Prolog | Gyeongsan

15 2 0
                                        

Happy Reading...

Dunia? Bagaimana dunia yang kalian mau untuk ditinggali? Dunia yang damai? Dunia yang indah? Atau dunia yang aman untuk hidupmu? Kalau aku tidak berani membayangkan ketiganya, dunia seperti itu rasanya sangat jauh dengan dunia yang aku tinggali se...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dunia? Bagaimana dunia yang kalian mau untuk ditinggali? Dunia yang damai? Dunia yang indah? Atau dunia yang aman untuk hidupmu? Kalau aku tidak berani membayangkan ketiganya, dunia seperti itu rasanya sangat jauh dengan dunia yang aku tinggali sekarang.

Gyeongsan, kota sempurna yang aku tinggali dulu, sekarang menjadi sangat mengerikan. Entahlah, sepertinya ini tidak bisa disebut sebagai tempat tinggal. Saat ini aku berada di sebuah penampungan yang berdiri kokoh, tapi tidak layak untuk ditinggali manusia. Penjara? Bolehkah aku menyebutnya seperti itu? Tentu saja boleh, sekarang tidak ada aturan apa pun di tengah dunia yang kacau ini. Masih bisa hidup itu sudah lebih dari cukup.

Bagaimana dunia bisa sehancur ini? Aku masih ingat dengan sangat jelas tentang itu, di mana setahun yang lalu aku berlari menyelamatkan diri sebisa mungkin di kota Gyeongsan yang sangat ramai.

Semuanya dimulai saat tiba-tiba langit berubah menjadi berwarna merah, seolah dia berdarah dengan sangat hebat. Gelembung-gelembung yang kami sebut sebagai Jelly mulai turun ke seluruh dunia. Bulat, kenyal, merah dan bercahaya lembut, sangat cantik. Tapi siapa sangka, benda cantik itu justru membuat dunia menjadi sekacau ini? Begitu tersentuh kulit manusia, gelembung itu akan langsung berubah menjadi makhluk kecil yang gesit dan haus akan hati manusia. Kami menyebutnya Skitter.

Aku selamat dari monster kecil itu bukan semata-mata karena keberuntungan, tapi karena Jaehyun. Anggota pasukan militer di tim Zero yang tadinya dikirim untuk mengamankan kota Gyeongsan. Tapi ternyata masalahnya lebih besar dari yang pernah mereka duga, jadi karena kejadian itu tim Zero hanya tersisa beberapa orang saja dan kami hidup bersama para penyintas yang lain. Para anggota Zero adalah harapan bagi para penyintas, mereka mencari dan memberi kami perawatan medis, makanan, dan tempat berlindung.

Terkadang, kami di sini merasa damai. Tapi kedamaian ini semu karena di luar sana, Skitter masih mengintai untuk mencari mangsa. Memang benar, Jelly sudah jarang kami temui saat ini tapi ada yang lebih parah dari pada Jelly dan Skitter yaitu hasil evolusi dari keduanya yang kami sebut sebagai Hunter. Monster ini lebih besar dari pada Skitter, dia jauh lebih gesit dan memiliki indra yang tajam. Kalau Skitter hanya mengandalkan pengelihatan maka Hunter mengandalkan pengelihatan dan pendengarannya.  Jadi, dengan para monster ini bagaimana kami akan terus hidup? Aku tidak tahu, karena pertarungan ini belum selesai atau bahkan tidak akan pernah selesai. Mereka mungkin saja berevolusi lagi, menjadi lebih berbahaya dan tentu saja ada di seluruh dunia. Pertarungan yang bukan hanya tentang hidup dan mati, melainkan juga tentang hati.

PROJECT : ZERO
Vote Dan Spam Komen
Terima Kasih...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PROJECT : ZEROWhere stories live. Discover now