dev.

"btw bokap lo mana? gue gapernah ketemu. "

" ada dirumahnya"
"maksud lo? "
" mereka cerai sejak gue umur 3 tahun, bokap nikah lagi"

Lagi lagi Ken hanya ber oh ria.

Ternyata Ken salah, hidup Dev tak sesempurna yang ia bayangkan, sesempurna saat ibu Dev menyapanya hangat, rumah Dev yang terasa begitu damai. Ternyata Dev mampu menyembunyikan semuanya, Tentang adik , tentang ayahnya, tentang ibunya yang ternyata sangat jarang dirumah.

Kenapa sesuatu terasa begitu menyakitkan?
Karena kita lawan kenyataannya. Akan berbeda sekali bila kita menerima. Serta merta semua berubah begitu mudah.

Mudah dipahami mudah dilewati.

Tapi sekali kita lawan, dustakan, maka dia akan terus menghimpit sesak hidup kita. Terus mengikat kaki-kaki dan tangan-tangan kita.

===CHOCOLATE===

❤❤❤❤
Jangan lupa vote&c guys

❤chocolate
caffe
❤ tea
you

ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang