Epilog

10.3K 455 30
                                    

"Pa.. Papa..." Teriakku dari arah kamar mandi sedikit menggeram karena sakit di perutku. Aku mendengar suara grasak-grusuk dari arah kamarku dan Reynand. Tak lama munculah Reynand di pintu kamar mandi.

"Kenapa Ai?"

"Siapkan mobil, Pa. Sepertinya mama mau melahirkan."

"Hah yang benar. Bukannya harusnya seminggu lagi ya Ai?"

" Duh mana Mama tahu. Ini ketubannya udah pecah. Cepet Pa. Ini sudah sakit banget."

Tiba-tiba wajah Reynand berubah menjadi panik. Dia pun segera menggendongku dan mendudukan ku di tempat tidur. Dia menuju lemari dan mengambil tas besar. Dengan sigap dia memasukkan baju-baju, pakaian dalam serta keperluan lainnya. Duh.. hebatnya suamiku. Meskipun rasanya sakit namun tak ayal tetap membuatku tersenyum.

Setelah semua siap. Reynand menggendongku dan membawaku ke SUV nya.

"Sabar ya Sayang." ucapnya seraya mengecup keningku.

Setengah jam kemudian kami telah sampai dirumah sakit. Setelah mendekati waktunya aku dimasukkan ke dalam ruang bersalin dengan Reynand yang menemaniku.

Ah.. Rasanya sangat sakit sekali. Bunda, maafkan Al kalau selama ini Al banyak salah sama bunda. Namun rasa sakit itu sedikit berkurang karena tangan Reynand yang selalu menggenggamku.

Dia selalu mencium keningku dan mengucapkan kata penyemangat. Hingga aku merasakan basah di pipiku. Aku tidak menangis. Lalu basah ini...

Reynand menangis tanpa suara. Namun mulutnya tetap mengucapkan kata-kata penyemangat dan doa untuk aku dan bayiku.

"Oek Oek" Aku menghembuskan nafas lega setelah mendengar suara tangis bayi.

"Selamat Bu. Bayinya laki-laki." ah... Ternyata laki-laki.

Setelah dibersihkan aku dan bayiku dipindahkan keruang rawat. Disana kedua orangtuaku dan mertuaku telah menungguku dengan harap-harap cemas.

"Selamat ya sayang." Ucap Bunda ketika aku sedang memberikan ASI pertamaku kepada jagoanku.

"Iya Bun. Al minta maaf kalau selama ini Al banyak salah." Bunda tersenyum lembut lalu mengusap kepalaku.

"duh.. cucu Oma ganteng banget. Tapi kok kalian nggak datang kerumah aja. Mommy aja bisa bantu kamu melahirkan" Ucap Mommy sambil mentoel pipi bayi yang ada di dalam dekapanku.

"Hehehe.. Maaf Mom. Tadi panik banget soalnya. Lagi pula tadi masih jam satu pagi. Takut ganggu Mommy." kataku dengan nada menyesal. Serius.. tadi aku dan Reynand tidak kepikiran untuk kemana-mana lagi selain ke Rumah Sakit.

"Yaudah sayang. Yang pentingkan cucu kita lahir dengan selamat." Ujar Daddy menenangkan.

"Iya. Yang penting cucu Oma sehat."

"Mau kalian kasih nama siapa Sayang?" Tanya Ayah kepadaku.

"Rafandra Lazuardi Okumura" Jawab sebuah suara dari arah pintu.

Aku tersenyum melihat suamiku telah berdiri disana. Dia membalas senyumku dan berjalan kearahku. dikecupnya keningku lalu duduk disampingku.

Reynand memang tadi keluar sebentar untuk mengurus administrasi.

"Nama yang indah." Ucap Bunda.

"Ehm.. sepertinya kita perlu membiarkan keluarga baru ini bermesraan." Ucap Daddy yang membuat yang lainnya tertawa.

"Yaudah. Bunda dan Ayah pulang dulu ya sayang."

"Rey, sekarang orang yang harus kamu lindungi bertambah satu. Tanggung jawabmu juga bertambah." Nasihat Daddy sebelum pergi yang dibalas anggukkan oleh Reynand.

Our SecretWhere stories live. Discover now