Memiliki Jiwa

11.6K 874 49
                                    

" Jaga dia Aira, ada sesuatu yang nanti akan kau tahu.. jaga dia.. jika suatu saat dia mengancam keselamatanmu, ayah minta musnahkan dia dengan tanganmu sendiri. Berusahalah untuk selalu dekat dengannya. Ayah percaya kamu bisa melakukan ini."

" Ekh.. nona." Aira tersentak dari lamunannya. Kepala Asrama sudah berdiri di depannya.

Ya, pagi itu mereka kembali ke Asrama dan sekolah. Perlahan, Aira melirik kearah Deril yang masih berdiri acuh di sisinya.

Kenapa?
Kenapa ayah membisikkan pesan seperti itu?

" Mari nona saya akan mengajak anda ke kamar baru kalian." Senyum kepala Asrama

Mendengar itu, Deril langsung menoleh

" Apa? Kamar baru apa maksudmu?" Tanyanya

" Tuan Aaron sudah menjelaskan semuanya. Selamat atas pernikahan kalian. Beliau meminta kami menyiapkan satu kamar khusus yang bisa ditinggali kalian berdua." Jawab sang kepala Asrama

Aira dan Deril saling berpandangan.

" Jangan seenaknya begitu. Aku mau kamarku sendiri. Paham!" Bentak Deril membuat kepala Asrama merinding. Tapi...

" Kau kenapa sih ah, lagian apa salahnya juga kita sekamar hmm itu kemauan ayah kan?" Tegas Aira.
Deril melirik Aira tajam

" Apa kamu sudah sinting hah?" Tekannya

" Ya lagian apa salahnya kan nuruti perintah ayah." Senyum Aira

" Gak itu kemauanmu! Dasar kuman. Siapa yang tidak tahu pikiran mesummu itu." Tuding Deril

" Hei benalu.. hati hati kalau ngomong. Sok kegantengan banget sih kamu!!" Aira berkacak pinggang

" Alah ngaku aja deh. Murahan!" Balas Deril

" Benalu sialan.. siapa juga yg mau sekamar denganmu."

" Bagus! Jadi aku tidak perlu melihat kuman sepertimu setiap hari."

" Aku Aira Damian. Berhenti menyebutku kuman." Kesal Aira. Sepertinya, mereka lupa ada kepala Asrama di sana yang memijit pelipisnya stress.

" Nona.. Tuan.. sudah .. sudah.. jangan bertengkar." Bujuknya

" DIAM!!"  Bentak Deril dan Aira bersamaan membuat kepala Asrama memucat pasi.

Apa yang dipikirkan tuan Aaron dengan menikahkan mereka berdua?
Ya tuhan..
Semoga tidak terjadi kiamat di Asrama ini - Batin kepala Asrama

Beberapa jam kemudian......

Aira dan Deril memasuki sebuah ruangan khusus yang cukup besar, bersih dan mewah di Asrama itu. Dengan wajah bersungut sungut, Deril melempar tas ranselnya asal ke ranjang.

Itu adalah kamar mereka.

Tidak ada jalan lain, kepala Asrama telah lebih dulu memberikan kamar lama mereka pada siswa dan siswi lain. Aira duduk di sova sambil menatap Deril yang tampak mengusap mukanya dengan kedua tangannya jengah.

" Hei tengil.. kau tidak mau mandi?" Sapa Aira.

" Kenapa? Kau mau mengajakku mandi bersama?" Sinis Deril

" Eh??" Aira berkedut

Tapii boleh juga sih hehehe.. duh Airaaa sadar sadaaar...

" Bukan begitu tengil. Wajahmu itu kusut sekali. Bahkan jauh lebih kusut dari pada sprei yang kau duduki." Celetuk Aira iseng.

Deril tak menjawab. Dia mengalihkan pandangannya kesal.

" Hmm ya sudah kalau begitu.. aku saja yang mandi." Aira berdiri melepas jaketnya lalu hendak beranjak

THE LORD NOBLASSE (Prince Of The Dark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang