Anak Kuliahan

12.2K 1.1K 22
                                    


Saat terbangun waktu menunjukkan pukul tiga pagi. Damn jet lag.

Sadar tak bisa tidur lagi, ku putuskan ke luar kamar. Kamar mandi adalah tujuanku. Hot shower. Itu yang kubutuhkan.

Saat kubuka pintu kamar mandi.

Holly hell.

"Nastiti. Kamu ngapain?"

Terkaget-kaget, perempuan itu mengusap dadanya.

"Saya...mmh...sedang menggosok lantai kamar mandi..." jawabnya polos.

"Kamu tahu ini jam berapa?"

Nastiti menelan ludah. Lalu mengangguk.

"Saya...mmmh...ada ujian pagi. Takutnya nanti tidak sempat..."

Ujian katanya?

"Ujian?"

Dia mengangguk.

"Dimana?"

"Kampus."

Kampus?

"Maksud kamu? Ngapain kamu ujian di kampus? Emangnya kamu anak kuliahan apa?"

Aku tertawa sinis.

Oh. Shit.

Nastiti menunduk. Pandangannya tertuju ke lantai. Sepertinya dia malu? Sedih?

Dadaku terasa terhantam benda tumpul. Keras.

"Maaf. Kamu kuliah?" tanyaku selembut mungkin.

Nastiti mengangguk pelan.

Mmh. Menarik.

"Dimana?"

"UNJ."

Universitas negeri?

"Jam berapa? Biar kamu saya antar."

Dia menggeleng. "Tidak usah. Makasih. Saya biasa naik motor."

"Motor?"

Nastiti mengangguk. "Motor ibu."

Ibu punya motor. Huh. Sejak kapan?

"Pagi ini saya yang antar. Kamu buru-buru. Abis itu saya mau mandi," kataku.

Nastiti menggeleng lagi. Tapi sebelum dia bicara aku sudah beranjak pergi. Aku sedang tak ingin di debat.

***

Saat masuk ke garasi memilih mobil mana yang hendak ku pakai, mataku tertuju pada motor bebek matik. "Itu motor yang biasa kamu pake?"

Nastiti mengangguk.

Motor itu masih terbilang baru. Setidaknya sebelum aku meninggalkan Jakarta, motor itu belum ada. Menarik. Apa ibu membeli kendaraan roda dua itu untuk Nastiti?

Rumahku, di Hatimu (The Beginning of Undeniable Love Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang