Congrat Kiss

560 25 1
                                    

"Atau memang ada sesuatu yang tersembunyi dibalik mimpi itu.."

***
Jung Vhee Nhy pov

Aku terbangun dari tidur cantikku. Mataku masih sayup menatap langit-langit kamarku. Huft, sudah setahun kira-kira sejak aku tinggal dikamar ini, nyaman, bersama orang-orang yang penuh perhatian seperti mereka semua. Aku masih malas bangun dari tempat tidurku, sampai aku kaget karena pukulan yang melayang dipantatku.

"Aakkhh!!!" Teriakku kesakitan sambil mengelus pantatku yang kurasa akan bengkak ini. "Yaa!! Oenni!! Kau gila hah??" Bentakku

"Kamu tuh yang gila!! Cewek mana yang bangun tidur jam 10?? Kamu cewek atau anak kera??" Bentaknya balik.

Dia sudah seperti mama bagi kami anak kamar, yah tepatnya mama tiri. Dia jahat seperti nenek sihir, apalagi kalau sudah menyangkut bersih-bersih. Dia benar-benar menggila saat melihat kamar berantakan.

"Oenni, aku mohon,, aku masih pengen tidur,, ini rasanya masih malam,, dingin banget.." pintaku.

"Iyalah dingin,, menurut perkiraan cuaca nanti malam salju pertama akan turun. Cepat sana kamu siap-siap!!" Bentaknya lagi sambil memukul lenganku

"Oenni!!!!!" Bentakku. "Aku kesakitan.." lanjutku dengan nada super melas. "Kenapa harus siap-siap?? Kita mau kemana??" Tanyaku dengan wajah super duper polos, alias bego.

"Kamu ada kelas pagi bodoh!!!" Teriaknya mengingatkanku pada kelas Jepang yang diadakan pagi ini.

"Whaatt?? Aku pasti telat..." aku langsung menghambur kekamar mandi. 'Ah, dasar wanita gila, aku masuk jam 9 kenapa malah membangunkanku jam segini?? Ahh aku bisa gila karena malu kalo terus-terusan telat dikelas pagi...' tangis ku sambil menggosok gigi. Selesai mandi aku langsung bersiap-siap dan segera berlari keluar kamar.

Aku benar-benar terburu-buru. Sampai-sampai aku lupa berdandan atau hanya sekedar memakai bedak. Ini wajah asliku. Aaahh,, benar-benar asli, meskipun aku tau aku ngga jelek, tapi setidaknya,, kalo tanpa bedak? Apa itu masih bisa disebut wanita?? Ahh,, pagi yang menyebalkan...

Sampai dilantai 3, aku langsung berlari kekelas yang sudah disepakati anak-anak trainee level 2 untuk kelas Jepang. Tapi begitu aku sampai disana, aku kaget melihat grup Beast sedang baring dilantai pertanda mereka lelah karena habis latihan.

Junghyung melihatku langsung bangun lalu merapikan rambutnya yang berantakan sehabis latihan.

"Sayang,, kamu mau kemana?? Kok buru-buru??" Tanya Junhyung

"Aahh, bukannya disini ada kelas Jepang??" Tanyaku. Dan mereka saling bertatapan satu sama lain. Tak lama kemudian, mereka tertawa sambil melihat kearahku. Aku berjalan pelan menghampiri mereka, lalu aku duduk disamping junhyung, "ada apa sebenernya??" Tanyaku.

"Ini hari minggu sayang.. semua kelas trainee libur..." jawab junhyung sambil mencubit hidungku.

"Aaaaa???" Aku mencoba mencari kesadaranku. Ternyata benar,, ini hari minggu. Ah tau begini, kemaren aku nginep aja dirumah.. aku pulang karena seingatku ini hari senin, dan aku punya kelas pagi. Ah,, benar-benar menyebalkan. Chokomi pasti sedang asik menertawaiku dikamar.

"Mmm,, kalo oppa boleh tanya,, ada apa sama gaya berpakaianmu?? Celana levis sependek ini, baju kaos kedodoran.. rambut di ikat sembarangan.. sepatu kets,, beralih ke tomboy fashion??" Tanya junhyung mengejekku.

"Ahh, ini karena chokomi oenni. Dia menipuku." Laporku. Junhyung mengacak-acak rambutku. Aku teringat bahwa aku harus memberitaunya soal hubunganku dengan Ilhoon. Tapi bagaimana cara memulainya??

"Kamu udah sarapan?? Kita makan dulu yuk,, oppa lapeer..." ujarnya.

Aku berfikir, mungkin ini caranya supaya kita bisa menjauh dari teman-temannya kemudian aku bisa memberitau hal itu padanya.

"Baiklah,, kebetulan banget aku belum sarapan.." jawabku. Dan itu fakta.

***

Didalam sebuah resto,, kami memesan dua mangkuk sup,, aku memakannya dengan lahap. Tapi berbeda dengan Junhyung, dia makan sambil terus menatapku, aah aku berdoa agar dia tidak salah memasukkan sendok hidungnya.

Setelah kami selesai makan, Junhyung membayarnya lalu kita berjalan pulang. Resto itu dekat dengan asrama, jadi kami hanya berjalan kaki.

"Oppa,," aku mencoba memulai pembicaraan

"Hmmm.."

"Sebenernya aku sudah jadian sama dia.." aku berharap-harap cemas menunggu responnya. Cukup lama aku menunggu, dan setelah mendengarnya menghela nafas panjang, akhirnya dia bersuara

"Jadi??" Tanyanya. Aku bingung menjawab apa,,

"Aku cuma mau bilang itu.." kataku

"Ooh,," gumamnya pelan. Beberapa saat kemudian, dia menarikku ke gang kecil perbatasan antara 2 gedung.

"Oppa.." bisikku agak kencang karena dia mendorongku ketembok lalu mengunciku dengan kedua tangannya.

"Kamu ngga minta aku menjauh dari kamu kan??" Bentaknya.

"Engga oppa,, aku ngga akan ngelakuin itu.."

"Tapi kamu juga gak bisa terima aku!!" Bentaknya lagi. Aku hanya terdiam sambil menatap sepatuku.

"Jadi dimana posisiku yang sebenarnya?? Siapa aku buat kamu??!!" Bentaknya.

"Oppa.." aku mencoba menenangkannya. Aku memegang bagian bawah bajunya dengan erat. "Aku takut kalo oppa kayak gini.. " bisikku pelan.

Dia memegang daguku lalu menonggaknya agar aku mematap matanya. Cukup lama kami saling bertatapan sampai akhirnya dia melepaskan tangannya dari wajahku.

"Ijinkan aku memberimu selamat.." katanya

Belum sempat aku menjawab tapi dia langsung memegang leherku dan mendorongnya kearah wajahnya. Dia mencium bibirku. Awalnya ciuman itu hanya berupa kecupan lembut, tapi entah darimana setan mendatangiku, aku merangkulkan kedua lenganku kelehernya, sampai benar-benar tak ada jarak diantara tubuh kami. Dia menarik ikat rambutku sampai terlepas lalu membelainya. Tangan kirinya memeluk pinggangku erat.

Cukup lama sampai aku benar-benar sadar. Aku menghentikan ciuman kami perlahan agar dia tidak sakit hati. Dia juga melepaskan pelukannya perlahan.

"Aku harap kita bisa terus seperti ini." Ujarnya saat wajah kami masih berdekatan. Aku menjawabnya dengan gelengan.

"Tapi kamu sudah terlanjur membuatku masuk.. aku ngga mau terperangkap sendiri.." dia mencium pipiku lalu melepas pelukan kami. Kali ini benar-benar berjauhan,, tapi tidak sampe semeter juga. Dia membersihkan bibirku yang masih basah lalu merapikan rambutku. Kami keluar dari gang itu dan berjalan menuju asrama dalam diam, tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirku. Kami menuju kelas dimana Beast latihan tadi, karena buku-buku pelajaranku ada disana.

Setelah mengambil bukuku, aku berjalan pulang. Aku yakin member Beast yang lain pasti bertanya-tanya kenapa kami menjadi seperi itu. Tapi, tak ada pertanyaan yang berarti yang mereka ucapkan.

Sampai dikamar, aku langsung merutuki perbuatanku tadi. Aku benar-benar gadis murahan, pe**n, berani-beraninya aku berciuman dengan laki-laki lain sementara aku sudah memiliki kekasih. Benar-benar tak berguna. Pikirku.

Disela-sela pikiranku yang berkecamuk, hp-ku bergetar. Itu pesan teks dari Junghyung

'Ini rahasia kita. Mulai detik ini. Salam sayang, Junhyung.^^'

Aku merasa ini seperti tamparan keras. Ini sama saja dengan perselingkuhan, pikirku.

-tobecontinue-

Pacar Q, Idola Q (Korean Story) [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang