Namanya Jess, bekerja sebagai detektif di sebuah lembaga swasta. Bukan pekerjaan yang mudah, tentunya harus menghadapi kasus yang beragam. Banyak klien yang meminta ini itu seolah mereka bisa menyelesaikannya dengan mudah dengan jentikan jari. Lembaga ini bergerak melalui unit khusus yang di mana menginvestigasi tindakan melenceng dari norma sosial. Jess sudah bekerja kurang lebih dua tahun di lembaga ini. Belum lama memang, tetapi ini satu-satunya pekerjaan yang dapat ia ambil.
Kantor lembaga ini seperti kantor pada umumnya. Dengan bangunan tingkat yang membuatnya harus naik tangga manual. Tidak ada lift. Jangan berpikir jika lembaga ini memiliki fasilitas yang baik. AC tua yang ada di kantornya bahkan sudah bobrok. Ketika cuaca sedang panas-panasnya, tidak akan terasa suhu dingin dari AC tersebut. Suaranya juga sudah mendesing, seperti kipas angin di rumah kontrakannya.
Kantornya pagi ini sangat riuh sekali, pasalnya ada yang mendapatkan voucher makan di sebuah restoran cepat saji. Jess mendengarkan sambil menguap. Kursi yang ia duduki sudah agak reyot, tapi nyaman bagi sebagian orang. Di tangannya ada kopi yang baru ia ambil di dapur kantor. Semoga saja kopi itu bisa menghilangkan rasa kantuk yang datang.
"Tin, kita baru banyak kerjaan, loh," ujar Daisy. Wanita itu berkata sambil mengoleskan lipstik merah meron di bibirnya.
Austin yang bangga dengan pencapaiannya langsung bersungut-sungut, "Astaga, Day. Kau ini tidak bisa melihat orang lain senang?" gerutunya. "Ini adalah voucher keberuntungan pertamaku. Aku akan menggunakan voucher ini untuk mentraktir Jess. Betul kan, Jess?" tanya Austin sambil menaik-turunkan alisnya menggoda. Sedangkan Jess hanya bisa mencibir pelan.
"Kau ini kalau suka sama orang modal dikit, Tin." celetuk Oscar yang sedang mengetik dikomputernya.
Austin menoleh ke Oscar yang duduk di pojok ruangan, "Heh, kau ini lebih baik fokus dengan kasusmu itu. Ingat, aku lebih tua daripada kau. Jadi..."
"Hormatilah orang yang lebih tua," lanjut Oscar. "Kata-kata template yang sering kau gunakan." ucap Oscar yang membuat Austin menggaruk tengkuknya malu.
"Jadi Jessayang, apakah kau mau keluar besok malam denganku?" tanya Austin kembali ke topik awal, yaitu menggoda Jess.
"Besok malam aku ada janji bertemu klien dengan Jess!" seloroh Daisy sambil menunjuk Austin dengan lipstiknya.
"Ck, kau kan bisa pergi sendiri, Day. Sampai kapan kau akan ditemani Jess, heh?" tanya Austin.
"Hei keriput! Ini kasusku dengan Jess! dia juga punya tanggung jawab menyelesaikan kasus ini bersamaku!" Daisy mulai meledak-ledak.
Jess mulai bosan dengan percakapan ini. Ia kembali ke meja kerjanya, tidak memedulikan Daisy dan Austin yang berdebat dengan brutal. Komputernya memperlihatkan percakapan dengan ibunya yang menanyakan keadaannya selama ini. Ia memang sudah lama jauh dari ibunya karena tuntutan pekerjaan. Tidak sabar juga pulang ke negara asal untuk bertemu ibunya. Tapi saat ini bukan waktu yang tepat. Ayahnya sudah meninggal lima tahun yang lalu meninggalkan arsip-arsip pekerjaannya sebagai seorang detektif.
Itu benar. Jess menjadi seorang detektif karena termotivasi oleh ayahnya sendiri. Sejak dulu ayahnya adalah anggota dari lembaga detektif terkenal di kota. Semua kasus selalu dipecahkan dengan mudah. Ia sangat mengagumi ayahnya. Bahkan saat kecil, ia juga sempat mengoleksi mainan yang berkaitan erat dengan profesi ayahnya.
Sekarang sampai di mana tadi. Ah, soal kasus yang harus Jess selesaikan dengan Daisy besok hari. Jess membuka dokumen lama yang ada di tumpukan meja kerjanya. Dokumen itu berisi data-data yang telah dikumpulkan beberapa bulan terakhir selama menyelidiki kasus ini. Kasus ini pada dasarnya adalah kasus dendam antaranggota keluarga. Hingga terjadi pembunuhan yang berakibat fatal. Kini, pembunuh itu telah mendekam di penjara dan menanggung konsekuensi akibat tindakannya.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
What Is The Next Case?
Gizem / GerilimJess, seorang wanita yang berprofesi sebagai detektif di kotanya. Misteri sebuah kasus selalu ia pecahkan dengan mudah. Berbekal kemampuannya tersebut, ia menerima kasus baru yang cukup banyak diincar oleh detektif lain. Dalam proses penyelidikan, t...
