Sentuhan

13.1K 938 61
                                    

Liburan tengah smester akan segera tiba. Semua siswa tengah sibuk membicarakan kemana mereka akan memanfaatkan liburan kali ini.
Sebagian besar berencana akan tour keluar negeri dan lain sebagainya.

Tak terasa.. sudah hampir 2 bulan Deril berada di sana. Tapi keberadaannya sama sekali tidak terasa. Hanya 5 kali masuk kelas dan beberapa kali terlihat saja, membuatnya menjadi sorotan para siswi yang menanti nanti bertemu dengannya.

Sama dengan hari itu.

" Kau di tunggu gurumu di kelas hari ini." Tegas Arthur yang berdiri di ambang pintu kamarnya.
Memang benar, hubungan mereka memburuk akhir akhir ini setelah Deril mengerjai Arthur tempo hari.

" Apa aku harus mendengarkanmu hmmm?" Deril mengernyit sembari merapikan kemejanya

" Kau pikir kau siapa? Di sini kau hanya siswa biasa. Berhenti bersikap sok dan pergilah ke kelas! Ini bukan tempat yang bisa menampung sampah!" Sinis Arthur. Mendengar itu, Deril yang tengah membetulkan dasinya di depan cermin menoleh tajam.

" Kau kira siapa dirimu berani berkata begitu hah." Ucapnya penuh penekanan. Arthur tersenyum manis

" Aku kepala pengawas di sini dan sebagai siswa kau harus mematuhi aturanku. Siapapun KAU!" Balas Arthur. Mata Deril memerah marah.

" Dasar pelayan tidak tahu diri!" Bentaknya. Mata birunya menatap Arthur nyalang. Tangan putihnya mengepal.

" Kalau tidak mau disebut sampah maka berlakulah seperti layaknya seorang bangsawan atau paling tidak sebagai siswa." Senyum Arthur sinis lalu melangkah pergi.

Deril menarik napas panjang.

Akan kubalas kau..
Pelayan tidak tahu diri..
Harusnya kau tahu di mana tempatmu

☆☆☆

Hari itu jerit histeris para siswi terdengar heboh saat mereka tahu sang prince akan masuk dan sedang menuju kekelas.

Aira melengos kesal melihat tingkah teman temannya.

Apa yang istimewa dari Deril???
Dia hanya sosok menyebalkan yang tak tahu aturan..
Bahkan sangat membosankan.
Walaupun memang.. ekhm sangat tampan.

Beberapa saat kemudian, mata malasnya berbinar saat Deril melangkah masuk ke dalam kelas. Langkah tegapnya membuat semua siswi terpana.

Sejenak, dia menatap ke arah Aira dan di saat seperti itu selalu saja ada perasaan aneh dihati Aira.

Seperti perasaan saat Deril menciumnya di danau.

Ah apa yang aku pikirkan.. sadarlah Aira... sadaar - Batinnya.

" Hei prince." Sapa Bella memberanikan diri menghampiri Deril. Deril menatapnya dingin.

" Maaf aku tidak tahu namamu dan semua orang di sini memanggilmu Prince." Senyum Bella dibuat semanis mungkin. Deril mengernyit aneh.

" Apa aku mengenalmu?" Tanyanya dingin.

" A.. aku.. aku membuatkan ini untukmu." Ucap Bella gugup kemudian menyerahkan sebuah buku catatan kehadapan Deril.

" Apa ini?" Hanya satu pertanyaan dan respon dari Deril saja langsung membuat Bella berbunga bunga.

" Ah ini buku salinan catatan. Kau kan jarang masuk.. jadi aku buatkan ini untukmu." Jawab Bella manis.

Deril mengernyit menatap Bella dengan mata birunya, lalu tersenyum

" Terimakasih, tapi aku tidak butuh."

THE LORD NOBLASSE (Prince Of The Dark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang