Bila Rasaku Ini Rasamu

7.3K 520 16
                                    

semenjak kejadian dimana aku sangat kecewa dengan Reynand waktu itu, aku tak pernah berhubungan lagi dengannya. Bahkan ketika dikelas aku memilih mendiamkannya. Sepertinya dia tak juga ambil pusing karena waktunya sekarang banyak dihabiskan dengan Sashi.

Aku memakan sarapanku dengan lambat. Hari ini aku akan menyelesaikan semuanya. Bukti yang aku kumpulkan sudah cukup kuat untuk memberi pelajaran terhadap beberapa murid dan beberapa guru.

"Sudah beberapa hari ini kamu kok murung Sayang?" ucapan bunda menyadarkanku dari lamunanku. Aku gelagapan karena bingung mejawab apa.

"Ah.. masa sih Bun? Cuma perasaan bunda aja kali."

"Hari ini kamu akan menyelesaikan semuanya kan Sayang?" Kali ini giliran Ayah yang bertanya. Aku hanya mengangguk sebagai jawabanku.

"Ayah datang kan nanti?" tanyaku kepada ayah.

"Pasti. Ayah kan pemilik yayasan. Nggak mungkin ayah nggak datang."

Hari ini adalah hari ulangtahun sekolahku. Dan moment inilah yang kugunakan untuk mengungkap semuanya. Aku akan membeberkan semua bukti yang kupunya dan Ayah yang akan menyikapinya.

Bukankah ini yang aku inginkan. Terlepas dari Rozzie and the gank dan menjadi agent LF. Tapi entah mengapa perasaan tidak ingin pergi tetap ada di hatiku. meskipun Reynand sudah tidak peduli denganku lagi tapi aku tetap ingin bisa melihatnya.

Tidak. Aku tidak boleh lemah karena bocah tengil itu.

"Yah, Bun. Al berangkat dulu." setelah mencium kedua pipi orangtuaku aku segera menuju Carport.

Aku langsung memasuki dan menjalankan Range Rover putihku yang baru saja kubeli kemarin. Tak ada lagi Alluka yang culun. Kaca mata besarku pun tak kupakai. Rambut yang biasanya kuikat kali ini kubiarkan tergerai indah. Tas ransel murahan telah menjadi tas ransel dengan merek terkenal. Sepatu lusuh yang biasa menghiasi kakiku menjadi sepatu sport merek terkenal pula. Ya penampilanku memang sedikit tomboy. Namun aku merasa nyaman dengan semua ini.

Setelah memakirkan mobilku di parkiran sekolah, aku segera berjalan menuju kelasku. Akh.. pemandangan menyesakkan kembali menyambutku. Reynand sedang berjalan beriringan bersama Sashi. Sepertinya mereka juga baru tiba kesekolah. Karena jalan mereka yang lambat mengalahi siput sekalipun aku langsung mendahului mereka. Aku merasakan Reynand menatapku lekat dibelakang namun tak kupedulikan.

Saat aku masuk kedalam kelas, semua orang yang ada dikelasku terdiam. Mereka semua melihat kearahku tak terkecuali Rozzie dan temannya yang sedang asik bergosip. Aku hanya melihat mereka sekilas lalu membuang muka.

Aku duduk dibangkuku lalu memainkan ponsel yang kupunya.

"Brakk.." itu kerjaan Rozzie pada mejaku. Aku pun melihatnya.

"Ada apa?"

"Apa-apaan kamu. Mau sok cantik disini hah. Upik abu ya akan menjadi upik abu selamanya. Kamu pikir kamu siapa?"

"Aku siapa? Aku alluka. Masa kamu lupa?"

"Sialan kamu. Mau ngelawan Rozzie huh. Dia itu pemilik sekolah ini." Aku mengerutkan keningku. Pura-pura bingung.

"Yakin. Coba deh telpon ayahmu apakah dia masih memiliki DUA PULUH PERSEN saham disini?" kataku dengan menekankan kata dua puluh persennya.

"Apa maksud kamu?"

"Aku sudah meminta Ayahku untuk membeli 20% saham milik ayahmu. Jadi sekarang sekolah ini milik ayahku seluruhnya?"

"HUH.. jangan ngaku-ngaku kamu. Kamu mau sok berkuasa memangnya."

Our SecretWhere stories live. Discover now