Chapter One

1.1K 37 2
                                    

Gadis itu membuka matanya ketika seseorang menarik pinggangnya. Ia mengerjap untuk beberapa kali dan menatap seorang pria yang masih menutup matanya.

Han Danbi pun tersenyum ketika pria itu semakin mengeratkan pelukannya, membuat gadis itu tertawa kecil lalu mencolek hidung suaminya itu.

"Aku tau kau sudah bangun."

Pria dihadapan Danbi pun membuka matanya lalu tersenyum. Diciumnya cepat bibir Danbi lalu ditatapnya seorang malaikat tak bersayap dihadapannya.

"Kau tak bekerja hari ini?"

Sehun menggeleng, "Aku mempunyai janji kencan denganmu hari ini, jadi aku membatalkan semua urusanku."

Danbi pun tertawa kecil lalu mengusap rahang tegas milik suaminya itu. "Kau berlebihan."

Han Danbi, salah satu manusia yang paling beruntung di dunia karena dapat mencuri hati seorang Oh Sehun-seseorang yang berhati dingin. Dimulai dari saat mereka menjadi rekan kerja di perusahaan milik Danbi, melaksanakan dinas kerja bersama hingga pada akhirnya Sehun memutuskan untuk mengajak Danbi berkencan. Seiring waktu berlalu, Sehun menyadari bahwa gadis itu sangat menyukai hujan, walaupun ia sering merutuki dirinya sendiri mengapa ia dapat membenci hujan.

Oh Sehun sendiri ialah seorang pria muda yang telah mendirikan perusahaannya sendiri sejak ia berumur 19 tahun. Sang ayah yang memberikan banyak dorongan dan kepercayaan pada anak sulungnya itu pun pada akhirnya membuahkan hasil yang membanggakan. Perusahaan yang bekerja dibidang department store itu berhasil menjadi perusahaan yang tergolong sukses hanya dalam kurun waktu 4 tahun, membuat seorang Oh Sehun banyak diincar oleh para gadis. Namun pria itu tak memiliki banyak daya tarik pada gadis yang menginginkannya, ia lebih menyukai seorang gadis yang tidak tertarik padanya. Seperti Han Danbi.

Pria itu pun mengangkat tubuhnya lalu menindih Danbi yang disangga dengan kedua tangannya. Membuat wajah Danbi sedikit memerah. "Apa yang ingin kau lakukan, Oh Sehun?" Tanya gadis itu dengan senyum yang mengembang diwajahnya.

"Hanya ingin menatap istriku dengan jelas," Sehun mengunci pandangannya pada Danbi, tidak melepaskan sedikitpun tatapannya pada wajah cantik dihadapannya. "Lagipula aku sangat merindukanmu."

Danbi kembali tertawa kecil lalu merengkuh wajah Sehun. "Sayangnya aku tidak merindukanmu."

"Apa kau bilang?" ujar Sehun sembari mendekat wajahnya pada wajah Danbi.

Lagi-lagi gadis itu tertawa dan tak mempedulikan wajah Sehun yang hanya berjarak satu kepalan tangan dari wajahnya. Namun tak bisa dipungkiri lagi bahwa jantung gadis itu berdetak secara tidak normal, terlalu cepat.

Setelah puas tertawa, Danbi pun kembali menatap Sehun lalu mengusap rahang tegas milik suaminya itu. "Aku merindukanmu, sangat merindukanmu." Jawab gadis itu dengan mata yang berbinar.

Hening pun menghiasi keduanya untuk beberapa saat. Sampai pada akhirnya Sehun membuka mulutnya. "Kau merindukanku atau merindukan rahangku, Danbi-ya?"

"Eh?" Danbi mengerjap untuk beberapa detik dan untuk sekian kalinya gadis itu kembali tertawa. Ia sangat menikmatinya dimana hanya Sehun yang berada di jarak pandang serta di benaknya. Kehadiran pria itu membuatnya kembali merasakan kenyamanan yang sempat hilang.

Segera setelah Danbi menghentikan tawanya, ditatapnya lekat-lekat kedua mata pria yang telah mengejarnya beberapa tahun terakhir itu dan tanpa ia sadari, ia kembali mengusap rahang tegas milik Sehun. "Dirimu, aku merindukanmu, Oh Sehun."

Sehun pun tersenyum puas lalu mengecup bibir Danbi. Membuat gadis itu tersenyum lebar dan memutuskan untuk mencium pria dihadapannya, menyalurkan seluruh kerinduannya pada pria itu dan menghabiskan waktu libur mereka bersama-sama.

.
.
.

Sehun menggenggam tangan Danbi erat ketika mereka sedang meminum secangkir Americano di sebuah kafe favorit mereka. Mereka berbincang layaknya telah berpisah selama bertahun-tahun, walaupun kenyataannya, Sehun hanya pergi meninggalkan Danbi sehari karena sebuah pekerjaan yang memaksanya untuk menginap di suatu tempat yang jauh dari rumah.

Diluar sana, hujan mulai membasahi bumi. Membuat beberapa orang yang sedang berjalan diluar dengan sigap membuka payung mereka. Sehun menoleh ketika air hujan mengalir di kaca luar, membuatnya menghela napas dan menatap Danbi tidak bersemangat.

"Maaf," ujar Sehun seketika, membuat Danbi tersenyum tipis lalu mengusap tangan Sehun lembut. "Aku sudah mencoba saranmu untuk menatap hujan dari dalam ruangan, namun aku tetap tak berhasil."

Gadis itu pun mengangguk. "Tidak perlu dipaksakan jika kau tidak bisa, oppa."

"Yah, bagaimanapun, aku akan terus mencobanya."

Kali ini Danbi tersenyum, matanya yang berwarna cokelat itu berhasil menggetarkan hati Sehun dan membuatnya bertekad untuk menyukai hujan. Tanpa pria itu sadari, kedua sudut bibirnya pun tertarik, membuat sebuah senyuman yang berhasil membuat gadis dihadapannya semakin nyaman.

Namun sebuah suara menginterupsi suasana yang sedang terjalin. Seorang pria dengan celemek cokelat di pinggang berdiri di samping meja mereka, membuat keduanya menoleh dan menatap pria itu terkejut.

"Oh Sanghoon?" Tanya Sehun memastikan.

Pria itu menunduk sejenak. "Lama tidak bertemu," ujarnya lalu tersenyum. "Hyung."


To be continued

RainWhere stories live. Discover now