part 13

61K 1.2K 13
                                    

Sejak memasuki umur 24 tahun aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk menjadi istri yang baik pada kevin dan jadi mama yang baik pada rafa selama kontrak ini berlangsung. Dengan demikian aku dapat iklaa menjalani pernikahan bohongan ini

Pagi pagi sekali aku sudah bangun membuatkan serapan untuk rafa dan kevin, aku juga sudah menyiapkan baju yang akan dipakai kevin ke kantor

"Ayo bangun sayang, nanti telat kesekolahnya" aku membangunkan rafa yang masih setengah sadar, aku menggendongnya ke kamar mandi memandikannya dan memakaikan seragamnya

"Ganteng banget sih, wangi lagi, anaknya siapa sih ini" ujarku menggoda rafa
"Anak nya papa mama dong" ujarnya manja dan memelukku
"Ya udah kita ke meja makan yok sayang" aku menuntuk rafa ke meja makan untuk serapan
Rafa aku tinggalkan di meja makan didampingi mina.
Aku menghampiri kevin dikamarnya

"Ini kamu yang siapin" tanyanya dengan nada kurang suka,
"Ia, kamu gak suka ya" jawabku
"Aku gak suka kalo barang barangku disentuh orang lain" ujarnya datar
"Ya udah maaf kalo gitu, aku hanya ingin jadi istri yang baik selama kontrak ini berjalan dan juga jadi mama yanh baik untuk rafa, oh ia rafa sudah menunggu kamu di meja makan" ujarku dan keluar, nggak tau kenapa hatiku sedikit terusik mengingat dia menganggapku orang lain.

Aku kembali ke meja makan, disusul dengan kevin. Selesai serapan kevin segera berangkat ke kantor. Aku mengantar kan rafa kesekolahnya

Malamnya aku mencoba untuk ngobrol dengan kevin. Bagaimanapun setelah kupikir pikirkan hanya menjaga rafa tidak cukup membayar hutangku yang banyak itu, aku tidak ingin berhutang budi padanya

"Vin aku mohon sama kamu ijinkan aku menyiapkan baju kantormu dan menyediakan serapanmu" ujarku menghampiri kevin di ruang kerjanya

"Kamu tidak perlu melakukan itu semua, karena aku tidak butuh itu" jawabnya dingin

"Ia aku tau, aku juga melakukan itu gak ada maksud apa apa aku hanya ingin menjadi mama yang baik buat rafa seperti keinginanmu tapi aku butuh bantuanmu untuk mewujudkan itu, dengan menyiapkan baju dan serapan serta memasangkan dasimu mungkin akan mencegah kecurigaan rafa sehingga yang ada di kepalanya papa mamanya akur akur saja." Ujarku menjelaskan

"Nanti aku pikirkan, kamu boleh keluar aku mau kerja" ujarnya datar dan aku pun keluar meninggalkannya

Diluar dugaanku kevin menyanggupi semua keinginanku, setiap pagi aku menyiapkan pakaian kantornya, menyiapkan serapannya dan juga memasangkan dasi di lehernya nampaknya suami istri pada umumnya

Rutinasku seperti itu setiap hari, beberapa kali kevin keluar kota untuk menemui kliennya aku juga membantunya beres beres. Selama tiga hari kevin ke luar kota menyelesaikan proyek dan aku mengemasi semua keperluannya.

"Titip rafa ya, jaga baik baik" ujar kevin sebelum berangkat dan aku mengangguk. Gak terasa kami sudah enam bulan menikah dan tidak ada yang berubah sedikitpun semuanya masih sama saja kevin masih tetap dingin. Hanya saja sekarang hatiku sedikit berubah seiring melakoni peran sebagi seorang istri aku rasa aku mulai menyukai kevin. Dan itu bisa menjadi perkara besar buatku

Selama kevin diluar kota ada yang hilang dari kebiasaanku, aku tidak menyiapkan pakaian kantornya begitu juga serapannya membuat aku sedikit kehilangan. Nggak tau kenapa aku selalu merasa aman disampingnya.

Seperti biasa aku mengajak rafa dan mina jalan jalan ke mall menikmati wahana permainan. Setelah puas bermain main aku mengajaknya makan es krim

"Kamu rahel kan" ujar seseorang mendekati meja kami
"Ia" ujarku melihat kearah orang tersebut
" aku lukas teman SMA kamu" ujarnya memperkenalkan diri yang membuatku terkejut
"Oh lukas, muka kamu beda jauh sama waktu SMA, makanya aku gak kenal" ujarku
" bisa duduk disini gak" tanya nya
" Oh silahkan" jawabku
"Kamu kog bisa beda gitu sih kas, padahal dulu kamu hitam, sekarang sudah putih kaya orang korea"
"Kamu bisa aja hel, dulu kan belum peduli sama penampilan Kalo sekarang sudah perawatan biar tetap awet muda" ujarnya dan kami berdua tertawa

My First KissWhere stories live. Discover now