MO-13 : 4th Wish

4K 210 5
                                    

Dara

God, Dara sangat jarang merasa sesenang ini. Bagaimana tidak, Reyna akan tinggal dan bersekolah yang sama dengan Dara?! Ia yakin hari-hari nya akan tambah berwarna. Geez, Dara sekarang terdengar seperti lesbian.

"Pagi Dara cayangkuuu!!" teriak Reyna membahana memasuki kamar Dara, semangat untuk memulai hari.

Dara meletakkan sisir dan segera mengambil ranselnya dan turun bersama Reyna ke-ruang makan. Mereka disambut oleh Mama dan Papa yang sudah pewe duduk di meja makan.

"Pagi, Ma, Pa." ujar Dara..

"Pagi, Om, Tante!" sapa Reyna girang.

"Pagi, gadis manis. Ayok sarapan." ujar Mama.

"Kalian mau diantar apa gimana?" tanya Papa sambil melipat kembali koran paginya.

"Naik motor aja, Pa. Udah jam 06.30, nih. Kalo ama Papa lambat, macet. Kan kalo naik motor bisa nyalip cepet," alasan Dara. Ia melirik jam tangannya, 15 menit lagi masuk.

"Jangan celakain anak orang ya, Dara!" teriak Mama.

"Ayo cepetan, Rey. Hari pertama, lo, nih. Gaboleh telat." Ucap Dara, memberi helm pada Reyna, lalu men-starter motornya.

"Iya nih, bisa hilang citra gue ntar!" balasnya.

Tidak ada lagi percakapan diantara mereka, karena Dara sibuk menyalip mobil sana-sini. you knowlah, Jakarta. Apalagi sekarang udah jam 6.40. Sedangkan di belakang Reyna sudah komat-kamit baca Ayat Kursi untuk menyelamatkan jiwanya.

Syukurlah, disaat gerbang hampir ditutup, motor Dara bisa melewati-nya dengan selamat.

"Akhirnya gue nyentuh tanah, Ya Allah! Makasih udah biarin hamba idup!" ucap Reyna.

"Lebay, lu! Ayok dah gue anterin ke TU!" (rd: tata usaha) ujar Dara sambil menyeret Reyna yang mungkin masih gak percaya dia masih hidup.

Reyna masuk seorang diri ke TU. Sedangkan Dara melangkah menuju kelasnya, XI IPA 1.

Sesampainya di kelas, ia langsung duduk dan menyalakan musik. Disebelahnya terdapat tas converse hitam, tanda orang yang duduk disebelahnya sudah datang.

Tepat 2 menit kemudian, bel masuk berbunyi. Muncul-lah pemilik tas converse, dan Bu Melati dibelakangnya. And boom, Reyna dibelakang Bu Melati. Dara pun 'hampir' teriak kegirangan.

"Girang banget lo liat gue, kangen yah?" ucap sang pemilik tas converse.

"G-R lo!" Dara mengabaikannya. Padahal, Dara itu girang karena ia akan satu kelas dengan Reyna.

"Wah, semester ini banyak anak baru, ya! Ayo nak, kenalkan diri kamu." ujar Bu Melati.

"Hai, Gue Reyna. Reyna Syafira. Gue pindahan dari Bogor. Thats all, any questions?" jelas Reyna lantang.

"Wih rambut lo emang dari lahir marun gitu?"
"Bagi id line dong"
"Bagi pin dong, tar gue masukin grup"
"Lo beneran kelas 11? kecil amat badannya"
"Nanggung banget, sih, Na, masuknya kok udah mau ujian"

Pertanyaan menuju pada Reyna. Ia menjawab dengan tenang.

"Gak, gue baru ngecat rambut gue, gue orang yang peduli sama hairstyle. Id line gue reynasyaf, di add ya, pasti gue add back. Pin gue 5B946A8. Gue emang pendek, tapi jangan rasis, dong! Suatu saat pasti gue tinggi! Yaa, mau gimana lagi. Kerjaan papa gabisa ditinggal, dan gue juga kangen suasana Jakarta. Semoga aja gue bisa ngikutin alur pelajaran lagi. Thanks, guys!" Balas Reyna.

Move On (edited)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang