"Jadi hotel kami adalah salah satu hotel bintang lima di Seoul. Bangunan hotel kamu terbilang yang paling mewah dan memiliki layanan multibahasa. Hotel kami juga menyediakan welcome drink, sampai daftar minuman wine yang bisa dipilih saat masuk ke kamar hotel. Kami punya kamar tipe standar lebih dari 100 unit dengan luas minimal 26 meter persegi. Dan kami memiliki 10 kamar suite dengan luas 52 meter persegi dan kamar mandi dalam dengan air panas atau dingin. Tempat tidur, interior, dan furnitur di dalam kamar hotel juga berkualitas tinggi. Layanan restoran buka 24 jam dan makanannya bisa diantar ke kamar, juga kami menyediakan fasilitas pusat kebugaran dan valet parking."
Jelas Tuan Do panjang lebar dengan berkarisma. Dia memuja-muja hotel mewahnya di depan seorang pria yang terlihat seumuran dengannya. Pria paruh baya itu mengangguk-angguk kagum dengan penjelasan tuan Do yang terlihat meyakinkan.
Mereka sedang duduk di sebuah restoran mewah di salah satu sudut kota Seoul.
Ini adalah salah satu cara promosi. Berteman dengan pemilik bisnis lokal adalah cara yang bagus untuk membangun kemitraan dan saling mempromosikan."Baiklah, saya rasa tuan Do dapat dipercaya. Kebetulan saya juga sedang mencari partner bisnis yang setara. Jujur saja perkebunan teh saya tidak dapat dibilang kecil. Banyak masyarakat dan turis asing yang datang untuk mencicipi rasa teh khas kebun ini. Saya rasa kerja sama kita ini bisa menguntungkan."
Ucap tuan Song sembari mengangkat gelasnya yang berisi wine yang dibalas dengan tuan Do yang juga ikut mengangkat gelasnya lalu keduanya minum secara bersamaan dengan tawa khas pria paruh baya
Tuan Do memang sudah merencanakan untuk bermitra dengan tempat perkebunan teh jauh-jauh hari. Dalam percakapan mereka, mereka berencana untuk saling mempromosikan bisnis mereka. Tuan Do akan mengadakan kontes di hotelnya dimana pemenang mendapat tur tempat pembuatan teh gratis dan mencicipi teh bersama dengan potongan harga selama menginap di hotel. Membangun hubungan ini akan mengarah pada pemasaran yang mudah, efektif, dan terjangkau yang pasti akan meningkatkan tarif pemesanan.
Sementara Pria yang duduk di samping tuan Do hanya memandang malas ke luar jendela restoran yang menampakkan kota Seoul dari gedung bertingkat. Tangannya menangkup pipinya, tatapannya kosong. Dia tidak tahan berlama-lama di situ tapi dia harus mengikuti perintah ayahnya.
Di depannya, seorang gadis jelita duduk dengan elegan. Tatapannya tidak pernah lepas dari pria yang duduk di depannya dengan malas, seperti hanya membawa separuh nyawanya.
"Oh ya, tuan Do perkenalkan ini anak saya Song Jia,"
Tuan Song melirik anak gadisnya yang sedari tadi duduk di sampingnya.
YOU ARE READING
The Promised We Said That Day
FanfictionSaat seorang anak tumbuh, pensil digantikan dengan pena dan ini hanya untuk membuat mereka sadar bahwa sekarang akan sulit untuk menghapus sebuah kesalahan. All picts cr. from Pinterest.