1

3.9K 93 4
                                    

"Eh lo bisa gak kerjain tugas gw?" Ucap seorang lelaki yang memiliki tinggi semampai sedang berdiri tepat di depan mejaku.

Aku melirik ke wajahnya. "Gak ah cape" balasku.

"Yaampun lo gitu banget, gimana sih? Kita kan temen kali ayolah Dil" ucapnya memohon dan memasang wajah memelas.

"Iyaa deh" balasku seadanya. Ia tersenyum girang. Segera mencubit pipi chubbyku dan pergi berlalu.

Ia pergi melewati pintu kelas menuju lapangan. Itu yang sering ia lakukan saat jam istirahat tiba. Seorang lelaki tinggi semampai berkulit hitam manis dengan wajah badboy nya, ia selalu menyelipkan slayer berwarna merah di kantong belakang celananya. Panji Hutama lelaki yang sudah aku kenal dari kelas 2 SD. Kami sudah cukup mengenal satu sama lain sebagai sahabat dimana aku dan Panji kini bertemu lagi di satu sekolah yang sama dan juga menjadi teman sekelas selama 3 tahun full di sma. Ini membuatku lelah karna Panji selalu bertumpu padaku entah tugas ataupun ulangan ia selalu meminta bantuan dan aku selalu mencoba untuk tidak membantunya tapi ia selalu bersikeras dengan segala cara membujukku.

"Dilaaaa di panggil Panji tuh" teriak salah satu anak lelaki dari jendela kelas.

Aku berjalan keluar dengan sedikit menghela napas, lalu aku menghampiri Panji yang duduk di pinggir lapangan.
"Ada apaan?" Tanyaku 

"Aduh Dil jangan jutek gitu kenapa sihhh" ucapnya

"Kenapa?"

"Dil gw tadi di hukum nih gara - gara mecahin kaca pas maen futsal jadi...." Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya,  aku langsung memotong omongannya itu karena aku tau akan kearah mana percakapan ini.

"Jadi.... Gw minta tolong ya Dil bantuin gw, gitu kan Ji?" Ucapku menyerobot ucapannya

Ia terkekeh, memegang tanganku menyuruhku untuk duduk disampingnya.
"Dilasya Argenia Putri lo mau kan bantuin gw? Gw disuruh nulis gitu sama beresin ruang olahraga. Jadi gw beresin ruangan nah lo nulisin buat gw ya?" Ucapnya membujukku.

"Kenapa gw lagi sih Panji Hutama?" Balasku mendengus

"Dilasyaaa, lo mau es krim ?  gw beliin deh okey? nanti baliknya lo sama gw ya hari ini" bujuknya

"Why Always me?" gerutuku, dan Panji segera menarik tanganku 

"Kalo lo nanya kenapa selalu lo, jawabannya itu karena lo itu orang yang paling bisa gw percaya Dil" jelasnya dengan memberikan senyuman ketika aku menoleh padanya.  

Aku hanya terdiam hingga akhirnya bel berdering kulangkahkan kaki menuju kelas meninggalkannya tanpa berkata apapun. Ia berlari mengejarku dan berusaha merangkulku menuju kelas.

"Ayolah Dil, ini dikit kok cuman satu folio full please yaaa" ucapnya

Aku pun terduduk kembali di kursiku dan ia tetap memohon akhirnya aku hanya mengangguk. Ia tersenyum dan berlalu menuju kursinya saat guru memasuki ruang kelas.

Jam pulang sekolah tiba. Aku pun merapihkan buku ke dalam tas, sudah ada Panji yang memberikan kertas folio dan memberitahukan aku untuk menulis SAYA BERJANJI TIDAK MERUSAK FASILITAS SEKOLAH. Aku pun menulisnya seorang diri di kelas yang sudah sepi, hanya ada aku yang menulis sedangkan Panji berada di ruang olahraga merapihkan ruangan sesuai hukumannya.

Sekitar 45 menit berlalu aku sudah merapihkan tugas menulisnya di kertas folio itu dan dia kembali ke kelas mengambil tasnya dan mengambil folio yang telah kuisi untuk di berikan kepada guru yang mengawasinya tadi. Aku berjalan menuju parkiran sesuai dengan perkataannya tadi. Tak butuh waktu lama ia berlari cepat menuju motornya dimana aku berdiri.

Stupid Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang