Malam itu, suasana sekolah yang biasanya ramai berubah menjadi sunyi. Hanya terdengar suara jam yang berdetak di setiap kelas. Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam.
Di salah satu ruangan, televisi menyala menampilkan film horor. Seorang penjaga sekolah duduk di atas sofa, pandangannya tidak lepas dari layar bercahaya itu, mengabaikan layar CCTV yang juga tengah menayangkan situasi sekolah.
Tanpa ia sadari, seseorang mengendap-endap memasuki gedung sekolah itu. Bima, seorang murid kelas satu yang baru saja menyelesaikan masa MPLS-nya. Malam itu, ia berencana mengumpulkan bukti rahasia gelap di sekolahnya. Bukan tanpa alasan, ia telah menyadari berbagai keanehan di sekolah barunya—bukan hanya ia saja, tetapi juga teman-temannya.
Walau telah dilarang oleh teman-temannya, Bima tetap nekat. Ia ingin mencari bukti sendiri.
Udara dingin menusuk tubuhnya. Ia berlarian sejak tadi, mencari ruangan yang ia tuju. Dengan senter kecil di tangan, ia menelusuri semua ruangan di gedung itu. Karena tidak menemukan apa-apa, ia kembali ke lantai dasar, berharap menemukan ruangan yang mungkin saja terlewat.
BRUUKKK!
Langkahnya terhenti. Ia mengamati arah sumber suara. Itu hanya sebuah lantai ubin biasa. Tapi setelah diamati lebih saksama, ubin itu tampak berbeda dari yang lain. Ia berlutut, mendekatkan telinganya, lalu mengetuk ubin tersebut.
Tok ... tok ... tok ...
Ia terkejut. Suara dari ubin itu berbeda—bergaung. Seperti ada ruangan kosong di bawahnya. Tanpa pikir panjang, ia merobek secarik kertas dan menulis sesuatu. Setelah itu, ia mulai meraba dinding, mencari tombol rahasia.
Belum sempat menemukannya, wajahnya tiba-tiba tersorot cahaya putih. Bima mendongak. Di saat yang sama, seseorang berteriak.
"NGAPAIN KAMU?!"
Seorang penjaga sekolah melangkah cepat menghampirinya.
Melihat itu, Bima langsung berlari keluar dari gedung, melewati lapangan. Penjaga sekolah itu mengejarnya sambil terus berteriak, menyuruhnya berhenti. Kericuhan itu membuat beberapa penjaga lainnya ikut mengejar.
Bima yang panik mempercepat langkahnya, terus berlari menuju menara. Saat sampai di persimpangan jalan, ia berhenti sejenak. Napasnya tersengal.
Ia kebingungan, sementara para penjaga sekolah masih mengejar dari belakang.
"Sudah tidak ada waktu lagi," pikirnya.
Ia lalu melangkah lurus menuju hutan, bersembunyi di balik pepohonan.
Para penjaga itu berhenti berlari.
"Bukankah kita tidak boleh masuk ke hutan itu?" tanya seorang penjaga berbadan besar sambil membungkuk, napasnya berat.
"Iya, kau benar," jawab penjaga lain yang mengenakan ban lengan berwarna emas. Ia mengeluarkan handy talky.
"ST 1 di sini. Apakah ada barang yang hilang?" tanyanya.
Setelah mendapatkan jawaban, ia memasukkan kembali handy talky itu ke sakunya.
"Kita biarkan saja dia," ucapnya pada penjaga lain.
Mereka semua mengangguk paham, lalu berbalik menuju pos masing-masing.
Sejak tadi, Bima mengamati dari kejauhan. Ia tidak mendengar apa pun yang dikatakan para penjaga itu. Setelah memastikan mereka benar-benar pergi, ia menghela napas lega.
Ia kemudian teringat secarik kertas tadi. Ia memeriksanya—benda itu masih ada di sana.
Akhirnya, ia berdiri dan mulai melangkah perlahan keluar dari hutan.
PFFFTT!
Langkah Bima terhenti. Dalam sepersekian detik, tubuhnya seperti ditusuk sesuatu. Rasa sakit itu menjalar cepat ke seluruh tubuhnya, berubah menjadi panas. Perlahan, bajunya berubah warna menjadi merah.
"Ukh ..."
Darah segar keluar dari mulutnya. Ia tersungkur, pandangannya mulai buram ... lalu gelap.
Hening.
Seseorang melangkah mendekat ke arah Bima. Ia mengangkat sniper-nya ke bahu. Dengan cepat, tangannya memeriksa barang bawaan Bima. Setelah merasa cukup aman, ia menggotong tubuh itu ke arah sungai.
BYUURRR!
Bima terapung di sungai, mengikuti arus. Melihat itu, senyum merekah di wajahnya. Ia melambaikan tangan ke arah tubuh yang hanyut, lalu perlahan menghilang memasuki hutan yang gelap.
YOU ARE READING
CODE: RED
Teen FictionCalista baru saja diterima di SMA Stellar-sekolah paling bergengsi di negeri ini. Di balik gemerlap prestasi dan reputasi yang nyaris sempurna, tersembunyi rahasia kelam yang hanya diketahui segelintir orang. Salah satunya adalah sistem hierarki eks...
