Part 1

12.5K 512 3
                                    

"As the wind come by, our souls belong together..."

"Aaaaaaaaa...!!!" Aku menjerit keras2, membuat teman sekamarku sekaligus sahabatku, Rose, terlonjak kaget.

"Duh apa-apaan sihh!" Serunya kesal. Aku hanya senyum2 sambil memeluk buku yang baru selesai kubaca itu erat2, sambil berguling2 di ranjang.

"Velino lagi?" Tanya Rose sambil mengernyit jijik. Aku mengangguk.

"Lama2 gue muak liat tingkah lo yang selalu tergila2 sama Velino!!"

Yup, aku adalah pecinta Velino. Fans terberat. Pengagum rahasia. Pemuja terbesar... dari Velino dan karya2nya.

Biar kuceritakan sedikit siapa Velino. Velino Herard adalah seorang professor. Ya, aku nggak bohong. Di usianya yang ke 35, Velino sudah diangkat menjadi professor sastra dan filsafat di Amerika. Velino juga rajin menulis buku2, di antaranya buku2 syair, puisi, novel, yang semuanya sudah habis kubaca, juga buku2 filsafat barat yang berat (yang sangat kubenci). Tapi kenyataannya, Velino sendiri adalah orang Indonesia. Velino adalah seorang pria yang jenius. Lulus kuliah s1 pada usia 18 tahun, dia melanjutkan s2 dan s3 di Amerika dalam bidang filsafat, sastra dan bahasa sampai gelar doktor di usia 21 tahun. Ia mulai mengajar di Amerika sejak usia itu dan diangkat menjadi profesor muda pada usia 30 tahun.

Mungkin kalian heran kan, mengapa aku bisa sedemikian ngefans sama Velino?
Well, begini ceritanya...

Flashback 15 years ago
"Kamu memang nggak bisa apa2! Gak bisa diandalkan, dasar anak tidak berguna!" Teriak mama. Aku hanya mampu menangis. Saat itu usiaku baru 12tahun, dan baru masuk kelas 1 SMP.

Ya, dibanding kakakku yang jenius di bidang matematika, aku bukan apa2. Tak ada yang kusukai selain membaca buku2 fiksi. Nilai2ku di sekolah jelek, hanya nilai bahasaku yang bagus. Oleh sebab itu mama sangat membenciku. Pandangan orangtua jamanku dulu, seseorang dianggap pintar hanya jika nilai matematikanya 8. Nilai bahasa sama sekali bukan menjadi perhitungan saat itu.

Aku sangat frustrasi, hingga aku hampir ingin bunuh diri. Mama, yang berotak cerdas (otak kiri) seperti kakakku, menuntutku untuk sama seperti dia. Sedangkan papaku, yang adalah seorang seniman, sudah kabur dengan wanita lain saat itu. Aku benar2 merasa sendirian.

Tapi suatu hari temanku, sesama penyuka novel, meminjamkanku sebuah buku... novel Velino yang pertama... yang dituliskannya saat usianya 20 tahun. Judulnya Rendezvouz. Novel itu ditulis dalam bahasa Inggris. Sebenarnya bahasa Inggrisku tidak seberapa bagus. Tetapi saking aku penasaran, aku nekat meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisku sampai tingkat maksimal. Sejak saat itu aku bertekad ingin menjadi seorang sarjana sastra, seperti Velino...

Sejak itu jugalah hidupku berubah. Mama, yang menganggapku tak berguna, mulai menghargaiku ketika aku lulus double degree dalam bidang sastra Inggris dan Indonesia. Karirku pun mulai berubah. Aku ditarik menjadi dosen di sebuah universitas yang cukup terpandang, juga aku memiliki gaji yang lumayan... sampai usiaku 27 tahun saat ini, aku masih berpikir bahwa Velino adalah malaikat penyelamatku... Jika tak ada Velino maka mungkin aku sudah putus asa, dan mungkin juga bunuh diri.

Back to present
"Oiii!! Nglamun aja sih lo! Mikirin apa lagi? Ngayalin Velino?" Ujar Rose sambil mendorong kepalaku

Aku nyengir, "tau aja..."

"Cihh!!" Seru Rose muak. Ya, nggak salah sih. Soalnya setiap hari yang kubicarakan hanya Velino, Velino dan Velino. Habisnya... Velino adalah duniaku satu2nya...

"Gak heran sampai sekarang lu nggak punya pacar," sindir Rose, "nungguin Velino mulu sih!"

Aku manyun, "habis aku nungguin cowok kaya Velino, Rose..."

"Velino? Oh my God, Ri! Velino is not even real, setidaknya buat kita. Dia itu professor, pinter, tajir, ganteng... daaan... di Amerika."

"Gak ada yang mustahil!" Ujarku kesal

"You wish!!" Seru Rose lalu melempar dirinya ke kasur. Tak lama kemudian ia mendengkur. Aku mendesah. Mungkin apa yang dikatakan Rose benar... Velino? Menjadi milikku? Haha... look at yourself, Riri, bisikku dalam hati. Aku menggeleng2 dan meraih buku novel Velino yang terbaru itu dan memeluknya. Sudah 10 tahun terakhir gulingku berubah menjadi buku2 Velino...

My Crazy Professor (Profesor Gilaku)Where stories live. Discover now