12

2.2K 432 129
                                    

Home • Dua Belas


Setelah selesai dengan laguku, aku berdiri, kemudian menghampiri Louis dan Megan, rasanya aku tidak bisa berlama-lama lagi di sini,

"Lou, selamat ulang tahun ya, selamat juga buat kalian," ucapku terburu-buru.

"Dan lo, Megan, selamat juga, ya, semoga kalian langgeng," ucapku.

You better watch out, you're holding my entire world, now.

Mereka mengangguk dan memberiku senyuman. "Gue masih ada urusan, duluan ya, have fun!" sahutku, lalu membalikkan tubuhku dan dengan kekuatan yang masih kupunya, aku menyambar tangan Luke yang tadi berdiri di sebelah Louis tanpa melihatnya dulu.

Meninggalkan dia bersamanya.

Melepaskannya.

Separuh dariku berkata kalau seharusnya aku menyatakan saja perasaanku, tapi sisi lainnya mengatakan lebih baik diam, dan perlahan hapus rasa itu.

Aku menarik tangan Luke tak tentu arah, aku hanya mengikuti kemana kakiku membawaku,

Sampai kakiku berhenti, aku melepaskan genggaman tanganku pada Luke,

"Luke, kenapa sih, ini tuh gak adil buat gue!"

"Apa gue yang terlalu bodoh nyimpen perasaan gue buat sahabat gue sendiri?"

"Nyimpen perasaan buat orang yang sama sekali gak pernah liat gue!"

"Dari dulu, dia selalu gunta-ganti cewek, dan kenapa coba dia gak pernah liat gue?"

"Gue sayang Luke, sama Louis,"

Semua perasaan ini menyeruak di dalam dadaku, cairan bening itu mendesakku untuk mengeluarkannya. Aku kesulitan bernafas. Semua perasaan ini meruntuhkan dinding pertahanan yang telah kubangun,

Aku menangis.

Ini rasanya sangat menyakitkan.

"Luke, dengerin gak sih gue ngomong apa?" tanyaku, lalu melihat kebelakang.

Sontak aku menutup mulutku dengan kedua tanganku, dan membelalakan mataku ketika yang ada di hadapanku sekarang itu,

Louis.

Mati.

"Louis?!"

Dia terlihat sama kagetnya seperti aku. Dia menatapku seolah-olah dia tidak percaya dengan apa yang baru saja kuucapkan.

"Ja-jadi, lo?"

"Lo suka Liv, sama gue?" tanya Louis mencoba meyakinkan dirinya sendiri setelah mendengar pernyataanku.

Aku membuang mukaku, "Gue, gu-gue," ucapku terbata-bata.

"Maafin gue, Liv," ucap Louis lalu mendekat ke arahku,

"Stop! Please, jangan," cegahku.

Aku tahu mungkin dia akan memelukku sekarang, dan bahkan berkata kalau aku dan perasaanku ini akan baik-baik saja.

"Maafin gue, sumpah, maafin gue,"

Aku masih terdiam.

"Kalo aja gue nyatain perasaan gue ke lo duluan, mungkin sekarang lo udah jadi milik gue," ucap Louis.

Aku bergeming. Tidak mengucapkan apapun, seharusnya aku bisa, tapi entahlah, tidak ada satu katapun keluar dari mulutku.

Jadi, selama ini Louis juga..?

"Iya, Liv, selama ini gue juga suka sama lo! Cuma gue terlalu pengecut buat nyatain itu,"

"Dan lo tau gak gimana sakitnya gue waktu lo malah seneng gue deketin Megan? Gue kira lo bakal cemburu dan taunya nggak,

Lo tau gak waktu lo ngenalin Luke ke gue, gimana tatapan dia sama lo? Gue tau dia juga pasti suka sama lo,

Lo tau waktu liat lo sama Luke pulang bareng, dan liat lo meluk dia, walaupun gak langsung itu rasanya gimana?"

"Sakit, Liv,"

Aku rasanya ingin meledak. Semua rasa kini bercampur di dalam dadaku. Dan semua pikiran berkecambuk di dalam kepalaku.

Apa yang seharusnya kini aku rasakan? Kecewa? Sedih? Atau bahkan senang?

"Kenapa lo gak bilang dari awal, Lou?"

"Lo gak tau gimana sakitnya gue, sakit, tau gak gimana rasanya waktu gue liat lo ciuman sama dia?"

"Anjing itu sakit banget,"

Aku menangis lagi.

"Sumpah, itu sakit,"

"Maafin gue, gue terlalu pengecut, gue gak berani nyatain perasaan gue ke lo, entahlah, gue bisa mainin perasaan cewek lain,"

"Tapi nggak sama lo, gue takut suatu saat nanti gue bisa nyakitin lo, gue gak mau ngerusak lo," tutur Louis.

"Dan waktu gue udah mulai berani, gue inget kalo ada Megan, dia nyatain perasaannya ke gue duluan, dan dia minta gue jadi pacarnya, entah sihir apa yang dia kasih ke gue, gue jadi nerima dia, dan gue nyesel, seharusnya gue nolak dia aja waktu itu," ujar Louis, satu nafas.

"Dan adanya Luke, bikin gue makin nyadar kalo dia tuh yang terbaik buat lo, dia gak mungkin nyakitin lo, gak kayak gue,"

Dia menangkupkan tangannya di sisi wajahku, lalu mengusap air mata yang sedari tadi jatuh di pipiku,

"It's always been you, Liv,"

:)

-------

Move away people, my baby is gonna slay next year! #BEFOUR #2016isZaynsYear

Ya Allah gakuat dd:')

home » lwtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang