10

3.2K 255 0
                                    

10

"Aku menyukaimu. Bagaimana jika kita menjadi sepasang kekasih?"

Aku yang mendengar seuntaian kalimat itu hanya bisa terdiam. Berpura-pura tidak mendengar dan asyik makan. Pada akhirnya, aku tersedak.

"Minum dulu, pelan-pelan kalo makan. Laper apa doyan sih?"

Aku tersenyum tipis. Sedikit minum untuk meredakan tenggorokan ini dan kembali melanjutkan makan.

"Kamu tadi denger aku ngomong gak sih, Ran?"
"Ran?"
"Ranaaa?"

Aku mengerjapkan kedua mataku. Kembali minum air soda dan meneguknya sampai habis. Aku tersenyum.

"Terlalu serius makan. Ada apa?"

Oh Tuhan. Harus aku jawab apa? haruskah aku teriak kegirangan dan menerimanya ketika ia mengutarakan perasaannya sekali lagi?

Jadi ia menyukaiku? Membalas perasaanku?

"Aku suka sama kamu. Semenjak di cafe itu. Jadi mau gak?"

"Apa?"

"Polos banget sih?"

"Apa?"

"Mau jadi pacarku gak?"

"Mau."

Ia nampak mengerjapkan matanya. Aku tau itu. Ia pasti tidak percaya aku dengan mudahnya menerima cintanya.  Aku malu jika ia kira aku ini gadis murahan. Atau aku malu jika di akhir kalimatnya ia berkata, "april mop." Itu sangat tidak lucu sekali banget.

"Aku beruntung bisa dapetin kamu."

Beruntung? Oh untunglah dia tidak seperti yang aku duga.

Seharusnya aku yang beruntung mendapatkanmu, Rio.

Feel(er)Where stories live. Discover now