Telat 3 Minggu

1.8K 156 9
                                    

3 Minggu kemudian.....
"Sayang, kamu mandi dulu yah" Ucap Yuki kembali berbisik pada Stefan namun Stefan tak menghiraukan ucapan Yuki.
"Nakal banget sih" Yuki menarik gemas hidung Stefan.
Namun Stefan kembali mendekatkan wajahnya dan hampir menyentuh bibir Yuki tapi tiba-tiba Yuki menutup mulutnya dan satu tangan lagi memegangi perutnya.
"Sayang kamu kenapa" tanya Stefan heran melihat Yuki mual-mual. Yuki tak menjawab pertanyaan Stefan. Dia langsung berlari ketoilet.
"Perasaan, gue ngga bau deh" gumam Stefan seraya meniupkan nafas di telapak tangannya kemudian mencium aromanya..

Yuki segera berlari menuju toilet, ia memuntahkan semua isi diperutnya.
"Sayang kamu kenapa?" Stefan kembali bertanya dengan panik nya seraya memijit-mijit tengkuk istrinya itu. Yuki kemudian membasuh mulutnya.
"Aku gapapa sayang, mungkin masuk angin aja" jawab Yuki, wajahnya terlihat sangat pucat. Stefan membersihkan bibir Yuki yang basah dengan tangannya.
"Steff, tangan kamu ntar kotor" ucap Yuki berusaha menepis tangan Stefan namun Stefan tak menghiraukannya, ia terus menyapu mulut Yuki yang basah.
"Kita ke dokter yah" ucap Stefan pelan. Yuki menggelengkan kepalanya dan meraih tangan Stefan dari wajahnya.
"Aku gapapa sayang. Cuma masuk angin biasa aja kok" ucap Yuki seraya mencium lembut tangan Stefan.
"Muka kamu pucet banget,, kalo ini bukan sekedar masuk angin gimana? Kita kedokter okee?" Stefan menarik tangan Yuki namun Yuki menahan tangannya.
"Please.." Ucap Yuki dengan nada memohon, Stefan menghembuskan nafasnya pelan. Ia paling tak bisa menolak jika Yuki sudah memohon seperti itu.
Ia menarik Yuki kedalam pelukannya, mengusap-usap halus rambut panjang milik Istrinya itu.

---------
Sementara ditempat lain..
Seorang gadis cantik terlihat mematut-matutkan dirinya didepan cermin sambil membersihkan sisa-sisa make-up diwajahnya.
Ia kemudian membuka sebuah kotak kecil berisi sebuah kalung liontin cantik.
"Kamu kembali lagi" ucapnya berbicara pada kalung itu. Ariel terus membayangkan pertemuannya tadi dengan Stefan.
"Kamu ngga pernah tau Steff, kalo dari dulu aku mempunyai perasaan yang sama seperti yang kamu rasakan. Perasaan itu sudah lama tersimpan. Mengendap begitu saja, tak pernah beranjak dan bergerak. Dan perasaan itu kembali muncul sekarang. Kamu harus tau itu" ucapnya sambil tersenyum manis dan mencium liontin pemberian Stefan dulu..

---------
Yuki merebahkan badannya, merasakan rasa mual yang tak juga hilang, sesekali ia juga terlihat menggigit bibirnya sendiri menahan rasa nyeri luar biasa dibagian perut dan pinggangnya.
"Apa aku...." Yuki berpikir sejenak "Aaahh ga mungkin" ia bangun dan duduk disisi ranjang meraih kalender kecil yang ada dimeja samping tempat tidurnya.
"Telat 3 minggu?" Gumamnya pelan.
"Sayang kamu udah baikan?" Sebuah suara mengagetkan Yuki hingga kalender ditangannya terjatuh. Stefan kini telah berada dibelakangnya dan memeluknya.
"Iya aku udah enakan" jawab Yuki gugup dan segera menaruh kembali kalender itu diatas meja.
"Kamu lagi liatin apa?" Tanya Stefan yang sudah mengetahui sejak tadi Yuki terus memperhatikan kalender.
"Bilang ga yah? Tapi kalo nyatanya aku ga hamil, aku takut dia kecewa" ujarnya dalam hati. Ia membalikkan badannya menatap Stefan.
"Gapapa ko, kamu udah makan?" Tanya Yuki mengalihkan pembicaraan. Stefan mengangguk dan tersenyum memberi jawaban.
"Yaudah kamu tidur aja yah, biar besok sembuh. Aku mau beresin kerjaan kantor dulu" ucap Stefan kemudian mengecup kening Yuki.
"Yaah sekarang udah mulai sibuk deh. Mulai sekarang aku harus biasa kayanya ga ditemenin tidurnya" rajuk Yuki. Stefan mengerutkan keningnya terasa lucu mendengar rajukan Yuki itu.
"Ohh jdi ceritanya mau ditemenin nih sekarang tidurnya" Stefan balik menggoda Yuki sambil mengacak pelan rambut Yuki.
"Katanya lagi sakit, emang kamu kuat" ucapnya jahil sambil mengerlingkan matanya.
"Iihh mulai deh genitnya" ucap Yuki sambil menutup muka Stefan dan menyuruh Stefan agar cepat pergi namun Stefan malah mengecup cepat bibir tipis Yuki dan mengulanginya lagi, kali ini Yuki menyambutnya..

Keesokan harinya....
Yuki menatap dirinya di cermin berukuran besar. Matanya tertuju pada perutnya, entah kenapa sekilas berkelebat bayangan anak-anak kecil yan lucu. Seulas senyuman mengembang diwajahnya. Stefan keluar dari kamar mandi, ia heran memperhatikan Yuki yang sedang tersenyum sendiri sambil menatap dirinya di cermin.
"Kenapa sayang? Kamu udah cantik ko" Stefn memeluk Yuki dari belakang dan sesekali mencium bahu Yuki.
"Steff, aku udah telat 3 minggu" ucap Yuki pelan. Stefan menarik Yuki agar menghadap kearahnya.
"Kamu udah cek?" Tanya Stefan antusias.. Yuki hanya menggeleng pelan. Stefan bergegas mengambil sesuatu dilaci meja, sebuah alat tes kehamilan. Ia memberikannya pada Yuki.
"Kamu cek sekarang ya sayang.." Ucap Stefan nampak bersemangat. Sementara Yuki terlihat ragu, selalu ada rasa khawatir didalam hatinya.
"Tapi kalo aku ngga hamil gimana..??" Ucapnya lesu sambil menundukan kepalanya, Stefan tersenyum mendengar ucapan Yuki. Ia menarik tengkuk Yuki pelan dan mencium keningnya.
"Kita baru sebulan nikah,, kamu ga usah khawatir masih banyak waktu" ucap Stefan meyakinkan istrinya itu. Yuki tersenyum dan bergegas menuju kamar mandi.
Sesaat kemudian ia kembali keluar dan memperlihatkan hasilnya pada Stefan...

TO BE CONTINUE

Our Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang