MO-9 : Friend?

4.4K 343 10
                                    

Yeah karena vote telah mencukupi, maka gue kasih hadiah new part nyaa~~

Jangan lupa vote yaa!

Jangan lupa juga baca bonus AN dibawah, jangan dikacangin, okayy

Cukup gue aja dikacangin sama doi

Yeah gue gamau curol lama deh

CHECK IT OUT AND ENJOY GUYSS!

-------------

Dara POV

Ya, dia Ritha. People come from my past, gumamku dalam hati.

Aku hanya tersenyum kaku dan mengangguk pelan. Tidak tahu harus merespons seperti apa. Ritha mengangkat kepala dan terkejut melihatku. Aku menatapnya datar dan mengalihkan pandangan lurus kedepan.

Terlihat Dava yang sedang men- dribble bola dan Byan yang sedang menghalang lawan.

Tepukan pelan mendarat di bahu-ku. "Kamu Dara, kan? Adara?!" Tanyanya lembut. Nyesal, nih, aku gak pakai topi, jadi mukaku bisa ter-ekspos jelas, kan.

Aku mengangguk singkat disertai eksperi datar. Aku mengalihkan pandanganku darinya.

Ia menghela nafas muram dan duduk disebelahku. Aku mengambil sedikit jarak darinya, dan dia hanya memandangku muram.

---------------------

Author POV

Dara melangkah keluar dari arena lapangan. Tangannya masih memegang plastik karton tempat cupcakes untuk Dava.

Ia jadi bingung ingin kemana. Satu sisi, ia ingin pulang dan tidur mengingat ke-magerannya di-atas batas.

Tapi disisi lain, ia tidak ingin pulang sebelum menepati janjinya pada Dava. Entah mengapa.

Tepukan di pundak Dara membuat ia sedikit terkejut. Ia menoleh, ternyata Dava. Ia sedikit lega, tak perlu ia susah payah mencari Dava, ia yang datang.

"Nih, buat lo!" Dara memberi plastik karton berisi cupcakes ke arah Dava.

Dava segera membuka kotaknya, sedikit terperangah. Selusin Orange-Cupcakes dengan berbagai topping. Ada baju basket, ring, bola basket, serta angka 18, nomor kebesarannya.

"Wow! Gak nyangka lo bakal nepatin janji. Btw, rasanya enak. Thank's ya!" ucapnya sambil mencomot salah satu cupcakes.

"Noprobs, gue pantang gak nepatin janji," ucap Dara.

"Eh gue pulang dulu ya, suntuk gue disini!" Lanjut Dara.

"Sama gue aja!" Potongnya.

"Gak usah! Lo kan abis tanding! Ntar capek lagi," Dara tidak sadar dengan apa yang dikatannya.

Dava menaikan alisnya, bingung. Cewek ini.. peduli? Namun Dava segera tersenyum.

Dara tersadar akan ucapannya, lalu menunduk, semburat merah muncul dipipinya perlahan.

"Santai aja kali! Gak apa-apa kok! Tapi bentar ya, gue ganti baju dulu! Tunggu gue!" Dava tertawa lalu berlari menuju ruang ganti.

Dara menggelengkan kepalanya dan bergumam bahwa itu bukanlah dirinya dan dirinya harus segera disadarkan dari perasaan semu ini. Akibat jones dan jablay, nih. Lalu, ia segera menuju parkiran, tempat motor Dava diparkir dan duduk diatasnya.

Dara melihat sekeliling. Deg. Ada pemandangan kurang mengenakkan yang menghantam muka Dara bagai bom tepat saat ia menoleh kan kepala.

Byan dan Ritha.

Move On (edited)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang