Malam indah di Paris

2K 177 11
                                    

"Dia selalu membuatku merasa sempurna. Selalu membuatku jatuh cinta kepadanya berkali-kali disetiap waktu" benak Yuki.

"Tidur yuk sayang" ajak Stefan yang tiba-tiba memeluk Yuki dari belakang.
"Kamu duluan aja ya Steff, aku lagi tanggung nih beres-beresnya" balas Yuki tak menghiraukan Stefan dan terlihat masih asik merapihkan pakaiannya kedalam koper.
"Aku kangen kamu sayang..please" bisik Stefan terdengar menggelitik ditelinga Yuki. Yuki seketika tersenyum, ia mengerti maksud suaminya itu. Ia membalikkan badannya kearah Stefan. Melingkarkan tangannya dileher Stefan kemudian tersenyum manis. Yuki menjinjitkan kakinya, dan berbisik ditelinga Stefan
"Sebentar lagi yah.." Ucapnya pelan kemudian mengecup bibir tipis Stefan secara singkat.

Usai merapihkan semua pakaiannya, Yuki mendekati Stefan. Ia melihat Stefan sudah tertidur. Wajahnya nampak begitu teduh, ia membelai lembut kulit putih mulus itu kemudian menyelimuti sebagian tubuh suaminya itu.
Tiba-tiba ada rasa takut yang menyelinap dihatinya.
"Aku ga pernah bisa ngebayangin, gimana seandainya jika suatu saat nanti kamu pergi dari hidup aku, Steff" lirihnya dalam hati, tanpa ia sadari butir-butir bening telah menetes dari matanya, mengalir hangat membasahi pipinya.
"Ya Allah.. kau hadiahkan rasa berupa cinta diantara kami berdua. Tolong jangan pernah ambil kembali rasa ini. Jaga hatiku dan hatinya agar selalu terpaut" sebuah doa dan harapan tulus terucap dari dalam hatinya.

Yuki menghapus airmatanya, Perlahan ia beranjak dari duduknya namun tangannya tertahan, rupanya Stefan terbangun dan memegang tangannya.
"Kamu kenapa bangun?" Tanya Yuki kembali duduk disisi ranjang.
"Maaf ya aku ketiduran. Aku udah lama ya tidurnya?" Tanya Stefan sambil mengusap-usap wajahnya.
"Sayang kamu tidur lagi aja. Aku juga udah selesai ko beres-beresnya" ucap Yuki. Stefan membuka seluruh matanya dan menatap Yuki lekat, sebentar saja ia bisa menangkap apa perubahan diraut wajah Yuki.
"Kamu nangis?" Tanya nya khawatir sambil mengusap-usap pipi Yuki lembut. tersenyum dan menggelengkan kepalanya, situasi terasa hening.
"Kita akan selamanya begini kan Steff? Bukan hanya saat ini, ketika kita masih pengantin baru kan?" Kata-kata yang terlontar dari mulut Yuki itu akhirnya memecah keheningan. Stefan meraih tangan Yuki, dan satu tangannya lagi mengangkat perlahan wajah Yuki yang tertunduk. Matanya terlihat sayu.
"Ya of course sayang, kita akan sama-sama saling menjaga dan saling mempertahankan.." Kata-kata Stefan bagaikan guyuran hujan ditengah terik matahari yang membakar. Hatinya kembali tenang, terasa sangat nyaman.
"Kamu ga usah mikir macem-macem, kamu dan aku akan tetap seperti ini. Berdua dalam cinta dan selamanya menjadi kita" ucap Stefan seraya mencolek dagu Yuki.
Ia tersenyum dan kembali merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur.
"Udah akh, jangan sedih-sedihan lagi,, sinii..." Ujar Stefan, ia menepuk-nepuk dadanya menyuruh Yuki berbaring disana.
Yuki tersenyum dan segera berbaring, menaruh kepalanya diatas dada Stefan. Tangannya memeluk perut suaminya itu. Stefan perlahan mengusap-usap rambut Yuki.
"Kamu kenapa tiba-tiba mikirnya kaya gitu sih sayang?" Tanya Stefan sambil terus mengusap kepala Yuki.
"Hmm,," Yuki sejenak berfikir dan kembali melanjutkan kata-katanya.
"Entahlah.. Tiba-tiba aku takut ngebayangin banyak banget rumah tangga yang gagal disekitar kita" ucap Yuki sambil memainkan kancing baju Stefan. Stefan menghela nafas pelan,
"Sayang, kamu jangan cuma melihat mereka yang gagal. Diluar sana banyak yang berhasil mempertahankan rumah tangganya. Bahkan jumlah mereka jauh lebih banyak.. Dan kita akan seperti mereka. Kita akan terus selamanya bersama, sampai kita punya anak, punya cucu. Sampai rambut kita memutih, sampai gigi kita hanya kuat untuk memakan bubur, sampai kulit kita keriput dan sampai mata kita akhirnya turtutup untuk selamanya. Ini bukan janji aku, karena aku ga ingin mendahului takdir dan aku ga mau ngecewain kamu. tapi ini harapan dan keinginan aku. Aku akan sungguh-sungguh untuk itu. Kamu harus inget ya sayang, jika suatu saat aku bersihkeras untuk pergi, kamu harus ingetin aku betapa aku pernah lebih bersihkeras memintamu untuk tetap tinggal" ucap Stefan,, tanpa saling mengetahui. Mereka bersamaan meneteskan airmata. Yuki mengusap airmatanya, ia mengangkat kepalanya menatap Stefan. Ia kemudian tersenyum manis.
"Serius??" tanyanyaa singkat.
"Apa masih kurang janji sakralku didepan penghulu itu? Aku udah divonis untuk menjagamu. Dari hati sampai mati.." jawab Stefan sambil menyentil pelan hidung Yuki.
"Hmm.. Percaya ga ya.." Yuki bangun dari tidurnya dan duduk diranjang sambil memeluk guling.
Stefan mengernyitkan dahinya kemudian tersenyum. Ia segera mendekati Yuki, membuang guling yang tadi Yuki peluk. Ia menyelinapkan tangannya melingkar dipinggang Yuki, menyingkap rambut Yuki hingga ia bisa mengecup leher jenjang itu. Yuki kembali merasakan seperti tersengat beribu volt aliran listrik. Darahnya kembali berdesir hebat, matanya terpenjam merasakan itu. Stefan perlahan menghentikan aktifitasnya dan kembali berbisik.
"Kamu tau ga sayang setiap orang diciptakan dengan tujuannya masing-masing" ucap Stefan sambil menopangkan dagunya dipundak Yuki.
"Ohh ya..? Contohnya?" Yuki bertanya singkat.
"Ya seperti kamu yang sengaja diciptakan Allah untuk selalu aku cintai dan aku puji" gombal Stefan.
"Gombal deh" Yuki menarik pelan hidung Stefan, walau sebenarnya ia juga sangat menyukai kata-kata itu.
"Terus kamu diciptain untuk apa?" Lanjut Yuki lagi.
"Ya aku tercipta untuk mencintai kamu. Dan kamu hanya harus mengizinkan aku untuk terus seperti itu" Yuki tak lagi bisa menahan tawanya mendengar kata-kata Stefan yang memang terdengar gombal.
"Bisa banget sih gombalnya" ucap Yuki sambil mengacak-acak rambut Stefan.
"Tapi suka kan? iya kan?" Ucap Stefan pede.
"Kamu selalu ngebuat aku jatuh cinta. Setiap detikpun adalah rindu yang nyata terasa didalam hatiku akan dirimu" batin Yuki
Suasana seketika hening saat mereka saling menatap, merasakan desiran-desiran halus diseluruh tubuh mereka.
Stefan perlahan mendekatkan tubuhnya mengecup lembut bibir tipis Yuki.
Yuki pun membalasnya dengan mengikuti alur permainan itu.
Ia merasakan tangan Stefan memeluk pinggangnya, ia menengadahkan kepalanya dan membiarkan Stefan membenamkan wajahnya didalam lehernya membuat tubuhnya semakin lemas, dan ia merasakan tangan Stefan yang berada dipinggangnya perlahan membiarkan tubuhnya terbaring.
Menutup malam diparis dengan sentuhan-sentuhan cinta yang membuat hangat seluruh tubuh mereka..

Gimana ?? Pendek yaa ? Maaf yaa otaknya lagi buntu. Gatau mau nulis apa?? Ada yg punya saran ga? Apa yang harus terjadi diantara Stefki nyaa? Konflik apa yaa ?? Atau kebahagian karna kehamilan aja kali yaa?? Terimakasih buat semuanya yang udah setia ngebaca, vote, and comment nyaa. Pas nulis tuh ngebayangin Stefan dan Yuki bisa gak yaa kehidupan mereka kaya gini. Tapi kayanya cuma ngarep.doang.. Huft

Our Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang