#57 - Ruang Terlarang

Magsimula sa umpisa
                                    

Ruangan Haruko berada persis di sebelah kamar kedua orang tuanya, dan pada suatu malam ibunya mendengar sebuah suara garukan aneh dibalik dinding. Tidak yakin dengan apa yang sedang terjadi, ibunya bergegas menuju ruangan sebelah dan terkejut oleh apa yang dia lihat.

Haruko sudah membelah matras tatami dari lantai dan dengan mati-matian menggali sebuah lubang di tanah dengan tangan kosong.

Apa yang sedang kau lakukan?!" Ibunya berteriak tanpa berpikir. Haruko tampak tidak menghiraukannya. Tampaknya Haruko hanya tersenyum. Haruko lanjut menggali sampai dia tampaknya sudah menemukan sesuatu.

"Disini rupanya..." dia berbisik pada dirinya sendiri dan akhirnya berusaha menarik dirinya keluar dari lubang. Di tangannya ada sebuah boneka kecil bergaya Jepang yang sangat bersih dan sulit dipercaya benda itu berasal dari bawah tanah.

Haruko menyerahkan boneka itu pada ibunya. Dengan sebuah senyum masih terukir di wajahnya, dia berjalan dan mulai membenturkan kepalanya ke dinding.

"Apa yang terjadi padamu?!" Ibunya bergegas mendekatinya dan mencoba menenangkannya, tapi hal itu sia-sia; Haruko sepertinya terlalu kuat untuk dihentikan.

"Kau benar... Apa yang sedang aku lakukan? Apa yang telah kulakukan? Aku tidak tahu. Akutidaktahuakutidaktahuakutidaktahu..."
Selama beberapa saat Haruko terlihat seperti meragukan apa yang sedang dia lakukan, tapi dia sekilas kehilangan kewarasannya dan mulai tertawa dengan aneh.

Itulah saat ibunya mendengarnya. Bercampur dengan suara Haruko adaah suara belasan anak kecil. Haruko lanjut menghantamkan kepalanya ke dinding selama lebih dari sepuluh menit.

Tiba-tiba, dia langsung lemas dan jatuh pingsan.

"Dia kelihatan seperti sebuah boneka," Ibu Haruko--Nenek Takumi--berkata.

Ayah Haruko, terbangun karena suara di ruang sebelah, langsung memanggil ambulans. Saat Haruko dibawa ke rumah sakit, dokter menyatakan kalau kondisinya sudah parah. Beberapa bagian otak, batang otak, dan tengkoraknya terluka sangat parah.

Saat ibunya menjelaskan kepada dokter apa yang telah terjadi, mereka tidak percaya padanya.

"Apakah putri anda benar-benar melakukan semua itu pada dirinya sendiri? Kerusakan otak semacam ini mustahil dilakukan sendiri seperti yang kau deskripsikan.

Ayahnya, merasa kalau dia sudah membiarkan putrinya tewas, pergi mengunjungi seorang pendeta di sebuah kuil untuk memastikan kalau sesuatu bisa dilakukan untuk menyucikan rumah itu. Seseorang sepakat untuk melihat ke dalam kamar; dia muntah saat melewati ambang pintu.

Saat dia mulai pulih dan tenang, dia berkata kalau sebuah tempat keramat telah didedikasikan untuk aborsi calon anak, dan anak yang meninggal karena jatuh sakit dulu ditempatkan dibawah ruangan Haruko. Karena ruangan itu dibangun di atas tempat keramat itu, sekarang banyak roh berkumpul disana.

"Kau tidak bisa menggunakan ruangan ini lagi," pendeta itu memaksa dengan gaya mengancam.

Ibu Hatuko menunjukkan boneka itu pada pendeta dan memintanya membawa benda itu bersamanya.

"Aku tidak mau berurusan dengan benda itu", katanya dengan halus.

" Aku tidak mau melakukan upacara pengusiran secara ceroboh karena hal itu hanya akan membuat keadaan jadi semakin buruk. Buang boneka itu atau bakar saja."

Ibu Haruko mengikuti nasihat pendeta itu. Dia mencoba membuangnya, dan mencoba membakarnya. Setiap kali dia berpikir sudah menyingkirkan benda itu, boneka itu selalu muncul kembali. Saat dia membuangnya, boneka itu akan muncul lagi di dalam meja rias. Saat dia membakarnya, boneka itu tidak terbakar, dan malah percikan api akan muncul keluar dan mengenai benda apapun yang ada di sekitarnya.

Seiring waktu setelah beberapa kali hal seperti itu terjadi, dia akhirnya menyerah untuk menyingkirkan boneka itu. Dia mengubur kembali boneka itu di tempat Haruko menemukannya, dan semua orang dilarang memasuki ruangan itu.

Dia menjelaskan pada Takumi kalau kejadian itu terlalu pedih untuk dikenang, dan dia tidak mau membuat Takumi terlalu terbebani dengan hal-hal semacam itu.

"Aku tidak tahu kalau mengubur boneka itu adalah hal yang tepat untuk dilakukan, tapi hal itu sudah berakhir," katanya.

"Selama boneka itu tetap berada disana, kita semua aman."

Takumi memalingkan wajahnya pada neneknya.

Boneka itu sudah keluar..." dia berbisik pada dirinya sendiri.

Sumber: Okaruto.tumblr.com

Cerita diatas adalah hasil terjemahan author sendiri dengan bantuan kamus.

Semoga cerita satu ini bisa mengobati rasa haus kalian semua, readers.. :D

Creepypasta Jepang (Horor) JapanTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon