LOVE AND RELATIONSHIPS ARE INDESCRIBABLE

Mulai dari awal
                                    

"Dia nggak suka. Kayaknya Gavin itu sama berengseknya sama Adrien dulu."

"Emang Adrien kenapa?" Vara menoleh pada Amia yang merebahkan tubuh di tempat tidur.

"Pacarnya banyak dulu sebelum menikah sama Daisy."

"Ya kali aja Pak Gavin juga jadi sadar kayak Adrien itu, setelah ketemu kamu." Vara melihat-lihat video cara ber-make-up di Youtube.

"Masalahnya, kan, bukan itu, Var." Amia menarik napas. "Gavin itu atasan kita."

"Kita nggak bisa tahu bakal naksir sama siapa, Am. Mau jadi apa dunia ini kalau atasan cuma boleh pacaran sama atasan? Jadi Gavin harus pacaran sama Peter?" Vara tertawa.

True. Amia juga merasa apa yang dikatakan Vara benar. Love and relationship are darn indescribable and very hard to logically understand. They just happen.

"Bukan gitu, Dudul. Maksudnya, Gavin itu sekantor sama kita. Kita nggak tahu di depan bakal seperti apa. Ya kalau hubungannya berhasil, kalau nggak? Kalau ada orang nanya yang mana yang namanya Amia, orang-orang akan bilang oh, gebetannya plant manager dulu. Setelah kami putus, aku akan dapat gelar mantan-gebetan-Plant-Manager selamanya. Menurutmu apa aku akan sanggup menghadapi orang-orang kepo yang nanya kenapa aku sama dia putus? Setiap hari?"

"Ya kamu jangan mikir buruk dong, Am. Optimis."

"Kalau hubungan kami berhasil, apa kamu pikir Erik akan tetap bisa bersikap wajar sama aku? Dia mungkin akan hati-hati buat nggak negur aku kalau aku salah atau bego. Karena siapa tahu, aku ngadu sama Gavin dan bisa mengancam jabatannya.

"Juga aku akan bingung dengan posisi kami. Kalau sudah pacaran, di kantor aku adalah bawahan Gavin yang paling bawah. Di luar kantor kami setara, aku bisa semena-mena sama dia. Gimana kalau jadi terbolak-balik? Aku mempengaruhi Gavin dalam pengambilan keputusan karena secara emosi kami ini dekat?

"Orang-orang yang sebelumnya nggak kenal sama aku, bisa jadi tiba-tiba mereka akan baik padaku. Karena mereka ingin dapat jalan buat dekat sama Gavin, pemilik kekuasaan. Itu semua yang akan terjadi kalau kami pacaran. Apalagi kalau semua orang tahu." Amia mengakhiri penjelasannya.

"Backstreet sajalah, Am."

"Astaga! Jadul banget sih, Var." Amia tertawa terbahak-bahak mendengar istilah Vara.

"Hehehe maksudnya pacaran diem-diem aja."

"Entahlah, Var." Pacaran diam-diam, selama ini, belum ada dalam kamusnya. Bagaimana mungkin semua wanita boleh menganggap pacarnya masih single padahal sudah laku?

"Memangnya kamu nggak suka sama dia, Am?"

***

Mata Amia melotot saat melihat gambar yang dikirim Gavin lewat WhatsApp. Amia bangun dari posisi berbaringnya di kasur dan tanpa berpikir dua kali langsung menelepon Gavin.

"Hal...."

"Kamu sembarangan banget sih, ngapain kamu foto aku kayak gitu?" Semprotnya. Tanpa sadar sudah melupakan kata bapak dan menggantinya dengan kamu.

"Fotonya bagus, kan?"

"Hapus!" Amia tidak suka Gavin menyimpan fotonya.

"Aku hapus kalau kamu mau pergi sama aku." Gavin membuat penawaran.

"Iya. Ke rumah sakit, kan?"

"No! Date."

"Aku nggak mau."

"Kalau begitu aku akan upload foto ini di forum engineer-engineer itu."

Amia memijit pelipisnya, Gavin benar-benar membuatnya sakit kepala. Karena tidak ada sambungan internet di komputer kantor, engineer-engineer di kantornya membuat portal yang bisa diakses dengan intranet. Semacam Facebook tapi versi lokal dan internal.

"Kamu ngancam aku?!" Amia berteriak.

"Cuma sedikit mengajukan jalan damai saja." Gavin mengelak. "Oke, jadi kamu punya dua janji keluar denganku. Ke rumah sakit untuk lepas cast dan kencan. Then you'll be safe."

"Kenapa kamu seperti ini?" Amia frustrasi.

"Aku tertarik padamu. Kalau kamu mau bekerja sama, tidak akan melelahkan seperti ini." Sebaiknya Amia tahu apa yang sesungguhnya dirasakan Gavin.

"Tapi aku nggak suka sama kamu," tukasnya.

"Tidak masalah. Lama-lama kamu juga suka. It's just a matter of time." Tidak perlu buru-buru. Gavin punya banyak waktu.

"Pede banget sih." Amia langsung memutus sambungannya.

Baru kali ini dia merasakan di-blackmail orang. Atasannya sendiri pula. Gavin ini sempat-sempatnya mengambil foto, mengancamnya dan menjebaknya untuk berkencan dengannya. Dia tahu betul bahwa Amia mati-matian jaga image di depan semua orang di kantor mereka. Bagaimana mungkin Amia akan membiarkan fotonya dengan mulut terbuka lebar dan belepotan es krim seperti itu akan tersebar di setiap komputer di kantornya?

####

####

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


BELLAMIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang