"Tapi kak Felix—" ucapan Acacio tertahan karena tangan Ethan yang terangkat, menunjukkan agar Acacio berhenti berpendapat.

"Ayah terima pendapat kalian semua mengenai koran tersebut." Ethan memotong kalimatnya, ia menatap ke sebelah kanan, tepat para Tim satu duduk, "James, Mordan, Leandro dan Acacio, ayah tugaskan kalian untuk segera memecahkan kasus ini."

"Dengan Cio yang harus segera pindah sekolah, karena dengan keberadaan kamu di sana akan memudahkan untuk memecah masalah tersebut." Lalu Ethan menolehkan pandangannya ke arah Shawn, "dan Shawn, kamu ikut Cio pindah juga. Temani adik kamu, dan bantu Tim satu untuk menyelesaikan tugas ini."

0~0~0

Pandangannya menatap pada gerbang megah menyambut para siswa datang untuk mrnimba ilmu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pandangannya menatap pada gerbang megah menyambut para siswa datang untuk mrnimba ilmu. Acacio terpaksa berdiri di sini, di depan sekolah yang berdirih megah di tengah kota. Sekolah elite nomor satu di kota Sandyakala, bernama ATSALOKA.

Siapa yang tak mengenal sekolah tersebut? Sekolah bergengsi diisi oleh siswa siswi dari kalangan orang berada.

Sejujurnya Acacio tak menyukai tempat ini, menurutnya siswa yang berada di kalangan atas sangat menjengkelkan. Mereka semua akan menggunakan uang untuk hal apapun itu. Jika bukan karena tugas dari sang ayah, Acacio lebih memilih bersekolah di sekolah sederhana.

Ia menoleh ke arah Shawn yang ikut dengannya bersekolah di sini. Tadi, mereka berdua datang bersama menggunakan mobil yang dikendarai oleh James. Shawn dan Acacio tidak berada pada kelas yang sama.

"Gue masuk duluan, kalau lo butuh atau ada hal yang mengganggu langsung telpon gue." Ujar Shawn pada Acacio, setelahnya ia melangkah masuk meninggalkan Acacio yang masih termangu di sana.

Dengan satu tarikan nafas Acacio mrmantapkan diri, "semangat Cio, hanya untuk satu misi dan pasti gak sampai satu bulan udah selesai." Monolognya.

0~0~0

"Kiw cewe, sendiri aja nih?"

"Yang pake kacamata, hati-hati ya cantik,"

"Munduran dikit dong, cantiknya kelewatan,"

Gombalan-gombalan receh itu datang dari sesosok pemuda yang duduk bergerombol disebuah meja kantin. Pemuda yang akrab di sapa Greysan, identik dengan poni yang senantiasa ia sisir dengan jari-jarinya ke belakang, membuat jidat itu terekspos.

Setiap ada gadis yang melewatinya akan selalu ia goda, selain dengan gombal-gombal receh, ia juga sering melakukan siulan maupun kedipan mata. Tak jarang gadis yang risih ataupun malah kegirangan.

Greysan tak sendiri di sana, para sahabatnya atau sering disebut Geng Hell Shadow. Para siswa di ATSALOKA cukup tunduk kepada mereka yang menjadi bagian Hell Shadow.

OBSERVE [GeminiFourth]Where stories live. Discover now