•••
"Bagaimana dengan orang yang masih dan selalu mempertanyakan kehadiran Tuhan-nya? Apa itu benar sesuatu yang buruk dan salah?"
Pertanyaan itu kini terus disampaikan tenang ke dalam tulisan yang terdapat gambar pula di sampingnya. Sebuah langit malam yang dilukis oleh seorang perempuan yang juga menyukai hal yang sama; langit malam. Karena itu adalah pelariannya, saat dia terluka karena dunia.
Banyak yang berubah.
Tidak, mungkin terlalu banyak.
Kehidupan secara tidak langsung membuat perempuan itu kecewa berkali-kali dan merasa tidak layak dicintai. Begitu riuh hingga dia pun sulit mengerti ke mana lagi harus menampung semua rasa sakitnya, rasa gagalnya, atau lagi ... semua rasa kecewa mendalam terhadapnya.
Pada dunia yang dikatakan fana.
Perempuan itu sejatinya juga tidak mengerti, kenapa dia hadir di tengah semua ini. Lalu merasakan hal-hal yang selalu diharap hanya sebatas mimpi. Karena dunia yang diketahui sebagai tempat persinggahan itu, pun selalu membuat dia harus mati rasa berkali-kali.
"Jadi, di mana itu sebuah tempat ternyaman?" Perempuan itu akhirnya bertanya, kini dengan pelan lewat keheningan malam. "Sungguh ada di mana saat aku terluka, butuh tempat pulang, bahkan sekarang? Dan di mana Dia, Tuhan semesta alam saat aku meminta kesembuhan?"
Perempuan itu mendongak, menatap bintang yang berserakan di langit. Saat dia teringat semua kejadian yang terjadi beberapa bulan, atau nyaris mencapai satu tahun terakhir.
"Di mana?" Dia lalu menambahkan. "Bukan hanya dulu, tapi juga sekarang ... di masa aku ingin tenang, ingin berdamai pada keadaan."
Mata perempuan itu tanpa sadar memerah, berkaca-kaca untuk kalimat terakhirnya. Dia baru ingin kembali memertanyakan semua beban di hati pada semesta. Namun, tertahan saat melihat sosok di bawah sana, berdiri di depan pagar dengan penampilan berantakan dan ... seluruh wajah yang kini dipenuhi darah.
Perempuan itu bahkan bersiap menghampiri sebelum mendapati samar gerakan bibir dari lelaki tadi, yang mengucapkan kalimat yang bisa dia terjemahkan sebagai kata...
"Tuhan itu ada, Ra."
•••
.
Bismillah..
Gimana prolognya? Singkat banget, ya? Dan selamat datang di cerita ini juga~ Baik pembaca lama atau baru, tapi bagi pembaca baru disaranin baca Histologi Hati dulu buat kenalan lebih dalam sama tokoh-tokoh di sini sih, hihi..
Yosh, yosh! Jangan lupa tinggalkan jejak, taruh di reading list, dan bantu share, ya? Terima kasih telah menemukan mereka dan sampai jumpa di part selanjutnya.💙
~
Disclaimer: Nama tokoh, tempat kejadian, konflik, ataupun alur/plot dalam cerita ini adalah fiktif. Jika terjadi kesamaan itu adalah kebetulan semata, tidak ada unsur kesengajaan atau menyinggung pihak mana pun sama sekali.
Bumi, 18 November 2025.
© 2025 by IraKarrella. All rights reserved.
.
YOU ARE READING
Langitara
SpiritualTentang Syafra, gadis berkursi roda yang memiliki mata indah dan selalu percaya bahwa langit adalah satu-satunya hal yang tidak mengkhianatinya. Ia mencintai langit dan bintang-bintang, tetapi berhenti mempercayai Penciptanya sejak kehilangan semua...
