Chapter 3 : Pemilik Baru

360 34 2
                                    

"Untung aku dapat menangkapnya tepat waktu" kata Koji terengah-engah karena berhasil menangkap Yumi.

Kemudian Koji menidurkan Yumi di rumput pinggir jalan setapak tidak lama kemudian Narinpun datang.

"Koji, ternyata yang jatuh itu seorang gadis?! Bagaimana dia bisa jatuh dari langit apakah dia dewi?" tanya Narin terkejut.

"Menurutku sepertinya bukan, gadis ini manusia seperti kita" kata Koji tenang. "Aku tidak tahu dia darimana dan mengapa pakaiannya berbeda dari kita?" tanya Koji.

"Aku juga tidak tahu. Koji, sebaiknya kita bawa pulang takut ada orang yang melihatnya nanti malah ramai di sini" kata Narin memberi ide.

"Kau benar, tapi rumah siapa?" tanya Koji.

"Sebaiknya rumahmu saja Koji, di rumahmu kan ada bibi yang lebih bisa merawat gadis ini" kata Narin menjawab pertayaan Koji.

Setelah bersepakat membawa Yumi ke rumah siapa, Narinpun membantu memposisikan Yumi agar bisa digendong di punggung Koji. Setelah sampai di rumah Koji, ibu Koji terkejut karena melihat Yumi, Yumipun dibaringkan di kamar tamu dengan penerangan api kecil setelah itu Kojipun mengantarkan Narin ke rumahnya dan pulang kembali.

***

Kojipun membuka pintu rumahnya ke luar dan duduk di serambi depan mencari angin karena tidak bisa tidur di kamarnya setelah beberapa saat Kojipun mulai menutup matanya.

"Tolong..! Tolong..!" suara wanita minta tolong.

Koji terkejut dan langsung membuka matanya Koji bahkan lebih terkejut lagi karena melihat di depannya sudah ada seorang wanita minta tolong kepadanya.

"Tolong bawa aku pergi, aku harus pergi dari sini" desah wanita itu.

Tiba-tiba dari kejauhan terlihat segerombol orang dengan badannya yang besar dan menakutkan datang mendekat ke arah Koji dan wanita itu.

Tanpa berpikir panjang Kojipun langsung menarik tangan wanita itu masuk ke dalam hutan yang tidak jauh dari belakang rumahnya.

"Mengapa orang itu berbeda dari kita dan mengejarmu?" tanya Koji sambil berlari.

"Sebenarnya mereka bukan prajurit biasa, mereka suruhan kakak sepupuku karena ingin mengambil benda pusaka yang aku bawa" kata wanita itu terengah-engah.

"Apa kau mencurinya?" tanya Koji lagi.

"Tidak, benda pusaka ini sudah dipercayakan oleh keturunanku sejak nenek moyangku dahulu karena kakak sepupuku tahu kekuatan dibalik benda pusaka ini dia menjadi gila kekuatan dan berusaha mengambilnya, dari dahulu keturunanku bisa mengalahkan kakak sepupuku tapi sayang sekarang dia telah menjadi lebih kuat dan dengan kejinya membunuh keluargaku" kata wanita itu dengan emosi.

"Apakah tidak ada cara lain untuk mengalahkan kakak sepupumu itu agar benda pusaka itu tidak dikejar-kejar?" tanya Koji.

"Tentu saja ada, dengan bertemu denganmu" kata wanita itu.

"Bertemu denganku? Apa hubungannya?" tanya Koji terkejut.

"Karena, bila benda pusaka ini berada di tangan seorang manusia dengan kata lain bangsa kami tidak akan bisa untuk mengambilnya, sebelum aku pergi dari kediamanku aku sudah memilih seorang manusia yang aku percayakan untuk melindungi benda pusaka ini yaitu kamu" kata wanita itu menjelaskan.

Wajah Koji menjadi pucat karena terkejut mendengar penjelasan wanita itu. Tanpa disadari para prajurit yang tidak biasa itu berhasil menyusul.

"Aku ingin kau bersembunyi di balik pohon itu jangan keluar!" perintah wanita itu Kojipun segera bersembunyi dibalik pohon.

Koji hanya mendengar suara pertarungan tiba-tiba suara wanita itu terdengar, "Manusia! Keluar dari sana!" perintah wanita itu.

Saat Koji keluar, pohon itu sudah terjatuh karena salah satu senjata prajurit itu mengenai pohon tempat tersembunyi Koji, Kojipun berlari mendekati wanita itu, "tetap di belakangku!" perintah wanita itu. Dalam sesaat semua prajurit kiriman itu tewas.

Wanita itu lansung berbalik badan menghadap Koji. "Sekarang waktunya aku menyerahkan... Awas di belakangmu!" kata wanita itu mengejutkan Koji.

Wanita itu segera memutarkan posisinya dengan Koji tiba-tiba...

JLEBB

Panah prajurit yang bersembunyi itu berhasil mengenai wanita itu kemudian wanita itu hanya dengan menggerakan tangannya seperti memanah tiba-tiba terbentuk busur serta panah api yang diselimuti angin melesat tepat hingga prajurit itu tewas seketika.

Wanita itu langsung tumbang.

"Bertahanlah kau telah menyelamatkankun aku akan membawamu ke tabib" kata Koji khawatir.

"Tidak usah aku tidak apa-apa, aku ingin kau menyimpan ini" kata wanita itu terengah mengeluarkan dua buah cincin di jarinya.

Kojipun menerimanya.

"Jaga baik-baik kedua cincin itu jangan sampai ada orang yang mengetahuinya aku percaya padamu wahai manu..si..a..." wanita itu akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

"Sadarlah! Jangan mati! Kumohon... Jangan mati!"

Kojipun terbangun dari tempat tidurnya. "Ternyata hanya mimpi..." muka Kojipun menjadi pucat! Tangannya bergetar saat menyadari ada benda di telapak tangannya saat Koji membukakan telapak tangannya ternyata kedua cincin itu berada di sana, cincin besi itu berwarna putih dan merah.

"Ternyata... Ini... Bukan mimpi..." kata Koji terkejut dan tidak percaya.

KekuatanWhere stories live. Discover now