12 - masa lalu?

1.1K 80 30
                                    

A.n: oke karna Kayla ngomongnya udah pake gue-lo, gue udah nggak pake sudut pandang Kayla lagi ya.

***



Kayla berusaha mencari tau siapa itu Rina. Kepalanya terasa berputar, kenapa Bang Devan bisa kenal dengan Arvin, ada apa sebenarnya? Dan, kenapa Kayla tidak bisa mengingat apa-apa tentang masa lalunya?

Dengan langkah yang sedikit dipaksakan, Kayla menaruh kembali gelas itu di dapur sebelah UKS, ia melangkahkan kakinya menjauh dari UKS, berusaha tidak menangis dan melalukan hal-hal yang tidak dapat diduga orang lain.

Kayla melangkahkan kakinya berbalik kearah lapangan, ia melihat Retha dan Jevin sedang bercanda sambil sesekali Retha mencubit pinggang Jevin, melihat itu, Kayla hanya tersenyum kecut, ia mengurungkan niat untuk menghampiri mereka berdua. Langkahnya tertuju pada taman belakang dimana banyak ilalang yang tumbuh menutupi taman tersebut. Jarang ada orang yang kesini, dengan perasaan kalut, Kayla duduk diantara ilalang-ilalang itu.

Ia merasakan matanya mulai memanas, dengan perasaan kesal, Kayla melempar kerikil kecil jauh-jauh, sambil sesekali berteriak kesal. Ia ingin menumpahkan perasaannya disini.

Sendiri.

Angin berhembus menerpa wajahnya, sesekali ia menyelipkan sehelai rambutnya pada telinganya. Kepalanya berdenyut, apa salahnya jika ia menyukai Arvin?

Apa Arvin adalah rival bang Devan?

Kayla menggelengkan kepalanya. Pikiran itu tidak boleh ada dipikirannya. Dengan perasaan campur aduk, Kayla segera bangkit, lalu menuju kelas dengan secepatnya.



*****


Dikelas, Retha menyambut Kayla dengan alis menyerngit, "lo kenapa?" tanya Retha saat Kayla sudah duduk di bangkunya, ia melepas kaca matanya lalu melirik Retha sekilas, "lo bisa cerita kalau lo mau," kata Retha menawarkan.

Kayla hanya tersenyum kecut, ia kembali memfokuskan pandangannya pada jendela. Disana ia bisa melihat Bang Devan yang berjalan bersama rekannya menuju mobilnya. Ia sempat melirik kesini sekilas, namun, Kayla segera membuang muka. Entahlah, Kayla rasa ia benar-benar tidak ingin melihat muka Bang Devan untuk sekarang.

"Reth," panggil Kayla dengan sangat pelan, suaranya serak seperti habis menangis.

"Kok suara lo serak? Abis nangis?" tanya Retha sambil menatap lekat manik mata Kayla. Kayla menggeleng, "abis minum es kebanyakan," kata Kayla asal. Kemudian Kayla berdehem, menetralisirkan perasaannya. "Nanti malem, boleh nggak gue nginep dirumah lo?" tanya Kayla pelan.

Retha sempat membelalakan bola matanya sesaat, namun sedetik kemudian, ia berpikir, mungkin Kayla sedang butuh teman. "Boleh, sangat amat boleh!" ucap Retha senang.

Kayla tersenyum simpul. Setidaknya, Rethalah orang yang kali ini ia percaya. Tidak seperti teman Kayla kebanyakan. Ralat. Mantan teman.

Tak lama, segerombolan wanita dengan gaya yang dapat dibilang amat modis itu, menghampiri Kayla. Membuat seisi kelas Kayla hening. Membuat teman-teman kelas Kayla harus minggir untuk membiarkan mereka lewat. Reina beserta teman-temannya.

"KAYLA!!"

Kayla mengambil nafas jengah, melirik Retha sekilas yang sudah berubah raut wajahnya menjadi panik. Sebenarnya, Retha tidak tau apa yang terjadi dengan mereka berdua. Kenapa Reina selalu menggangu gadis lugu macam Kayla.

"Lo kenal 'kan sama Devan?!" tanya Reina lantang. Tangan kirinya berdecak pinggang sedangkan tangan satunya menunjuk muka Kayla.

Kayla mendengus, "Kalo gue kenal, kenapa? Ada masalah?" tanya Kayla langsung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arvin & Kayla [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang