Teman Baru

9.3K 588 14
                                    

 Dengan terburu-buru aku menuruni tangga. Aku harus bergegas jika tidak ingin ketinggalan bus. Langsung saja kusambar roti yang ada di meja makan. Dan memakannya dengan suapan besar. Lalu meminum segelas susu hingga tandas dengan cepat pula.

"Pelan-pelan Sayang." Kata Ayah ketika melihat kelakuanku yang sangat bar-bar ini. Sedangkan Bunda hanya menggelengkan kepala.

"Al harus cepat-cepat Yah. Nanti ketinggalan Bus."

"Semangat ya Sayang. Kamu harus menyelesaikan misi ini kalau memang kamu ingin menjadi agent rahasia." Aku hanya mengangguk membenarkan perkataan Bunda.

Merasa telah selesai dengan sarapanku, aku langsung berdiri dan mencium tangan Ayah dan Bunda.

"Al berangkat dulu."

Memang hanya ada kami bertiga dirumah ini. Adikku Killua sedang berada di Inggris. Di umurnya yang ke 15 dia telah berada di tingkat kedua salah satu senior high school terkenal yang ada di Inggris. Ya, dia sama jeniusnya denganku. Namun jika aku memlilih Amerika untuk tempat menghabiskan masa SMA dan kuliahku, maka killua lebih memilih Inggris.

Bus sudah hampir berjalan saat aku sampai di halte dekat perumahanku. Dengan sigap aku langsung melompat kedalamnya. Untung saja masih ada satu tempat kosong. Tapi..

"Al" pria yang ada duduk disamping tempat kosong itu menegurku. Aku hanya tesenyum kecut melihatnya. Apalagi jika mengingat insiden salah peluk kemarin. Ya pria itu adalah Reynand.

Dengan terpaksa aku duduk disamping Reynand. Tidak mungkinkan aku berdiri sementara masih ada tempat yang kosong.

"Tolong jauhi laki-laki kemarin." Aku langsung menoleh ketika Reynand berbicara. Aku menatapnya dengan pandangan meminta penjelasan.

"Maksud kamu?"

"Laki-laki yang datang kesekolah kemarin. Dia bukan laki-laki sembarangan. Dia laki-laki yang sering berhubungan dengan senjata. Apa dia pacarmu?" aku mendengus mendengar perkatannya.

Yaiyalah kak Novan sering memegang senjata. Dia kan memang agent rahasia. Bahkan senjata api sudah sangat familiar denganku. Apalagi dengan kak Novan.

"Bukan urusanmu." Jawabku singkat.

"Itu urusanku karena aku adalah masa depanmu. Dan kamu tak boleh berhubungan dengan laki-laki lain." Aku hanya melongo mendengarnya. Laki-laki ini....

"Kak Novan bukan orang jahat dan dia hanya kuanggap kakakku. Dan yang terpenting adalah bukan berarti aku jodohmu. Mungkin saja hanya kebetulan kamu tak bisa membaca fikiranku." Aku melipat tanganku di dada.

Hingga.. aku merasakan sesuatu yang kenyal menyentuh pipiku kilat. Aku kaget. Dan aku heran dengan reaksi diriku. Jantungku berdebar kencang. Aku menatap Reynand marah karena dia baru saja mencium pipiku. Dia hanya tersenyum tipis seolah tak ada yang dilakukannya.

"Kamu adalah jodohku." Katanya singkat namun sangat mantap. Aku tak dapat berkata-kata lagi.  "Rozzie merencanakan sesuatu lagi padamu. Kumohon berhati-hati. Aku nggak mau kamu terluka."

"Makasih peringatannya. Tapi please deh. Apa kamu memang tidak mempunyai ekspresi?" tanyaku dengan nada kesal. Memang sih bukan urusanku. Namun dia kan teman sebangkuku. Pasti tidak asik duduk disamping manusia patung.

Kemarin ketika hari pertama saja aku bingung mau melakukan apa. Dia hanya terfokus pada buku ditangannya.

"Maaf kalau kamu kecewa. Tapi aku memang seperti ini." Kemudian Reynand tersenyum tipis. Tipis sekali. namun cukup membuat jantungku berdetak keras karena dia sangat manis jika tersenyum

Huh.. apa sih yang kamu fikirkan Al.

"Bahkan ketika masih di Jepang aku jarang berkomunikasi dengan orang lain. Mungkin karena pengaruh kemampuanku. Aku malas untuk melihat orang yang hanya baik diluar."

Our SecretWhere stories live. Discover now