MO-4 : Si Kebo Nebeng

4.4K 312 3
                                    

Sorry karena terlambat update:(



Dava POV

Cih, sekarang udah jam 5 sore dan si kebo (oke aku harus biasa panggil dia Adara) belum juga bangun dari tidurnya. Otomatis sampe saat ini belum ada yang menjemputnya.

Aku bingung pada diriku sendiri. Aku, seorang Dava,  jadi duta sampo lain?

Ok bercanda, aku akan serius.

Aku, seorang Dava, mau-maunya nungguin kebo, oke, maksudku Dara (Adara terlali panjang) di kelas sampai dia dijemput?

Dan sekarang aku sedang duduk di sebelah dia yang lagi di alam mimpi.

Karna mati kebosanan,  aku mencoba mencoel pipi Dara.  Aku menahan rasa gemas ku karena ia tak kunjung bangun walau sudah ku ganggu.

"Eh, Dav lo tuh bisa gak, gak ngangguin gue, gitu?! Lagipula lo ngapain disini? Bukannya pulang, Syuu!!" Tanpa aba-aba ia menaikkan kepalanya, terbangun walau sambil marah-marah dan ujungnya ngusir.

"Ya, gue kan bosen! Lo malah tidur kek gitu!" Ucapku membela diri.

"Ya siapa suruh lo tungguin gue?!!" Skakmat. Pokoknya dia tidak boleh tahu rencanaku.

"Ya udah deh terserah lo aja!" Ucapku, pura-pura ngambek,  dan berdiri dari kursi disebelah Dara.

Aku meninggalkannya sendirian di kelas.  Biarin, menurutku orang ganteng juga punya batas kesabaran. 

Aku mampir sebentar ke kantin yang sudah setengah tutup, karena sudah jam pulang, lalu membeli sebotol mineral dingin, untuk meredakan kekesalanku.

Aku duduk sebentar di kursi sambil melihat orang di lapangan.  Walau sudah jam pulang, di lapangan masih banyak yang belum pulang.

Kuputuskan untuk bersantai sambil melihat latihan anak paskib. 

Saat aku akan berdiri, untuk pulang, tiba-tiba ada tangan mungil yang mencolok punggungku dari belakang.  Eh, si Dara ternyata.

"Apaan?!!" Ucapku lumayan ketus, ialah, orang tadi dia kok yang marah, sekarang malah colok-colok.

"Hehe! Jangan marah dong, lo kan baik, pinter, ga sombong, dan--"

"To the point, please!" Potongku buru-
buru.

"Nebeng, dong! Duit gue ga cukup buat naik angkot, hehe." ucap Dara selo dengan cengiran menyebalkannya.

Aku berpikir sejenak.

"Ish, yaudah, deh ayo!" Ujarku dan menarik tangannya menuju parkiran, dan dia menahan pekikan gembiranya dan segera melompat ke atas motorku.

-------------------

SORRY KALAU TERLALU SINGKAT EVERIBADI:(

Move On (edited)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang