Rindu

10.5K 887 79
                                    

" Tuan muda apa tidak apa apa anda baik baik saja?" Tanya Mr. Jack mendampingi Deril yang melangkah menuju sekolah. Deril memijit kepalanya yang memang masih terasa nyilu.

" Tidak apa apa ini hanya karna si brengsek itu hampir menghancurkan otakku." Jawabnya santai.

Baru tiba di depan kelas, semua siswi sudah bersorak atas kedatangannya.

Mr. Jack tersenyum melihat itu

" Pesona anda tidak pernah luntur tuan." Ucapnya. Deril hanya tersenyum kecut.

" Gairahku saja yang luntur." Jawabnya membuat Mr. Jack menahan tawa.

Beberapa saat kemudian..

" Prince..." Bella berlari ke hadapannya. Deril mengernyit

" Kau bilang beberapa hari yang lalu kau mau berkunjung ke tempatku. Aku.... " Belum sempat Bella meneruskan kata katanya...

" Kalau tidak ada yg penting jangan menggangguku." Deril melangkah bahkan tanpa menatap Bella

DEG

Bella mematung.

Dia..
Dingin sekali..
Sangat berbeda dengan beberapa waktu lalu.

Bella menatap punggung Deril yang tampak berlalu ke dalam kelas

Di sana...

Tatapannya tertuju pada seseorang yang tampak menatapnya sendu. Deril memalingkan wajahnya dari Aira lalu duduk di kursinya.

Syukurlah.. dia baik baik saja - Batin Aira tenang.

Tapi kenapa? Dia tidak menyapaku?

Beberapa lamanya, Aira menatap Deril. Hingga jam istirahatpun berdenting. Beberapa siswa berhambur ke luar. Hanya Deril yang diam di mejanya sembari membaca sebuah buku.

" Deril." Sapa Aira lembut lalu duduk di sisinya.

Hening- Tak ada jawaban.

" Kemana saja kau selama ini? Aku mencarimu. Syukurlah kau baik baik saja. Kau di mana?" Aira mencoba lembut

Tapi...
Hening..
Pemuda di sisinya sama sekali tidak menjawab.

" Deril .. aku.. " Aira memegang tangan putih Deril. Seketika, pemuda itu melepas bukunya. Lalu menoleh ke arah Aira.

" Ada apa? Apa ada hal yg penting?" Ucapnya datar lalu berdiri menarik tangannya lepas.

Mendengar itu, Aira tercekat

" Deril kau kenapa?" Tanyanya berkaca kaca.

" Kenapa kau dingin seperti dulu? A..apa salahku?" Aira memerah meneteskan air mata

" Katakan padaku. Apa harus ada alasan aku bersikap dingin?" Ujar Deril tanpa ekspresi

" Deril.. aku hamil.. anak kita. Aku cuma ingin kau tahu itu." Mata Aira memerah.

Deril memasukkan tangannya ke kantong almamaternya.

" Lalu.. kenapa?" Senyumnya sinis

Aira mematung

" Deril.. ini anak kita." Tekan Aira

Tak terasa air mata gadis itu meleleh menatap mata biru Deril

" Anakmu! Aku hanya melayani keinginanmu. Asal kau tahu aku lebih suka jika anak itu tak ada." Senyun Deril datar

DEG

Aira lemas. Wajahnya tertunduk, tangannya mengepal. Ucapan Deril benar benar menyakitinya

THE LORD NOBLASSE (Prince Of The Dark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang