Komitmen

571 36 0
                                    


"Aahhh,,, aku mengerti sekarang... ternyata karena yang tadi?? Baiklah.." ujarku. "Tapi, aku dan Junghyun oppa hanya teman."

"Kamu ngga tau?? Dia itu suka sama kamu.!!" Bentaknya. Aku kaget,, begitu keras suaranya sampe semua orang yang ada dikedai melihat kearah kami. Aku memperbaiki cupung dikepala Ilhoon oppa,, dia pasti sudah mulai mabuk. Sehingga dia sudah tidak memperdulikan penutup kepalanya lagi. Bisa bahaya kalau orang-orang tau yang ada dihadapanku ini adalah seorang Idol.

"Oppa,, bisakah kita pulang sekarang?? Bahaya kalo ada yang liat kamu nanti." Ajakku.

"Ahjumma, tolong bungkus sisa minumannya." Masih ada 2botol lagi. Kufikir sayang kalo dibuang. Aku membayar makanan kami, lalu memapah oppa ke motor. Ilhoon oppa melepas tanganku. Lalu memelukku.

"Oppa mohon, jangan liat yang lain"

"Iya oppa.. iya.." aku mengambil hp ilhoon oppa lalu mencoba menelfon temannya, aha, nomor Peniel oppa yang pertama kulihat. Aku segera menelfonnya, sementara Ilhoon oppa duduk bersandar dimotor.

"Yoeboeseyeo..." Peniel oppa menjawab telfonnya.

"Oppa. Ini hp-nya Ilhoon oppa, dia lagi mabuk di perempatan...." pembicaraanku terputus karena Ilhoon oppa mengambil hp-nya lalu memelukku dari belakang. Tangannya dilekukkan diperutku. Aku tak bisa bergerak karena tangaku juga diapitnya dalam pelukannya. Aku mencoba bergerak tapi dia menahannya.

"Biarkan seperti ini." Dia menghembuskan nafasnya ditelingaku. "Oppa masih bisa membawamu pulang, oppa ngga mabuk." Ujarnya.

"Baiklah, tapi perbaiki tutup kepalamu. Aku ngga mau mengambil resiko saat bertemu fans-mu." Dia memperbaiki ttup kepalanya. Menggenggamku, lalu berjalan menuju motor. Dia men-starter motornya.

"Naiklah." Aku naik motornya dengan perasaan deg-degan. Jelas saja, dia kan lagi mabuk..

Diperjalanan pulang, kami berhenti dipinggir jalan karena aku memaksa Ilhoon oppa untuk berhenti.

Dia mengemudikan motornya dengan sangat cepat, padahal dia lagi mabuk, so menakutkan banget.

"Oppa.. gwenchana?"

"Aku sudah bilang, aku baik. Aku bisa. Kenapa harus takut? Kamu ngga percaya sama aku kan??" Bentaknya.

"Oppa.. aku cuman khawatir."

"Aku tau, tapi kamu juga takut!! Aku juga tau, kamu nerima aku karena kamu kasihan kan?? Kamu ngga pernah cinta kan sama aku?""

"Oppa!!" Bentakku. "Hentikan!! Aku mohon!! Kita baru jadian tadi pagi.. tapi oppa udah berubah banget kayak gini.. aku capek!!" Teriakku kemudian berlari meninggalkannya. Dia juga berlari mengejarku. Sampai di gang perumahan, dia berhasil menahanku.

"Dengerin oppa plis.." ucapnya dengan nafas terengah-engah setelah berlari. Aku hanya diam tak menjawab, sambil terus mengatur nafasku sendiri.

"Maafin oppa, kecemburuan oppa udah bikin kita kayak gini. Oppa yang keterlaluan. Plis maafin oppa.." dia memegang pipiku lalu mengangkat daguku agar bisa leluasa menatap mataku.

"Oppa, bisa kita hentikan disini??" Tangisku

"Kamu boleh pukul oppa sebanyak-banyaknya. Maki oppa, tapi jangan nangis plis." Pintanya.

Lama setelah itu, kami hanya terdiam, aku mencoba berfikir bagaimana kelanjutan hubungan kami. Hubungan yang terjalin begitu cepat. Apa aku akan patah hati jika ini semua berakhir?? Atau, apa aku bahagia kalo ini berlanjut?? Aku pun tak tau.

"Sayang, ayo kita pulang." AjaknyA setelah terdiam sangat lama.

"Oppa, bisakah kita bicara sebentar??" Tanyaku

"Katakan, akan oppa dengarkan"

"Oppa, aku sayang kamu. Tapi, mungkin hubungan kita begitu cepat terjalin. Kita belum sempat mengenal satu sama lain. Aku cuma mikirin tentang bahagia sama kamu, aku bener-bener gak mikir tentang kedepannya."

"Plis,, oppa gak mau denger tentang ginian. Oppa cuma mau kita baikan."

"Aku ngga minta putus oppa, tapi aku cuma mau persiapin semuanya. Kita break aja. It for ourself. We can use this time for knowing our mate self. We can prepare our soul to get happiness."

"Aku ngga mau pisah"

"Kita ngga pisah, hati aku tetep buat kamu oppa. Hati aku ada sama kamu, dan kalung dan juga gelang ini sebagai kuncinya. Aku ngga akan kemana-mana. Kita gunain waktu kita buat perkenalan. Gimana?"

"Baiklah, tapi ada syaratnya."

"Apa??"

"Jangan buat oppa cemburu. Jangan pernah biarin cowok lain dapet perhatian kamu, meskipun sedikit, oppa gak rela."

"Aku usahain, oppa juga, kurangin tingkat keegoisan oppa, jangan marah-marah terus. Cakepnya ilang entar.." ujarku sambil tersenyum.

***

Jung Ilhoon Pov**

Begitu sampai didorm, aku langsung mandi. Badanku lengket, bajuku basah karena keringat akibat mengejarnya.

Dia begitu dewasa, aku tambah suka. Tapi, tadi itu apa cara halus memutuskanku?. Tidak, itu karena aku yang terlalu egois. Dia juga manusia, bagaimana bisa di hidup tanpa tersenyum sedikitpun pada orang lain? Harusnya aku sadar itu, aku juga sering tersenyum pada orang lain.

Tapi, aku ngga tau kenapa rasanya sakit banget kalo ngeliat dia senyum sama cowok lain. Bisa dibilang aku benci liat dia senyum keorang lain.

Setelah selesai mandi, aku segera berganti pakaian dan setelah itu merebahkan padanku dikasur Minhyuk hyung. Kasurku diatas, jadi kalau hanya sekedar berbaring saja, membuatku malas untuk naik kekasurku. Berhubung tempat tidur bawah banyak, jadi kugunakan saja salah satu.

***
Minhyuk hyung membangunkanku sekitar jam 02:00 tengah malam.

"Kau darimana saja hyung?? Aku fikir kau pulang kerumahmu."

"Aku? Jelas saja.. kemana lagi aku?? Kau tau lah Ilhoonie.. tidurlah dikasurmu. Aku lelah." Ujar Minhyuk hyung.

"Hyung, dia memutuskanku." Ucapku. Minhyuk hyung tau tentang aku dan Vhee Nhy. Dia yang membantuku mencari pembuat perhiasan yang profesional, karena dia sangat pandai menyenangkan hati wanita, bisa dibilang, dia tau selera wanita lebih baik dari siapapun didorm ini.

"Hah?! Bukannya kalian baru jadian pagi tadi?"

"Kau tau, tadi dia bersama junghyun hyung. Aku lepas kendali. Aku mabuk juga."

"Lalu, bagaimana selanjutnya. Aku yakin dia cuma lagi syok lihat egoisnya kamu"

"Hyung, kami punya komitmen untuk tetap saling menjaga hati. Kami tau kami saling suka. Hanya untuk memperbaiki sikap. Aku mengurangi egois dan dia akan berusaha bikin aku ngga cemburu."

"Itu namanya komitmen. Bagus suatu hubungan diawali dengan komitmen yang baik. SEkarang dijalani dulu, soal kedepannya yah kita lihat nanti."

"Thank you hyung,, chalcayeo.." ujarku.

Minhyuk hyung mematikan lampu, bersiap-siap untuk tidur. Pikiranku masih menerawang, sampai kapan aku harus melakukan pengenalan seperti yang dia minta, sedangkan aku sudah begitu merindukannya meski baru saja aku bertemu dengannya tadi. Aku teru berfikir sampai akhirnya tertidur.

-tobecontinue-

Pacar Q, Idola Q (Korean Story) [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang