Chapter 35

10.6K 740 1
                                    

Kevin menceritakan apa yg terjadi, ali semakin gusar dan gelisah, gadisnya pasti begitu kecewa padanya. Ali bangkit dari duduknya dan hendak keluar rumah

"kemana?" tanya kevin

"nyamperin prilly"

"percuma li, prilly gak akan mau nemuin lo, mending lo kasi waktu dia buat tenang, lo bisa bicarain ini besok"

Ali menghela nafasnya pelan, benar juga kata kevin, apalagi mengingat prilly sedikit susah mengontrol moodnya, jadi ali memilih kembali ke kamarnya. kevin yg melihat adiknya gusar pun mengikuti ali kedalam kamarnya.

Ali menghempaskan tubuhnya kasar begitu saja keranjang merahnya, ia merutuki dirinya sendiri atas kelaukannya hari ini

"lo harus bersikap terbuka li, gak gini caranya"

"gue kaya gini juga buat jaga perasaan dia vin, gue gak mau liat dia cemburu, gue sengaja, gue fikir dia akan tetep disini"

"apapun itu, cewe gak suka dibohongin li, gue harap lo bisa lebih terbuka sama prilly, kasian dia rela bela belaiin lo didepan bunda nya"

Ali hanya menghela nafasnya berat, ia tak tau akan seperti ini jadinya. Ali pun mencoba memejamkan matanya dan terlelap.

***

Prilly melirik jam tangannya, sudah jam 6 lewat 15 menit dan ia tengah berdiri diteras rumahnya. prilly tengah menunggu randy dan angga yg ia titahkan untuk membawanya kabur agar ali tak lebih dulu menjemputnya.

"ily, kamu yakin mau pergi pagi pagi gini nak?" tanya bunda muncul dari dalam rumah

"yakin bun, ily lagi gak mau ketemu ali"

"yaudah, tapi inget, gak baik ya menghindar dari masalah"

Prilly hanya mengangguk pelan dan tak lama mobil angga pun muncul

"yes! mereka dateng, yaudah ily berangkat bun, daaa bunda"

Prilly mencim singkat pipi bunda ully

"hati hati sayang"

"siap bundaa"

Prilly berlari kecil menghampiri mobil halik lalu masuk begitu saja ke kursi penumpang dibelakang

"eh prillong! ngapain lu nyuruh kita jemput lo pagi pagi buta gini? mana si ali?" omel randy dengan wajah tertekuk

"randy, lo mending diem aja deh ya, gue males bahas dia"

"lagi berantem prill?" tanya angga

"ngga juga, udah ah, cepetan jalan, kita mampir bentar ke bubur ayam pak umis, laper gue"

"asik dibayarin prillong" pekik randy

"kata siapa?"

"lah? terus?" angga ikut bertanya

"kan gue udah pernah bilang kalo traktir orang galau pahalanya banyak"

Randy dan angga menguap bersamaan, prilly pun hanya terkekeh kecil melihat ekspresi malas kedua sahabatnya ini. Begitulah randy dan angga, walaupun mereka kesal pada prilly, namun mereka tetap memanjakan prilly layaknya adik mereka sendiri.

***

Ali mempercepat langkahnya menyusuri koridor sekolah, ia geram dengan sikap prilly yg meninggalkannya begitu saja ke sekolah tanpa memberi kabar padanya. Ali menatap bangkunya bersama prilly, namun kosong. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas, ternyata disana prilly nya, ditempat duduknya semula saat sebelum menjadi pacar ali.

Ali melangkahkan kakinya mendekati prilly yg tengah sibuk dengan novelnya, ia mencoba mengatur emosinya agar tak salah bicara dengan prilly

"pagi sayang"

Sepeda CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang