14

1.6K 206 16
                                        

Seulgi masih tertidur, napasnya tenang meskipun wajahnya tetap pucat. Jay tidak bergerak dari tempatnya, duduk di sisi tempat tidur sambil tetap menggenggam tangan Seulgi. Ia tidak melepaskan genggamannya sejak mereka memindahkan Seulgi ke J Medical Center setelah penanganan pertama di Korean University Hospital.

Pintu ruangan terbuka. Kyung masuk dengan langkah berat, amarah masih tergambar jelas di wajahnya. Yeri menyusul di belakang, matanya tajam, penuh pertanyaan.

Begitu melihat Jay, tanpa ragu, dia langsung melontarkan,

"Yoo Jaeyi bajingan."

Jay tidak bereaksi. Matanya tetap tertuju pada Seulgi, seolah enggan mengalihkan pandangannya.

"Ini semua rencanamu, bukan?" Yeri langsung menodong pertanyaan tanpa basa-basi. "Kau benar-benar sudah mengatur semuanya sejak awal, huh?"

Kyung mengepalkan tangannya, rahangnya mengencang. "Aku muak melihat ini. Aku muak melihat dia seperti ini. Dan aku muak melihatmu!" Ia menggeram pelan, suaranya terdengar menahan emosi. "Kenapa harus begini lagi, hah?! Kenapa Seulgi selalu berakhir seperti ini?!"

Sebelum Jay sempat membuka mulut, Yeri merogoh ponselnya "Berita sudah berubah," ungkap Yeri sambil melempar ponselnya ke pangkuan Jay.

Layar menampilkan berita terbaru. Awalnya, seluruh media menyudutkan Seulgi dengan tuduhan malapraktik. Tapi kini, headline berubah drastis. Direktur Jung ditangkap, skandal manipulasi kasus malapraktik demi melindungi pasien VIP terungkap, dan semua koneksi yang selama ini menutupi kejahatan rumah sakit perlahan runtuh.

 Direktur Jung ditangkap, skandal manipulasi kasus malapraktik demi melindungi pasien VIP terungkap, dan semua koneksi yang selama ini menutupi kejahatan rumah sakit perlahan runtuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yeri menatap Jay dengan sorot penuh kecurigaan. "Ini semua bukan kebetulan, kan? Apa ini rencanamu sejak awal?"

Jay tidak langsung menjawab. Tatapannya tetap pada layar ponsel, membaca setiap detail berita yang kini memenuhi media. Bibirnya terangkat sedikit—bukan senyum kebahagiaan, melainkan kepuasan yang nyaris tidak terlihat.

Dia sudah tahu ini akan terjadi.Saat dia melangkah masuk ke ruangan Direktur Jung beberapa waktu lalu, dia sudah tahu tidak akan ada kesepakatan yang menguntungkan untuknya maupun Seulgi.

Tidak ada jalan damai. Tidak ada kompromi.

Maka, dia memilih untuk mengikuti permainan Direktur Jung. Bukan sebagai pion, tapi sebagai seseorang yang sudah tahu cara mengatur bidak catur sebelum lawannya menyadarinya.

"Dari awal, aku sudah tahu Direktur Jung tidak akan membiarkan Seulgi pergi begitu saja." Suaranya kini lebih tenang, tapi dingin. "Saat kami berbicara di ruangannya… aku sudah bisa melihat jalannya permainan ini."

Yeri mengernyit. "Permainan?"

Jay mendongak, matanya bertemu dengan Yeri. "Dia ingin menjadikan Seulgi sebagai tameng, sebagai orang yang disalahkan. Aku tahu dia akan melakukan itu. Jadi aku hanya mengikutinya… sampai waktunya tepat untuk membalikkan keadaan."

Until You Notice - Jaeyi Seulgi [ END ]Where stories live. Discover now