10. Unpredictable

53K 2.6K 20
                                    

GIBRAN dan Sara sedang ada dalam pesawat menuju Milan, Italia. Ya, setelah pengakuan Sara kenapa dia tidak pernah menerima mahasiswa ataupun lelaki-lelaki yang mendekatinya, Gibran berusaha mengerti. Jelas, Sara adalah mantan kekasih sang Pangeran. Dia tak mungkin memilih sembarang lelaki untuk menjadi kekasihnya.

Well.. picky.

Keadaan semula gelap karena mereka memilih penerbangan malam yang akan membuat mereka sampai ke Italia di pagi hari, lampu di pesawat pun menyala.

"Buongiorno tutti i passeggeri e benvenuto a Milano prego, stiamo per atterrare a Milano, Italia.",

"Good morning all the passenger and please welcome to Milan, we are about to land in Milan, Italy.",

Sara yang menghabiskan perjalanannya dengan tertidur pun membuka matanya. Karena kedua telinganya tersumpal headset Beats by Dr. Dre, dia memicingkan matanya dengan bingung.

"Kita sudah sampai.", ucap Gibran seolah tahu apa yang ada di pikiran gadis disampingnya itu.

"O-oh? Wha? Okay.", jawab Sara dengan linglung seraya mengambil sweater Balmain x H&M miliknya yang berwarna navy, tak lupa beanie hitam miliknya. Karena sekarang musim gugur, dan musim gugur di Italia sama saja seperti permulaan musim dingin. Disini sangatlah dingin.

Sara, Gibran, Lexa, dan Ezar segera turun dari pesawat saat mereka sudah landing. Dan guess what? Seluruh wartawan sudah mengepung mereka dengan gila.

"Talitha Maximillianzo, apa yang membuat anda akhirnya memutuskan untuk kembali ke Milan?",

"Talitha, apakah anda akan kembali ke dunia entertainment seperti dahulu?",

"Talitha, mengapa anda baru muncul di saat-saat panas seperti ini. Apakah anda ada bagian dalam masalah kerajaan baru-baru ini?",

"Talitha apakah mungkin adalah gadis yang menjalin hubungan dengan your majesty Maison Martin mengingat dahulu anda adalah kekasih pertama sang Maison?",

Sara benar-benar tidak mengerti akan ucapan-ucapan para wartawan ini. Masalah? Kekasih? Masalah apa? Gibran, Lexa, dan Ezar tidak paham sama sekali akan apa yang dibicarakan para wartawan itu karena mereka semua menggunakan bahasa Italia. Sara kemudian memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan para wartawan dan berjalan keluar diikuti oleh Gibran, Lexa, dan Ezar.

Sampai saat mereka ada di luar terminal, ada seorang laki-laki yang membawa tulisan "MAXIMILLIANZO", dan berjalan kearah mereka.

"Miss maximillianzo Talitha? Da questa parte, prego! (Miss Talitha Maximillianzo? Disini!",

Sara mengernyitkan dahinya dan menjawab,
"Mi dispiace, ma chi sei? (Maaf, anda siapa)",

"Mi scusi maestà, il mio nome è Jack da Elaxenderé Unito. Maison Martin mi spedizione a prenderti. (Maaf yang terhormat, saya Jack dari Kerajaan Elaxenderé. Saya diutus Maison Martin untuk menjemput anda)"

Sara kemudian terbelalak kaget dan membelalakkan matanya. Martin mengetahui bahwa dia ada disini?

"Ada apa?", tanya Gibran dengan penasaran.

"Martin menjemput kita disini.",

"Apa? Bagaimana bisa?",

"I don't know. Sudah ikuti saja, Martin pasti punya alasan kenapa dia melakukan ini.",

"Dia akan membawa kita kemana?",

"Tentu saja ke Elaxenderé Kingdom.",

Lexa dan Ezar hanya diam dan tidak ingin mencampuri urusan mereka berdua. Sara segera menyerahkan kopernya dan berjalan mengikuti Jack. Sementara Gibran mati-matian menahan rasa kesalnya karena Sara memilih untuk tetap menemui sang Maison.

Miss BombshellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang