"Gila lo San! Gak ada tobatnya mainin cewe!" Orian geleng-geleng dengan tingkah Greysan yang semakin jadi.

Sedangkan Greysan hanya menganggapnya sebagai angin lalu. Dirinya duduk di atas meja, membiarkan yang lain duduk di kursi kantin, "minta nomornya dong, yang pake jepitan!" ia berteriak kepada gadis yang berlalu begitu saja, mengabaikan dirinya.

"Lo mah minta doang, dichat juga engga," sindir Lucas yang tengah menyantap semangkuk bakso di kursinya. Greysan menoleh menatap Lucas balik, "diem lo!"

"Cewe yang kemarin lo deketin mana?"

Dengan cepat Greysan menatap Aidan yang bertanya kepadanya mengenai gadis yang sempat dekat. Greysan mengangkat bahunya, "gak tau, gue chat gak dibales. Di sekolah juga gak keliatan. Sebenernya gue gak peduli sih, cuma rugi aja kehilangan satu fans," alisnya ia naik turunkan, lalu kembali dengan mencari mangsa.

Aidan hanya mampu menggelengkan kepalanya heran, "hadeh punya ketua genit banget," gumamnya yang untung tak didengar oleh sang empu.

"GREYYSANNNN!!"

Dari pintu kantin, suara melengking memanggil nama Greysan terdengar. Membuat banyak pasang mata menatapnya. Namun gadis itu tak memperdulikannya, dengan rambut digerai dan sebuah bandana terpasang di rambutnya. Menambah kesan cantik dan manis.

Gadis itu berlari, menghampiri Greysan yang juga menatapnya dengan senyum tipis. "Kamu kemana aja sih? Nata tadi ke kelas kamu tau!" ujarnya dengan bibir mengerucut.

"Gue sama yang lain langsung kesini setiap denger suara bel istirahat. Sorry kalau buat lo harus nyari gue," balas Greysan seadanya. Toh kejadiannya memang begitu.

"Bener tuh, beok-besok Natalie langsung kesini aja," saut Lucas yang sudah menghabiskan semangkuk bakso tadi. Ia menatap Natalie, sahabat kecil Greysan.

Akhirnya Natalie mengangguk, ia menatap Greysan yang mengacuhkannya. Pemuda itu masih asik menggoda gadis lain. Berakhir Natalie duduk di sebelah Manuel yang sedari tadi hanya terfokus pada ponsel di genggamannya.

0~0~0

0~0~0

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesuai perintah James, Acacio sehabis menghabiskan bekel yang disiapkan oleh pembantu tadi pagi, ia memutuskan untuk berkeliling seorang diri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesuai perintah James, Acacio sehabis menghabiskan bekel yang disiapkan oleh pembantu tadi pagi, ia memutuskan untuk berkeliling seorang diri. Kelas Acacio berada di lantai tiga, gedung B.

Dirinya hanya mengandalkan map yang ada pada ponsel. Ia menelisik pada setiap kelas dan toilet yang ada di setiap sudut gedung. Langkahnya pelan, tak begitu memperhatikan jalan.

Lantai tiga, menurutnya tak ada yang mencurigakan. Semuanya berjalan baik layaknya sekolah pada umumnya. Ia menuruni tangga untuk menuju lantai dua. Satu persatu ruangan ia lihat masih aman, hingga lantai satu tak ada yang mencurigakan.

Instingnya belum bekerja, menandakan tak ada yang salah dari gedung B. Namun ia tak menyerah begitu saja, Acacio berpikir tempat mana yang harus ia kunjungi lagi.

Ia berjalan dan tanpa sadar sudah memasuki area yang sedikit padat akan siswa. Acacio baru menyadari bahwa ia sudah berada di kantin sekolah, mengulum senyumnya ia menuju salah satu stand makanan di sana.

"Bu air minumnya satu," ujarnya sembari memberikan secarih kertas untuk membayarnya. Setelah mendapatkan, ia menatap sekitar sepertinya ia harus berada di sini sebentar, untuk mengetahui aktifitas apa yang dilakukan para siswa.

Memilih duduk di pojok kantin, karena menurutnya itu tempat paling aman untuk mengamati. Satu menit berlalu hingga lima menit berlalu masih tak ada yang mengganjal, sampai segerombolan siswa datang dengan dipimpin oleh pemuda yang berjalan angkuh di depan.

Keningnya mengerut, sebab siswa yang lain serentak menepikan tubuhnya untuk memberikan segerombolan siswa itu lewat. Terlebih lagi atensinya sudah terikat pada sosok pemuda yang berjalan paling depan. Dengan poni yang ia sisir kebelakang.

"Kenapa yang lain tunduk sama mereka?" gumam Acacio, tangannya tergerak untuk menulis pada sebua buku kecil yang selalu ia bawa ketika melakukan penyidikan. Ia masih mengamati, melihat pemuda itu yang terlihat usil pada perempuan, "cih buaya."

Air pada botol minum yang tadi ia beli sudah tandas. Matanya tak pernah lepas mengamati, terlebih pada gadis yang baru datang menyapa pemuda, yang namanya siapa tadi?

"Greysan." Monolognya lagi.

"Kenapa?" dirinya semakin dibuat bingung, kenapa hanya gadis itu yang tak Greysan goda?

Sampai ia tak sadar, tatapan mereka telah bertemu. Acacio tak menyadari, ia masih mengamati dengan tangan yang terus menulis, sampai bibir itu terangkat miring menyadarkannya pada lamunan tersebut.

Dengan cepat Acacio bangkit dan meninggalkan kantin itu. Meninggalkan botol minum yang lupa ia buang ke tempat sampah.

Sedangkan di seberang, yang dirinya sudah menyadari diamati oleh seseorang sedari tadi. Hingga matanya menemukan pada sosok pemuda di pojok kantin, dengan mata bulat dan poni menjuntai ke depan.

"Hei San! Liatin siapa sih? Cewe mana lagi yang mau lo incer?" tepukan dari Orian membuat Greysan menoleh, alisnya terangkat, "ada murid baru di sini?"

"Iya ada," saut Manuel dengan menunjukkan foto kepada Greysan.

"Lo..." Greysan menatap tak pecaya pada Manuel. Pemuda itu menunjukkan foto seseorang di pojok kantin yang tengah mengamati Greysan sedari tadi.

"Gue nyadar dia ngeliatin kita terus, terlebih lagi lo. Gue curiga, dia mata-mata dari geng Vargos." Manuel berkaya serius membuat yang lain ikut bergabung.

"Yang mana sih orangnya?" Lucas bertanya sembari celingukan.

"Udah keluar tadi, pas mata gue sama dia ketemu. Dia kaya tergesa-gesa gitu," bahunya terangkat, sebenernya Greysan tak perduli dengan apa dan siapa orang itu.

Tapi satu yang membuatnya tertarik, wajah lucunya saat terkejut menyadari ketika dia tertangkap basah menatap Greysan.

"Heh jangan ngelamun bego, kalau dia mata-mata Vargos gimana?" Orion memaki Greysan yang malah senyum-senyum sendiri menatap meja yang telah koaong.

Manuel menatap Greysan yang ikut balik menatapnya. Satu cengiran yang membuat Manuel dapat dengan cepat menyimpulkan, ia memutar bola matanya malas.

"Hadeh, gak bisa liat yang lucu dikit."

0~0~0

Satu-satu yakkk kenalan sama cast nya mwhehehe😚😚😚

GIMANAA SAMA PART INIII?? 👀❓

ASELI GEMFOT LAGI SERET BNGT MOMENT😔💔 EH GA DENG KEMARIN DI SHARE SAMA MBA DORA KLO GEMINUL NEMPLOK KE ADEKKK🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭

Kalian ada yang nonton konser AWAKE? atau nobar di rumah? Aku sihh tim nobarr di rumah😋

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENN✨🔍

OBSERVE [GeminiFourth]Where stories live. Discover now