Chapter 11

177 10 0
                                    

Ocha dan sehun berjalan melewati lorong-lorong rumah sakit dengan cepat. Ocha tidak henti-hentinya menangis sedari tadi.

Sampai mereka menemukan seorang namja yg duduk di bangku kamar mayat dengan tatapan kosong. Ocha dengan cepat berlari kepelukan namja itu.

"Oppa,,,,,",tangis ocha semakin kuat di pelukan baekhyun.

"Kau harus bisa merelakan kepergian mereka ocha-a",ucap baekhyun pada ocha.

"Mereka pergi tanpa mengucapkan kata-kata terakhir atau berbicara pada ku hiks",ucap ocha pada baekhyun.

"Itu semua tidak bisa membuat alasan untuk mereka tidak pergi meninggalkan mu ataupun oppa. Ocha-a jika kau seperti ini appa dan eomma juga akan ikut sedih. Apa kau mau membuat mereka bersedih?",tanya baekhyun pada ocha. Ocha hanya menjawab dengan sebuah anggukan.

"Dengarkan oppa ocha-a. Mereka pergi bukan karena sudah tidak menyayangimu, tetapi mereka pergi karena sebuah takdir yg indah sudah menunggu mereka disana. Jadi kau harus kuat menghadapi semua ini, oppa, sehun, eommanim, aboenim akan selalu ada bersamamu dan selalu menyayangimu. Kau harus bisa menerima semuanya. Baiklah sekarang kau tenangkan dirimu bersama sehun. Oppa harus pergi mengurus pemakaman appa dan eomma. Besok kau oppa tunggu di pemakaman",ucap baekhyun pada ocha. Ocha hanya menjawab dengan sebuah anggukan.

"Sehun tenangkan ocha, aku harus pergi sekarang",ucap baekhyun pada ocha.

"Baik hyung",jawab sehun.

"Baiklah ocha oppa harus pergi sekarang",ucap baekhyun pada ocha, lalu pergi meninggalkan ocha dan sehun.

"Sebaiknya kita pulang, aku ingin kau tenang ocha-a. Besok kita datang kepemakaman",ucap sehun pada ocha.

Sehun segera merangkul ocha dan membawa keluar dari rumah sakit. Dia tidak mau jika ocha berlama-lama di rumah sakit, ocha menjadi semakin terpuruk.

Didalam mobil

Sepanjang jalan yg dilalui mereka, ocha hanya menatap keluar jendela. Entah apa yg ada di pikirannya sekarang, yg pasti tentang orangtuanya. Sehun yg mengetahui itu langsung menggenggam tangan ocha.

"Ocha-a aku yakin kau pasti bisa melewati saat-saat seperti",ucap sehun pada ocha. Ocha hanya menjawab dengan senyuman yg indah. Tiba-tiba ponsel ocha berbunyi.

Chanyeol oppa

"Ne oppa",ucap ocha pada chanyeol.

"Ocha-a oppa turut berduka cita atas kepergian kedua orangtuamu. Oppa tidak menyangkan jika pertemuan bisnis dengan orangtuamu adalah pertemuan terakhir ku bersama mereka",ucap chanyeol pada ocha.

"Kamsahamnida oppa",ucap ocha pada chanyeol.

"Oppa harap kau baik-baik saja disana, walaupun duka telah menyelimutimu ocha-a. Besok oppa akan pulang, oppa akan datang kepemakaman orangtuamu",ucap chanyeol.

"Ne oppa, aku merindukanmu",ucap ocha pada chanyeol.

"Hahahahaha oppa juga. Bye",ucap chanyeol menutup telpon.

"Bye",jawab ocha lalu mematikan telponnya.

Tanpa ocha ketahui sehun mendengarkan semua pembicaraan ocha, namun dia tidak tahu siapa si penelpon. Kecemburuan telah menyelimuti sehun.

"Siapa dia?",tanya sehun menyelidiki.

"Chanyeol oppa",jawab ocha santai.

Deg jawaban itu membuat sehun semakin cemburu.

"Lagi?",tanya sehun pada ocha.

"Apa maksud dari lagi?",tanya ocha bingung pada sehun. Dia sama sekali tidak mengerti apa yg sehun bicarakan.

IF I COULD TURN BACK THE CLOCK [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang