Aku Pergi

7.6K 498 9
                                    

*Reynand POV

Aku berjalan menuju kelas Devan dengan sebuah kotak ditanganku. Kemarin saat aku menemani Mommy ke Mall aku menemukan barang yang menarik. Barang yang mengingatkanku dengan Alluka. Aku berencana menitipkannya kepada Devan karena hari ini adalah hari terakhir Alluka dirumah sakit dan aku tak dapat bertemu dengannya karena dia yang masih tak mau menemuiku.

Aku memaklumi sikap Alluka padaku itu. karena disini aku memang yang bersikap brengsek. Aku selalu membawa masalah dihidupnya. Wajar jika dia kecewa dan marah padaku. Namun setidaknya aku ingin dia menyimpan sesuatu barang dariku. Dan jika beruntung aku ingin bertemu dengannya sekali saja.

"Dev." Panggilku ketika aku telah didepan Devan.

"Apa?" untungnya Devan sudah tidak marah denganku walau dia sempat menghantamku waktu itu.

"Aku titip ini ke Alluka. Dia masih marah denganku dan tidak mau bertemu denganku. Please, sebelum aku pergi." Kataku dengan nada lesu. Huh..

"Pergi? Kamu mau pergi kemana?" Devan mengernyitkan keningnya tanda dia bingung dengan perkataanku.

"Aku juga nggak tahu. Yang jelas kehadiranku sekarang dihidup Alluka hanya membuatnya terluka." Aku menghembuskan nafasku. "Dan aku yang sekarang masih belum bisa menandinginya. Yah.. kamu tahu sendiri kan."

Aku melihat Devan berfikir.

"Kamu ingin pergi dan bisa pantas bersanding dengan Alluka?" aku hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Devan.

"Sepertinya aku bisa membantumu. Kamu datang saja kerumahku. Ayahku punya solusi untukmu. Lagi pula kemampuanmu itu sangat berguna."

"Maksud kamu?dan kamu tahu kemampuanku?"

"Tidak penting aku tahu dari mana kemampuanmu. Dan datang saja kerumahku. Biar Ayahku yang menjelaskan."

"Baiklah. dan jika nanti aku memang jadi pergi, aku titip alluka." Walau sebenarnya aku yakin Alluka cukup kuat sehingga bisa berdiri sendiri. Dan kilua pasti akan menjaganya juga. Namun tak ada salahnya meminta tolong ke Devan. Dan aku percaya pada Devan jika Devan tak akan suka dengan Alluka karena dia telah cinta mati dengan Kanna.

"Tenang saja." aku kemudian menepuk bahunya singkat sebelum aku kembali kekelasku.

***

*Alluka POV

semenjak kejadian waktu itu Reynand tak pernah lagi menampakkan wajahnya di depanku. Hari ini adalah hari terakhir aku berada dirumah sakit. Meskipun tangan kananku masih harus menggunakan penyangga karena belum boleh digunakan seperti biasanya.

Fikiranku melayang entah kemana, yang jelas aku sangat merindukan Reynand. Dasar cewek labil. Bahkan kamu sendiri yang menolak untuk berbicara dengannya namun kamu juga yang merindukannya. Baru kali ini merasakan perasaan ini sehingga aku masih bingung cara menyikapi perasaan ini. Apakah aku harus mendengar penjelasan Reynand dan membuang segala keegoisanku atau? Akhh.. aku mengacak rambutku dengan tangan kiriku.

"Kenapa Al?" aku langsung melihat kearah pintu. Ternyata disana telah ada Kanna dan Devan dengan masih menggunakan seragam sekolah mereka.

"Hei Kalian. Aku.. aku nggak apa-apa kok. Tadi rambutku agak sedikit gatal saja." kataku mengelak. Tak mungkin kan aku mengatakan jika aku sedang memikirkan Reynand.

"Kamu nggak usah bohong Al. Kamu pikir kita gampang dibohongi apa." Ucap Devan sakratis. Yang hanya di sambut kekehan kecil oleh Kanna.

Aku mencebikkan bibirku dengan kefrontalan Devan. Bagaimana mungkin Kanna bisa menyukai laki-laki yang bahkan tidak bisa berbasa-basi ini.

Our SecretWhere stories live. Discover now