Will You Marry Me ?

5K 229 16
                                    

Sudah hampir satu tahun Stefan dan Yuki menjalani hubungan layaknya sepasang kekasih kebanyakan. Hubungan yang tak lagi mereka sembunyikan dari siapapun, hubungan yang tak lagi berada diatas hubungan lain yang lebih dulu terjalin.
Setahun berjalan, mereka semakin merasakan cinta yang ada semakin kuat, semakin tumbuh dan berkembang didalam hati mereka.
Namun perjalanan cinta mereka tak selalu mulus karena Tante Ellen, Mamanya Stefan belum bisa menerima Yuki yang berasal dari keluarga sederhana itu.

'Kriiiiiiiiiing'
Deringan alarm memekik keras ditelinganya, seketika membangunkan lelapnya tidur Yuki. Ia meraba meja kecil disamping tempat tidurnya dengan mata yang msih sedikit terpejam. Kantuk sepertinya belum juga beranjak dari matanya. Tangannya tak juga dapat meraih jam weker itu, dengan malas ia akhirnya membuka seluruh matanya dan segera meraih weker itu dan mematikannya.
"Huuh... Berisik banget" dengusnya kesal, ia kembali menguap. Semalam ia pulang terlalu larut itu sebabnya matanya terasa amat lengket.
Ia kembali menaruh jam weker itu dimeja, pandangannya terhenti saat melihat setangkai bunga mawar lengkap dengan sebuah kartu ucapan berwarna pink soft cantik. Ia mengambilnya dan mencium aroma mawar yang begitu menyengat dihidungnya.
"Happy anniversarry Putri Keong. Its been 12 month we are together, u won't believe I cherish every moment I spent with u.Love you" Yuki tersenyum membaca isi dari kartu ucapan itu, tertanda nama Stefan di sudut kanan bawah. Hatinya berdesir halus mengalirkan seluruh kesejukan keseluruh tubuhnya.
Drrrt..drrrrt..
Lamunan Yuki buyar oleh getaran handphonenya. Ia meraih ponselnya dan mengecek sebuah pesan yang masuk. Ia tersenyum manis setelah membaca isi pesan tersebut.

Sementara dirumah Stefan.
"Emang kamu ga bisa cari cewe lain sayang? Yang lebih bagus bibit, bobot, bebetnya. Yang setara dengan keluarga kita gitu" ucap mama Stefan ketika Stefan meminta ijin padanya untuk menikahi Yuki.
"Ma, Stefan bahagia sama Yuki. Dia wanita baik-baik. Dulu mama juga gak setuju sama Natasha karena dia model, dan menurut Mama model itu bukan cewek baik-baik. Sekarang Yuki juga ga setuju padahal kan dia wanita yang sangat baik" bela Stefan.
"Iya.. Tapi dia ga berkelas banget buat kamu.. Miskinn.." mama Stefan tetap berpendirian teguh tidak merestui hubungan anaknya dengan Yuki.
"Please ma. Stefan ga pernah minta apa-apa. Stefan cuma minta restu mama. Stefan cinta banget sama Yuki ma." Mohon Stefan sungguh-sungguh meyakinkan Mamanya sambil mencium tangannya berulang kali.
"Mau bagaimana lagi, mama udah ga bisa berbuat apa-apa" ucap mama nya pasrah.
"Jadi?? Mama setuju?" Stefan.kembali bertanya meyakinkan Mamanya dan terlihat sumringah. Mamanya tersenyum dan mengangguk.
"Makasih ma, makasih.." ucap Stefan kemudian mencium pipi mama tersayangnya itu.

*******
Yuki mendatangi kantor radio milik Stefan. Ia ingin memberikan makan siang untuk kekasihnya itu. Ia berjalan dengan penuh senyum saat memasuki gedung itu, ia langsung menuju ruangan Stefan. Namun langkahnya terhenti saat melihat ada seorang perempuan didalam ruangan kekasihnya itu. Ia melihat dari balik kaca. Ternyata perempuan itu adalah Natasha mantan kekasih sekaligus mantan tunangan Stefan. Ia memperhatikan keduanya yang terlihat berbincang begitu akrab.
"Natasha ngapain ya kesini" gumamnya pelan. Berbagai fikiran negativ memenuhi otaknya hingga membuat dirinya begitu resah.
"Yaampun Yuki, lo mikir apaan sih. Stefan gak mungkin macem-macem" Yuki berusaha menenangkan dirinya sendiri. Ia akhirnya mengakhiri menonton pemandangan itu, ia beranjak menuju ruang siaran.

"Menurut kamu gimana? Bagus ga?" Tanya Stefan menyodorkan sesuatu pada Natasha. Natasha melihatnya dan kemudian tersenyum.
"Bagus.. Indah sekali" jawab Natasha.
"Selamet ya Steff, aku pasti doa'in yang terbaik buat kamu" lanjutnya.
Stefan tersenyum pada mantan kekasihnya itu.
"Makasih ya Sha,, aku juga selalu berdoa buat kebahagiaan kamu. Maaf kalo aku pernah nyakitin kamu" ucap Stefan.sambil menatap lekat Natasha
"It's oke Steff. Aku seneng kok ngeliat kamu bahagia" ujar Natasha pelan, suaranya terdengar parau. Tak bisa dipungkiri, ia masih mencintai Stefan. Stefan menghapus airmata Natasha dan menggenggam tangannya.
"Aku yakin Allah sudah mempersiapkan yang lebih baik dari aku untuk kamu" kata-kata Stefan semakin membuat Natasha terisak. Stefan perlahan mendekatkan wajahnya dan mencium kening Natasha.

Our Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang