part 7

57.5K 1.2K 18
                                    

Mataku tidak bisa terpejam ntah apa alasannya aku tidak tau, aku memutuskan menelopon sahabatku yang jauh dari ku dia adalah icha sahabatku sejak SMA dia sudah jauh lebih dulu menikah dariku dan ikut suaminya di kalimantan dan mereka sudah dikarunia seorang anak cowok yang tampan namanya Hans Angelo.
"Halo hel" ujarnya dari sebrang
"Lagi sibuk gak cha?" Tanyaku memastikan
"Gak juga sih hel, hans lagi tidur, suamiku masih belum pulang, ada apa?" Tanyanya
"Aku lagi mumet cha, aku mau minta pendapatmu" aku mengutarakan maksudku
"Kenapa emang? Ada masalah" tanya icha cemas
"Sedikit cha, sebentar lagi aku akan menikah" jawabku
"Hah, menikah? Sama siapa? Siapa cowok yang bisa merubah prinsipmu itu? Kapan-kapan? Aku pasti datang" ujar icha kegirangan
"Itu dia cha, aku menikah bukan karena mau menikah tapi karena sesuatu yang membuatku menikah"
"Kamu gak hamil diluar nikah kan hel?" Tanya icha lagi yang membuat emosiku naik,sifatnya yang suka heboh sendiri belum pernah hilang darinya
"Hamil sama bencong? makanya dengarin dulu ceritanya baru komentar" ucapku kesal
"Ia deh maaf" icha tertawa
"Jadi ceritanya itu aku sama dia sama sama tidak suka pernikahan, dia memiliki seorang anak yang butuh sosok mama, aku butuh uang untuk membayar hutang hutang papaku, kamu tau kan kayak mana kondisi keluargaku dari dulu, dan preman preman selalu datang menagih hutang hutang kami kerumah, belum lagi adikku Stevan minta dibelikan motor" tuturku menjelaskan

"Jadi dia meminta aku untuk menikah dengannya dan dia akan melunasi semua hutang hutang keluarga kami, karena sudah mau jatuh tempo aku mengiyakan ajakannya, dan sekarang aku kebingungan benar gak yang aku pilih ini" sambungku lagi

"Tunggu dulu, kamu bilang dia punya anak? emang istrinya dia kemana?" Tanya icha penasaran

"Sebenarnya bukan anaknya cha, itu anak kakaknya diangkat dia jadi anaknya karena kakak dan istrinya sudah meninggal dunia"

"Jadi yang kamu bingungkan apa?"
"Aku takut dia berbuat kasar padaku saat kami menikah nanti karena dia yang melunasi hutang hutang keluargaku"
"Emang kalian nggak ada buat perjanjian gitu?"
"Ada sih cha, tapi mudah-mudahan aja dia bisa patuhi perjanjian itu"
"Rahel, sampai kapan kamu akan trauma pada masa lalumu, orang tuamu juga pasti sedih melihat kamu tidak menikah menikah sampe tua nanti, anggap aja ini pra nikah sebelum kamu memutuskan untuk menikah atau tidak, jalanin aja dulu. Mungkin saat muda seperti sekarang ini kamu tidak memikirkannya tapi kita butuh seseorang yang mendampingi kita selalu sampai tua nanti, aku maupun keluargamu tidak akan bisa selalu ada buatmu setiap waktu dan jika tua nanti kamu sendiri tidak ada yang merawat kan kasihan" icha memang sahabat yang selalu bisa ku andalkan dia sudah kuanggap sebagai kakak kandungku

"Tapi cha, aku sangat susah untuk melupakan hal itu, kenangan itu sudah permanen melekat di otakku"

