Rahasia Reynand

8.2K 543 2
                                    

aku menilik penampilanku di cermin yang berada di depanku. Huh.. entah ini sudah baju keberapa yang kucoba namun rasanya aku tak puas dengan penampilanku. Padahal biasanya aku masa bodo dengan yang namanya penampilan.

"aaaaa...." aku menghempaskan badanku ke kasur. Tinggal 15 menit lagi dari waktu janjianku dengan Reynand.

"Al, kenapa kamu teriak sayang." Aku pun melihat kearah pintu. Telah ada Bunda yang menongolkan kepalanya.

"Al mau jalan bunda. Tapi bingung mau pakai baju apa."

"emang kamu mau jalan kemana sayang?" tanya bunda sambil memasuki kamarku dan duduk disampingku.

"Ke dufan Bun. Sama temen."

"Biasanya kamu masa bodo dengan penampilanmu. Jalan sama Kanna?"

"Eee. Bukan Bun. Namanya Reynand."

"Pantes mikirin penampilan. Jalannya sama pacar ya?"

"Idih.. Reynand bukan pacar Al bunda." Bunda pun terkekeh melihat aku merengut.

"Penampilanmu seperti biasa saja. laki-laki itu tidak suka sama yang berlebihan dan bukan dirimu. Yakin sama Bunda." Aku pun termenung mendengar perkataan bunda.

Aku pun tertawa kecil. Lagipula untuk apa aku bingung dengan penampilan padahal aku hanya ingin jalan dengan Reynand. Namun entah mengapa ada perasaan ingin tampil lebih baik di depannya.

Aku tetap menuruti perkataan bunda yang menyuruhku bernampilan seperti aku biasanya. Dengan celana jeans 10 cm dibawah lutut dipasangkan dengan kaos lengan pendek warna biru muda dan dilapis cardigan biru tua aku melihat kembali diriku didalam cermin. Not bad. Aku pun mengambil tas selempangku lalu berjalan menuju ruang tamu. Tak lama kemudian agent yang menjaga rumahku mengatakan jika temanku telah menunggu didepan.

Aku berdiri menghampiri Ayah dan Bunda yang sedang asik berpacaran di pinggir kolam renang. Mereka memang tidak berubah. Padahal anaknya sudah besar-besar tapi mereka masih saja romantis.

"Yah Bun, Al jalan dulu ya."

"Hati-hati sayang. Selamat berkencan." Kata Bunda menggodaku. Ayah hanya menatap Bunda dengan pandangan bingung. Aku langsung melesat pergi sebelum ayah bertanya macam-macam.

Aku melihat sebuah Mercedez Benz terparkir didepan gerbang rumahku. memang tak sembarang orang yang bisa masuk kerumah tanpa izin dari aku atau orang tuaku. Dan aku fikir aku akan segera pergi jadi ya Reynand kubiarkan menunggu di mobil.

Tapi, bukankah Mercedez Benz merupakan mobil mahal? Apakah Reynand orang kaya. Kalau dia orang kaya kenapa dia pergi kesekolah menggunakan bus? Reynand menurunkan kaca mobilnya.

"Masuk. Kita sekalian mampir ke kantor Daddyku sebentar. Ada yang ingin aku antar." Aku mengangguk lalu segera berputar dan membuka pintu mobil.

Reynand mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Aku memperbaiki dudukku. Sebenarnya aku ingin bertanya dari tadi kepadanya namun aku bingung apakah pertanyaan itu pantas untuk ditanyakan atau tidak.

"Kenapa gelisah? Ada yang ingin kamu tanyakan?" aku terkaget mendengar perkataannya.

"ee.. kok kamu tahu. Katanya kamu tidak bisa membaca fikiranku."

"Rasanya tak perlu kemampuan seperti itu untuk membaca gelagatmu. Apa yang ingin kamu tanyakan? Soal kenapa aku bisa memakai mobil mahal?"

"nah tu kan. Kamu tahu lagi. Jangan-jangan kamu memang bisa membaca fikiranku." Kataku dengan nada menuduh. Reynand hanya terkekeh. Eh, jarang-jarang dia bisa terkekeh seperti itu.

Our SecretWhere stories live. Discover now