Pertemuan

9.5K 894 36
                                    

Aira terbangun dalam dekapan Arthur pagi itu. Desir angin pagi seolah menembus paru parunya. Dia hampir lupa kalau semalam dirinya tertidur di atap. Senyum mengembang saat dia melihat Arthur terpejam dalam lelap.
Sementara tangannya masih memeluk pinggang Aira hangat. Aira kembali menidurkan kepalanya di dada bidang pemuda 22 tahun itu.
Dia tersenyum

Apa statusku hari ini?
Masihkah aku ini tuannya?
Masihkah dia pelayanku?
Atau.. aku yang sudah terpenjara?

" Arthur." Panggilnya lembut.
Terdengar napas berat Arthur mulai terbangun. Seorang pengawas akan selalu cepat terbangun. Perlahan, mata ambernya mulai terbuka

" Ah nona.. maafkan saya.. saya." Arthur langsung menarik tubuhnya dan berdiri limbung. Rambutnya tampak acak dan dia terlihat gugup

" Lancang sekali kau berani menyentuhku." Senyum Aira iseng. Bertambah pucatlah wajah tampan pemuda itu.

" Maafkan saya nona.. saya lancang.. saya pantas dihukum.. tolong maafkan saya." Arthur berkaca kaca
Aira meletakkan tangannya di pinggang lalu berdecak

" Kalau begitu.. potong tanganmu sendiri!" Tekan gadis itu

Deg.  Artur menatap Aira. Keringat dingin mengucur di keningnya.

" Kenapa? Takut?" Aira mengangkat sebelah alisnya. Artur menarik napas panjang lalu....

" Sreettt." Perlahan, tangan kokohnya merogoh belati yang masih berlumuran darah tadi malam. Arthur tersenyum lalu mengarahkan belati itu ke tangannya

" Apapun akan saya lakukan untuk anda nona." Ucapnya. Dan......

" Arthur!!"

" Prank."  Belati itu terlempar jatuh. Arthur terhenyak saat Aira tiba tiba memeluknya Erat.

" Aku tidak mungkin melukaimu." Senyum Aira. Arthur tersenyum kemudian membelai rambutnya lembut.

" Jangan pernah lagi membuatku sedih." Ucap Aira.

" Nona kita harus bergegas.. sepertinya kita akan terlambat." Ujar Arthur kemudian. Aira sangat bahagia hari itu, dia berlari kecil di sepanjang koridor Asrama.

Bayangan pelukan Arthur seolah masih terasa hangat

Akhirnya.. setelah bertahun tahun.

Aku bisa bersamanya..

Sementara Arthur.. saat dia kembali ke asrama Pria..

" Arthur, ada seseorang yang dikirim kepala sekolah untuk menemuimu." Tutur seorang siswa. Arthur yang memang dipilih sebagai pengawas asrama pria karna dedikasi dan keaktifannya mengernyit

" Siapa?" Tanyanya

   " Entahlah.. sepertinya murid baru. Dia menunggumu di ruangan kepala sekolah." Jawab siswa itu kemudian berlalu pergi

Siswa baru?
Dimusim ini?
Kepala sekolah tidak mungkin menerimanya kalau dia bukan orang penting ..

Arthurpun melangkah penasaran menuju ruangan paling pojok di lantai dua. Dengan helaan napas panjang dia mengetuk pintu bernuansa gold itu.

" Masuk!!" Tegas suara dari dalam.

" Klek."

Arthur membuka pintunya pelan. Dia menundukkan kepalanya hormat pada sosok yang tersenyum menyambutnya

" Arthur.. akhirnya kau datang."

" Maaf pak.. saya tidak tahu kalau anda mencari saya." Senyum Arthur ramah

Matanya melirik kearah seseorang yang tampak duduk membelakanginya di depan kursi kepala sekolah.

" Tak apa.. ada seseorang yang ingin aku perkenalkan padamu. Tuan Aaron mengirim datanya kemarin. Dia pindahan dari sekolah bangsawan di daerah barat." Tunjuk kepala sekolah.

THE LORD NOBLASSE (Prince Of The Dark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang