Rigan perlahan membuka bajunya, matanya memerah bak api yang sedang melahap daun kering. Ia mendakti queen Mamba yang sudah tidak berdaya, Rigan meraih gesper ikat pinggangnya lalu— perlahan membuka celananya.
Persetan dengan musuh, yang terpenting ia harus bisa selamat meski resikonya sangat tinggi. Queen Mamba terus mundur karena ia menolak bersentuhan langsung dengan musuh.
"Ahhh… stop ahhh… jangan mendekat." ucapnya memohon.
"Tidak. Jika menolak ribuan kali pun kita harus bisa bekerja sama menyelamatkan satu sama lain." ujar Rigan.
Rigan meraih baju queen Mamba dengan membukanya perlahan-lahan, helai demi helai benang yang menempel di tubuh queen Mamba mulai terlepas. Rigan mendekati wajahnya dengan wajah queen Mamba.
Cup...
Ciuman itu mendarat di bibir Queen Mamba, hingga menjadi lumatan paling dalam. Rigan terus mengabsen setiap barisan gigi wanita di depannya, meski ia pertama kali melakukan ini setidaknya ia sudah berusaha.
"Enggh." Queen Mamba mengeluarkan desahannya, hingga terdengar merdu bagi Rigan.
Hanya lima menit saja keduanya saling bertukar saliva, kini digantikan adegan panas lainnya. Rigan mencium setiap inci dari tubuh seorang Queen Mamba. Mencium setiap inci leher jenjang yang sangat putih dan begitu halus, Rigan meninggalkan kissmark dibagian dada gadis itu, ia terus membuat tanda, bahwa ia yang pertama menikmati tubuh indah wanita psikopat ini.
"Enggh, Ri—rigan… ahhh… ke—kenapa senikmat ini ahh?" ucap Queen Mamba terus mendesah.
Rigan tidak memperdulikan itu, pusatnya adalah sudah ditemukan, Rigan berjongkok di depan sesuatu yang akan menjadi tempat puasnya setelah ini.
"Ri—Rigan, aku mohon… jangan berhenti… ahhh… ini terlalu nikmathh…" Queen terus mendesah kenikmatan.
Rigan membuka kain berbentuk segitiga, tanpa sadar Queen Mamba mengangkat tubuhnya, karena akal sehatnya untuk saat ini sudah hilang, dan digantikan rasa nikmat.
"Kenapa seindah ini? Apa aku harus menikmatinya malam ini?" gumam Rigan.
Plak…
Plak…
Plak...
Rigan menampar vagina milik wanita dihadapannya, hingga sang pemilik mendesah kenikmatan. Dalam hitungan detik Rigan menjilati vagina Queen Mamba, yang begitu lembut, putih mulus disertai bulu halus. Rigan terus mengikuti kata otaknya.
Slurp
Slurp
Slurp
"Ahhhh… ka-kau apakan itu hah?! Kenapa se—senikmat ini… ahh lebih dalam lagih." queen mamba terus meracau sungguh-sungguh kenikmatan tiada tara.
Rigan terus menjilati klitoris sang Queen, hingga ia kelojotan penuh kenikmatan, benar-benar membuatnya hilang akal.
"Akhh…Rigan aku ingin keluar…Lebih dan lagi I wanna be cum please…" ucap Queen Mamba memohon.
Crott
Crott
Crott
Tiga kali ledakan ia mengeluarkan cairan putih kental membuatnya bergetar. Rigan tersenyum senang, ia sudah berhasil membuat musuhnya ini hilang akal, setelah menyapu bersih area bagian vagina queen Mamba.
"Are you ready Queen? Permainan inti belum di mulai… kita disini sama-sama terjebak, paling tidak kita bisa selamat." bisik Rigan.
Queen Mamba terdiam, efeknya masih terasa setelah pelepasan tadi, ia merasakan nikmat. Bahkan rasa panasnya sedikit berkurang, belum sepenuhnya itu pulih. Mau tidak mau ia harus menerima tawarannya kali ini.
YOU ARE READING
𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐨𝐩𝐚𝐭𝐡 𝐐𝐮𝐞𝐞𝐧 𝐌𝐚𝐦𝐛𝐚
Mystery / Thriller⚠️: Lapak 1821+ harap bijak memilih bacaan!! Vote dulu sebelum baca ‼️ Tujuh agen mafia dunia kini bergerak diam-diam, berusaha memecahkan misteri yang selama bertahun-tahun tidak pernah tersentuh. Mereka terobsesi menemukan jawaban tentang siapa Qu...
❖~PROLOG~❖
Start from the beginning
