Bruk
Disaat Acacio terfokus pada ponselnya ketika mengabari apa yang telah ketahui tadi siang tubuhnya menabrak seseorang. Acacio hendak berjalan menuju gerbang sekolah, berniat menunggu Shawn dan Mordan yang menjemput mereka, naas dirinya menabrak seseorang yang tak dikenali.
"Aduh!" pekik Acacio dengan ponselnya yang jatuh tergeletak di tanah. Dengan segera ia berjongkok hendak memungut ponselnya. Matanya membola ketika melihat layar ponselnya retak di beberapa sisi.
Dirinya mendongak, "WOI HP GUE RETAK!" marahnya dengan menunjukkan layar ponsel yang retak.
Sedangkan sang lawan bicara hanya menaikkan alisnya sebelah, "terus gue harus apa? Kan lo yang nabrak gue?"
Acacio malas meladeni hal ini, karna ini akan bertele-tele dan membuang waktu. Dihelakan nafasnya kasar, "oke maaf." Dengan cepat Acacio mengambil langkah besar untuk segera berlalu, membiarkan ponsel retaknya berada pada genggaman, namun sebelum itu tangannya dicekal.
"Tunggu."
Tanpa berbalik Acacio menjawab, "apa?"
Ujung bibir ia tarik ke atas, membentuk senyum miring, "oh jadi lo yang tadi liatin gue di kantin?"
Satu rentetan kalimat mampu membuat Acacio menegang sempurna. Meski begitu, ia mencoba bersikap tenang, dan menunggu kalimat selanjutnya yang akan dilontarkan.
"Liat gue dong, masa udah sedeket ini lo malah buang muka," ledek Greysan pada pemuda yang masih enggan untuk berbalik badan.
"Gue gak tau lo siapa, dan wajah lo asing menurut gue. Jadi gue rasa lo bukan mata-mata dari geng Vargos kan?"
Kekehan kecil tercipta namun segera Acacio redakan. Ternyata, Greysan mengira dirinya adalah mata-mata dari sebuah geng. Acacio memutar badan sedikit mendongak untuk menatap manik Greysan, "mau gue ini mata-mata atau bukan, itu bukan urusan lo. Dan yang terpenting, jangan ke pedean kalau gue liatin lo."
"Oh ya?"
Decak sebal Acacio keluarkan, ia kembali memutat tubuhnya tapi lagi-lagi ditahan oleh Greysan, "kalau lo bukan mata-mata, buat apa merhatiin gue? Suka lo sama gue?"
Mata Acacio membulat sempurna, dibaliknya tubuh itu lagi, "gila ya lo?!" sungguh kini Acacio sangat merasa jengkel, terlebih lagi wajah menyebalkan yang terpasang itu. Senyum meledek serta alis yang Greysan naik turunkan, sangat menyebalkan.
Acacio mengambil satu langkah maju, "muka lo jelek, jangan sok kecakepan. Atitud lo jelek, ngegoda semua cewe itu gak sopan. Terlebih, gue gak kenal lo dan lo jangan ke geeran untuk gue perhatiin."
Sebelum Greysan kembali mencekalnya dirinya sudah lebih dulu melangkah mundur, menjauhi tubuh tinggi yang kini terus memperhatikannya hingga tak terlihat kembali.
Jangan salahkan Acacio untuk mengeluarkan kalimat pedas. Dirinya menyadari bahwa kejadian tadi murni kesalahannya, tapi ia juga merasa terugikan karna layar ponselnya pecah. Ia tak menyangka, bahwa hari pertamanya menginjakkan di sekolah ini harus bertemu dengan sosok yang sangat menyebalkan.
Sedangkan Greysan di tempat hanya mampu melipat kedua tangannya. Kalimat pedas yang dilontarkan oleh pemuda pendek itu tak membuatnya takut sedikit pun. Hal tersebut, justru membuat api dalam dirinya membara, seakan hal tersebut adalah sebuah tantangan rumit yang sangat menarik untuk dirinya selesaikan.
YOU ARE READING
OBSERVE [GeminiFourth]
Teen Fiction📌GeminiFourth 📌BxB 📌🔞 📌Cr : Pin Sandyakala. Kedatangannya pada bangunan megah, bertuliskan Sekolah Atsaloka bukan tanpa alasan. Acacio Damian, seorang Detektif dari sebuah Organisasi Lawrence, yang berdiri di bawah naungan Kepolisian Sandyaka...
OBSERVE - 3
Start from the beginning
![OBSERVE [GeminiFourth]](https://img.wattpad.com/cover/399228409-64-k90111.jpg)