Ch 5. Days Without You

1.5K 102 10
                                    

Kyuhyun pov

Aku tidak bisa menyalahkan Sungmin jika dia tidak bisa meneruskan hubungan ini, keluarganya pasti merasa malu jika putra mereka berpacaran dengan laki-laki dan aku juga merasa malu pada mereka karena sudah berpacaran dengan Sungmin secara diam-diam, bahkan jika Ayah Sungmin menghajarku pun itu pantas.

Hubungan cinta sepertiku ini sulit terwujud, jangankan memikirkan persetujuan fans dan masyarakat, mendapat persetujuan dari keluargapun merupakan masalah yang besar, disaat keluargaku setuju justru keluarga Sungmin tidak setuju. Aku tidak bisa egois begitu juga Sungmin yang tak bisa egois. Ini bukan salah siapa-siapa, ini salah cinta yang datang diantara kami.

Aku bisa hidup tanpa Sungmin, aku pasti bisa. Aku hanya perlu kembali menjadi Cho Kyuhyun seperti sebelum aku bertemu Sungmin.

Beberapa hari ini ponselku semakin jarang berdering dengan nada yang khusus kupilih jika Sungmin menelponku, padahal saat kami masih berpacaran hampir setiap hari Sungmin menelponku dan aku juga akan selalu menelponnya jika aku mau pergi, kini pesan telponku juga jarang terisi oleh nama Sungmin, biasanya dia selalu kirim kakao atau pesan sms, aku juga jarang bertemu Sungmin di dorm karena dia selalu pulang ke rumahnya, kami benar-benar putus hubungan, aku tak pernah merasa sekosong ini sebelumnya, kami tak pernah bertengkar lebih dari satu hari tapi sekarang kami sudah berpisah selamanya.

Aku menghubungi Changmin untuk datang ke bar tempat kami biasa minum, bar dekat apartmen dorm. Disini banyak perempuan, aku coba melihat-lihat mereka, mereka cantik, seksi, tapi terlalu penggoda, aku tidak suka, aku lebih suka orang yang hanya tampil menggoda didepanku saja, seperti yang sering Sungmin lakukan saat kami sedang berdua.

Perempuan semua sama saja, Changmin datang tak lama setelah aku datang.

"mana yang lain?" ucap Changmin dengan semangat dan senyum yang lebar, jadi dia pikir aku mengajak Minho juga.

"aku cuma ingin minum berdua denganmu" aku tuang segelas wine untukku juga untuk Changmin.

"ada apa man? apa kau sedang ada masalah?"

"mungkin lebih tepatnya masalah itu sudah berakhir, tapi justru karena berakhir jadi aku sedih karena sudah tidak akan ada lagi masalah antara aku dan dia" aku tenggak wineku sampai habis.

"apa maksudmu dengan dia?"

"Sungmin.." Changmin tahu aku menjalin hubungan dengan Sungmin dan aku selalu ceritakan padanya tiap kali kami ada masalah, dari hal sepele sampai yang rumit seperti sekarang.

"dengan Sungmin hyung? apa maksudmu berakhir?"

"aku sudah putus dengannya"

"apa? hey man... jangan bercanda, kau serius?"

"aku serius, kali ini kami benar-benar putus"

"kenapa? bukannya kau bilang keluargamu setuju?"

"iya, masalahnya keluarga Sungmin tidak setuju"

"oh..." aku rasa Changmin paham tanpa perlu kujelaskan panjang lebar, "aku paham dengan perasaanmu teman, kau tahu konsekuensi hubungan kalian kan?"

"iya, aku tahu... tapi apakah kami harus berpisah sekarang? aku masih merasa dia milikku, aku masih ingin memilikinya"

"tapi kau tahu jelas kenapa dia ambil keputusan itu kan?"

"iya, tidak mungkin dia menentang keluarganya, apalagi hubungan kami salah"

"jangan bilang begitu teman..." Changmin menepuk pundakku

It's Not End, But It's AndOnde histórias criam vida. Descubra agora