part 01

185 8 0
                                        

Sebagai anak pekerja di keluarga askara, aqeela Selalu membantu sang ibu untuk menyiapkan sarapan  untuk tuan rumah...

"Pagi aqeela."

"Pagi kak harr.." itu permintaan harry untuk tidak menggunakan kata yang terlalu baku padanya.

"Kak, Fattah gak ikut olahraga pagi?"

"Ohh, semalem dia bergadang main game makanya gak ikut pagi ini."

"Ohh gitu, mau sarapan sekarang?"

"Kayanya mandi dulu deh gak enak nih, pada lengket."
.
.
.
.
.

"Pagi.... Mungil." Fattah yang baru saja bangun mencubit pipi aqeela kencang dari belakang.

"Fattah ih!, kebiasaan ya kamu sakit tau."

"Ya elah baru juga gue cubit segitu doang."

"Segitu kamu bilang, sini kamu.." aqeela dan Fattah main kejar-kejaran di dapur dan saat akan berlari aqeela tersandung kakinya sendiri.

Untung nya harry datang tepat waktu dan menahan aqeela.

"Fattah, kenapa sih jahil banget jadi orang, hampir aja aqeela jatoh."

"Ya maaf, lagian lo ceroboh sih."

"Fattah awas ya Lo jahil kaya gitu lagi, bahaya tau."

"Belain aja terus tuh botol Yakult."

"Berisik lo, aqeela makanan nya udah siap kan?"

"Udah kak, kalo gitu aku pergi ke kamar dulu, selamat makan."

"Ehh mau kemana?." Ucap Fattah dan Herry berbarengan dan keduanya saling menatap kesal.

"Kamu belum sarapan kan?, udah ayo bareng kita aja gak enak makan berdua doang apalagi ini banyak."

"Gak kak, nanti aja." Fattah pun berdiri dan menggeser kursi di sebelah nya.

"Yaelah udah sini duduk makan bareng kita, kepala batu benget nih Yakult berjalan." Fattah menarik aqeela untuk duduk di samping nya.

Karena tidak bisa menolak aqeela pun menurut.

.
.
.
.
.

(Halaman belakang.)
(Sore....)

"Aduh gak nyampe nih otak gue kalo di kasih  beginian." Ucap Fattah dan menggaruk kepalanya.

"Kamu kenapa?." Fattah pun menoleh dan melihat aqeela yang baru selesai mandi.

"Akhirnya kebetulan nih, sini bantuin kerjain tugas matematika gue gak ngerti sumpah!"

"Yang mana?"

"Yang ini doang loh." Fattah menunjuk soal yang dia tidak bisa.

"Kalo sebanyak ini mah, gak ngerti semua dong kamu. "

"Ngerti cuma males mikir aja."

"Sama aja, kamu ya gak ada berubah nya dari jaman Smp."

"Kalo gue berubah, Lo kangen lagi sama kelakuan gue yang ngangenin ini...."

"Ish.... Yaudah sini aku ajarin ulang, tapi janji ya harus ngerti aku bakal jelasin se-simple mungkin biar kamu ngerti."

"Gak janji...."

"Terserahlah, jadi...."

Aqeela menjelaskan beberapa dengan cepat dan Fattah bukannya memperhatikan soal, malah menatap aqeela tanpa berkedip.

"Ngerti?." Saat menoleh ke samping nya aqeela kesal.

"Fattah kamu denger aku gak sih, dari tadi aku ngoceh loh."

"Denger kok." Dan masih dengan tatapannya.

"Kalo gitu coba jelasin yang baru aku bilang tadi."

"Hah?" Baru setelah itu dia sadar.

"Tuhkan bener, udah ah kesel sana minta ajarin kak harry aja."

"Ogah banget, udah mah galak bikin gue gak ngerti lagi."

"Kalian lagi belajar?."

"Enggak aku lagi bantuin Fattah kerjain tugas tapi dia gak ngerti-ngerti."

"Percuma kalo ngajar ni anak kamu yang bakal stress, udah kamu kerjain tugas kamu di kamar biar kakak yang ngajar ni anak."

"Gak gue bisa kok sendiri udah lah gue balik kamar dulu."

"Yee.... Mau gue ajarin juga."

"Kalo gitu aku juga balik ke kamar ya kak."

"Eh tunggu, kamu bisa tolong aku gak?."

"Tolong apa kak?"

"Besok pagi kita bisa berangkat sekolah bareng gak?, ada sesuatu yang mau aku beli buat mama."

"Oh ya ampun aku lupa nyonya ulang tahun kan lusa?."

"Dan aku bingung mau beliin dia apa?"

"Boleh, asal gak ngerepotin aja."

"Ya engga lah aku yang ngajak kok."

"Oke....."

.
.
.
.
.
.

(Pagi.....)

"Ayo....."

Saat akan pergi meninggalkan rumah Fattah memanggil dengan teriakan nya.

"Gak usah teriak-teriak fattah."

"Sorry...."

"Yuk..." Fattah menarik aqeela.

"Eh main tarik aja, hari ini aqeela berangkat bareng gue kita berdua ada urusan."

"Gue juga ada urusan sama dia."

"Fattah aku udah janji duluan sama kak Harry, kalo kamu mau sepulang sekolah bisa?."

"Oke."

.
.
.
.
.
.

"

"RED STRING"Where stories live. Discover now