"Itu karena kamu tidak iklas, toh papamu udah berubah sekarang kan" ucapan icha benar, papaku sekarang sudah berubah lebih baik lagi tidak seperti waktu aku kecil dulu, dia selalu mabuk datang kerumah, melemparkan masakan mama kalo tidak sesuai dengan seleranya. Kerjaanya selalu mabuk-mabukan sementara mama sibuk bekerja di rumah orang, tapi apa yang dilakukan papa hanya menghabiskan gaji mama untuk main judi dan minum minum sementara kami harus butuh makan dan butuh kesekolah. Mama hanya bisa menangis dan menangis setiap malam meratapi nasibnya kenapa bisa menikah dengan laki laki seperti papa.
Tidak hanya itu, papa sering menyakiti mama dengan berbagai peralatan rumah, mulai dari gunting, kursi dilemparkan ke mama, parang yang ditodongkan ke mama karena tidak mau memberikan uang. Badan mama yang habis dianiaya karena mama melawan perkataannya.
Karena itu aku dan adikku jhon ikut bantu mama mencari uang untuk keperluan sekolah kami, setiap pulang sekolah aku dan jhon adikku selalu jadi pembantu dirumah om dan tanteku saudara kandung ayahku. Tapi itu tidak membuat papa iba melihat kami. Bahkan dengan teganya dia memaksa kami menyerahkan uang yang kami hasilkan. Kalo kami melawan kami berdua akan diikat di pohon semalaman. Mama tidak punya pilihan selain pasrah.
Pernah sekali mama melarikan diri meninggalkan aku dan jhon dirumah. Tapi dua minggu kemudian papa bisa menemukannya dan menyeretnya pulang kerumah, dan sudah beberapa kali juga mama minta cerai dan selalu ditolak papa. Hal yang belum bisa kulupakan hingga sekarang yaitu saat aku dan jhon hendak pergi sekolah, papa meminta uang pada mama dan mama kebetulan tidak punya uang, dengan emosi papa menampar mama hingga tergelatak di lantai dengan darah segar mengalir di bibirnya. Sejak saat itu aku memutuskan untuk tidak menikah sampai kapanpun begitu juga dengan jhon adikku. Kami berdua menghabiskan masa kecil yang suram dan penuh luka, sampai sampai kami tidak pernah bermain bersama anak anak lainnya karena sibuk jadi pembantu. Tapi setelah kami beranjak dewasa papa mulai berubah, aku dan jhon sudah berani melawan papa jika kasar pada mama, hingga suatu hari papa sakit keras dan dibawa kerumah sakit, mama menjual kalung dan cincin nikah pemberian nenek kami. Aku pernah bertanya pada mama kenapa tidak pergi saja meninggalkan papa, kalo bisa disuntik mati aja sekalian karena kebencianku pada papa, tapi jawaban mama sangat mengagetkanku
"Dulu saat kami menikah, aku sudah berjanji pada Tuhan untuk selalu setia padanya dalam suka dan duka, dalam miskin dan kaya, dalam sakit dan sehat, jika bukan karena itu aku sudah meninggalkannya dari dulu"
Saat itu lah aku sadar bahwa pernikahan itu tidak main main karena kita berjanji dengan Tuhan bukan dengan Manusia. Dan sejak itu lah aku membenci pernikahan aku tidak ingin apa yang dialami mama terjadi padaku. Hingga kami suatu saat pindah kekota karena mama mendapat pekerjaan yang layak disana. Dan disana lah kami hidup tenang karena dekat dengan keluarga besar mama, papa tidak pernah berani lagi mabuk mabukan dan main judi. Saat SMA aku pernah hampir bisa melupakan kenangan buruk semasa kecil dan melupakan kekerasan kekerasan yang dilakukan papa karena saat itu papa sudah berubah menjadi baik, dia mencari pekerjaan dan memberikan gajinya pada mama dan keluarga kami bisa dibilang harmonis sekalipun masih dililit hutang. karena itu aku sempat membuka hatiku pada lelaki dan ada satu lelaki semasa SMA yang aku sukai diam diam. Tapi tetangga baruku seketika mengingatkan aku pada masa lalu yang ku kubur dalam dalam, mereka merupakan pasangan muda yang dikarunia dua anak tapi tidak ada malam yang dihabiskan mereka tanpa bertengkar dan bertengkar hingga semua perabot rumah tangga menjadi korban. Dan akhirnya mereka cerai setelah tiga tahun menikah. Hal itu juga mempengaruhi untuk tidak menikah. Setelah aku kuliah aku tahu bahwa cowo yang dulu pernah kusukai itu juga suka sama ku tapi aku tidak meresponnya dan membuatnya mundur dengan sendirinya. Mengingat semua itu air mataku jatuh tanpa ku sadari

My First KissWhere stories live. Discover now